Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Kesehatan Spesial

    Prevalensi Penyakit Tidak Menular Meningkat, Penguatan Sistem Deteksi Dini Harus Terus Dilakukan - Tribunnews

    4 min read

    Prevalensi Penyakit Tidak Menular Meningkat, Penguatan Sistem Deteksi Dini Harus Terus Dilakukan - Tribunnews.com



    KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ YOUTUBE
    PENYAKIT TIDAK MENULAR- Di tengah meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia yang mengakibatkan sekitar 73?ri seluruh kematian nasional menurut data WHO, kebutuhan akan deteksi dini dan diagnosis yang akurat menjadi semakin mendesak. 
    Ringkasan Berita:
    • Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia menyebabkan sekitar 73 persen dari seluruh kematian nasional menurut data WHO.
    • Salah satu yang jadi sorotan adalah mengenai peran penting pemeriksaan diagnostik oleh laboratorium sebagai pondasi dalam mewujudkan ketahanan kesehatan nasional.
    • Indonesia hadapi beban penyakit ganda.

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia mengakibatkan sekitar 73?ri seluruh kematian nasional menurut data WHO. Oleh karena itu, kebutuhan akan deteksi dini dan diagnosis yang akurat menjadi semakin mendesak. 

    Atas dasar itulah kemudian para dokter ahli patologi klinik, dokter spesialis, akademisi dan pemangku kesehatan nasional berkumpul guna memperkuat peran diagnostik dalam mendukung kesehatan populasi yang berkelanjutan.

    Salah satu yang jadi sorotan adalah mengenai peran penting pemeriksaan diagnostik oleh laboratorium sebagai pondasi dalam mewujudkan ketahanan kesehatan nasional, sejalan dengan agenda Transformasi Kesehatan 2025–2029 Kementerian Kesehatan RI yang menekankan pendekatan promotif, preventif, dan deteksi dini penyakit.

    Indonesia memang tengah menghadapi beban ganda penyakit (double disease burden) meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker di tengah masih tingginya penyakit menular seperti tuberkulosis dan sepsis.

    Kondisi ini menuntut penguatan sistem deteksi dini yang akurat dan terjangkau agar setiap individu dapat memperoleh intervensi tepat waktu sebelum penyakit berkembang menjadi kronis atau fatal.

    Melalui sesi ilmiah lintas bidang meliputi hematologi, urinalisis, dan hemostasis, seminar tersebut menghadirkan inovasi diagnostik terkini yang dapat langsung diimplementasikan dalam praktik klinis, mulai dari parameter lanjutan pada sepsis, evaluasi anemia dan thalassemia, hingga analisis koagulasi lanjutan untuk deteksi gangguan trombosis. 

    Setiap topik dirancang untuk membantu dokter dan laboratorium mengoptimalkan pemeriksaan dasar yang krusial sehingga diagnosis lebih cepat, terapi lebih tepat, dan biaya layanan kesehatan lebih efisien.

    "Melalui forum ini kami ingin mengajak para praktisi kesehatan bersama-sama memperkuat peran diagnostik sebagai garda terdepan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit di Indonesia," kata Presiden Direktur Sysmex Indonesia, Emilani Nababan S.si, Apt, MBA dalam acara forum diskusi Sysmex Indonesia, Minggu(7/12/2025).

    Sementara itu, Presiden dan CEO Sysmex Asia Pacific Pte. Ltd, Frank J Buescher menekankan pentingnya inovasi berbasis data untuk meningkatkan kesehatan populasi.

    “Inovasi diagnostik tidak lagi berhenti pada hasil pemeriksaan, melainkan menjadi bagian dari ekosistem data yang mendukung pengambilan keputusan klinis dan kebijakan kesehatan. Melalui teknologi terintegrasi seperti Caresphere dan analisis berbasis machine learning, kami berupaya mendukung negara-negara termasuk Indonesia dalam membangun sistem kesehatan yang lebih adaptif dan berkelanjutan," ujarnya.

    Seminar ini juga menyoroti peran digitalisasi dan data-driven diagnostics yang mendukung harmonisasi hasil antar fasilitas dan pengambilan keputusan klinis yang lebih konsisten, sejalan dengan fokus pemerintah pada integrasi sistem informasi kesehatan nasional.

    Medical Scientific & Public Affairs Manager Sysmex Indonesia, Sully Kosasih mengatakan pemeriksaan diagnostik bukan sekadar alat bantu klinis individual, tetapi pilar utama kesehatan populasi dengan deteksi dini yang tepat.

    "Kita dapat menekan beban penyakit kronis, mempercepat pengobatan efektif, dan mendukung sistem kesehatan yang lebih tangguh dan efisien," katanya.

     

    Komentar
    Additional JS