Soal Penetapan Darurat Bencana Nasional, Mendagri: Wisatawan Bisa Batal ke Bali atau Labuan Bajo - Tribunnews
Soal Penetapan Darurat Bencana Nasional, Mendagri: Wisatawan Bisa Batal ke Bali atau Labuan Bajo - Tribunnews.com
Ringkasan Berita:
- Mendagri mengingatkan agar wacana penetapan darurat bencana nasional di Sumatera Barat, Aceh, dan Sumatera Utara dipertimbangkan secara hati-hati
- Tito menegaskan banyak destinasi wisata utama tidak terdampak bencana
- Salah pemahaman dunia internasional bisa berdampak ke sektor wisata dan ekonomi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengingatkan agar wacana penetapan darurat bencana nasional di Sumatera Barat, Aceh, dan Sumatera Utara dipertimbangkan secara hati-hati.
Menurutnya, salah pemahaman dunia internasional bisa berdampak ke sektor wisata dan ekonomi.
“Bencana nasional bisa diasumsikan dari Sabang sampai Merauke. Wisatawan akhirnya batal ke Bali atau Labuan Bajo. Ini merugikan kita,” katanya.
Namun, Tito memastikan penanganan bencana di tiga provinsi sudah maksimal. “Walau belum ditetapkan sebagai bencana nasional, perlakuannya sudah sama seperti penanganan nasional,” pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan jumlah korban meninggal akibat bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera bertambah menjadi 604 orang. Penambahan jumlah korban jiwa tersebut diketahui berdasarkan data di situs Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB), Senin (1/12/2025), yang ter-update pada pukul 17.00 WIB.
"Sumatera Utara 283 jiwa, Sumatera Barat 165 jiwa dan Aceh 156 jiwa," tertulis data di situs Pusatin BNPB, dikutip Senin.
Adapun rinciannya, sebanyak 156 orang meninggal dunia, korban hilang 181 orang dan korban luka 1.800 di Aceh.
Kemudian, korban meninggal sebanyak 165 orang, korban hilang 114 orang, dan 112 orang terluka di Sumatera Barat. Sementara jumlah korban di Sumatera Utara mencapai 283 jiwa, 169 orang hilang, dan 613 orang terluka.
Data Pusdatin BNPB juga mengungkapkan setidaknya sebanyak 3.500 rumah rusak berat, 4.100 rumah rusak sedang, 20.500 rumah rusak ringan. Data ini pun terus di-update secara berkala. "Jembatan rudak 271 unit hingga 282 fasilitas pendidikan rusak," jelas data tersebut.