Survei Sebut Gen Z Paling Tidak Bahagia di Tempat Kerja, Sampai Takut Berangkat ke Kantor! - Viva
Survei Sebut Gen Z Paling Tidak Bahagia di Tempat Kerja, Sampai Takut Berangkat ke Kantor!
Jakarta, VIVA – Dalam dunia kerja modern yang penuh tekanan, isu kebahagiaan karyawan menjadi perhatian besar. Banyak perusahaan mulai memperhatikan kesejahteraan pekerjanya, namun tidak semua kelompok merasakan manfaatnya secara merata.
Di sisi lain, generasi yang baru memasuki pekerjaan, Gen Z, mengalami tantangan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka masuk ke dunia kerja saat ekonomi sedang sulit dan biaya hidup terus naik, sehingga memengaruhi cara mereka memaknai pekerjaan.
Fenomena ini menjadi menarik karena Gen Z dikenal sebagai generasi yang kreatif, cepat beradaptasi, dan punya ekspektasi tinggi terhadap lingkungan kerja yang sehat. Namun realita yang mereka hadapi jauh lebih kompleks, mulai dari tekanan karier awal, pendapatan yang masih rendah, hingga beban kerja yang meningkat, semuanya ikut membentuk tingkat kebahagiaan mereka di kantor.
Menurut laporan terbaru dari platform rekrutmen SEEK, 64 persen pekerja merasa bahagia di tempat kerja, sama seperti tahun sebelumnya. Hanya 12 persen yang mengaku tidak bahagia.
Mayoritas dari peserta survei merasa puas karena pekerjaan memberikan tujuan yang jelas dan tanggung jawab yang bermakna. Lingkungan kerja yang menyenangkan, rekan kerja yang suportif, serta keseimbangan hidup-kerja juga menjadi faktor penting.
Namun rasa puas itu beriringan dengan kekhawatiran. Banyak pekerja mulai cemas tentang keamanan pekerjaan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti. Selain itu, hanya 56 persen responden yang merasa senang dengan manajer langsung mereka. Beberapa juga tidak puas dengan kesempatan pengembangan karier, komitmen perusahaan terhadap lingkungan dan keberlanjutan, gaji, tingkat stres, hingga kepemimpinan dalam perusahaan.
Rob Clark, country manager SEEK, mengatakan bahwa stabilnya tingkat kebahagiaan karyawan cukup menggembirakan meski tekanan ekonomi meningkat. “Yang menonjol adalah meskipun tekanannya besar, pekerja tetap tangguh dan tahu apa yang paling penting bagi mereka,” ujarnya sebagaimana dikutip dari RNZ, Kamis, 4 Desember 2025.
Namun Clark juga menegaskan bahwa banyak faktor lain yang membuat suasana hati pekerja campur aduk. “Karyawan yang lebih bahagia cenderung lebih terlibat, lebih produktif, dan jauh lebih kecil kemungkinan mencari pekerjaan lain. Dengan fokus pada kesejahteraan, tujuan, dan manajemen yang suportif, perusahaan dapat memberikan dampak nyata pada perasaan karyawan di tempat kerja,” sambungnya.
Gen Z Jadi Kelompok Paling Tidak Bahagia
Ilustrasi Stres Kerja di Hari Senin
Di antara seluruh kelompok usia, Gen Z adalah yang paling tidak bahagia di tempat kerja. Hanya 58 persen yang merasa bahagia, dan angka ini naik dari 45 persen pada survei sebelumnya.
Namun menariknya, 40 persen Gen Z mengaku takut atau enggan pergi bekerja. Mereka lebih rentan mengalami burnout, kelelahan, dan tekanan mental.
Clark menjelaskan bahwa banyak Gen Z baru memasuki dunia kerja dan berada di posisi paling awal dalam jenjang karier maupun skala gaji. Namun, mereka cukup puas dengan aspek seperti perhatian terhadap lingkungan dan keberlanjutan, pengakuan atas kontribusi mereka, serta perasaan dihargai atau didengarkan.
Ia menilai kondisi ekonomi saat ini membuat beban kerja meningkat. Banyak karyawan diminta bekerja lebih keras karena sumber daya terbatas, dan Gen Z menjadi kelompok yang paling merasakannya. Selain itu, tekanan biaya hidup membuat keseharian mereka semakin berat.
“Jika gaji tumbuh dan orang dibayar lebih baik, maka sumber daya meningkat, tanggung jawab lebih nyaman dijalani, pekerjaan lebih menyenangkan, dan pada akhirnya meningkatkan kebahagiaan,” kata Clark.