Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Libya Spesial Turki

    Turki Klaim Masalah Kelistrikan Jadi Penyebab Jatuhnya Pesawat Panglima Militer Libya - Tribunnews.

    8 min read

     

    Turki Klaim Masalah Kelistrikan Jadi Penyebab Jatuhnya Pesawat Panglima Militer Libya - Tribunnews.com

    Editor: Febri Prasetyo

    Tangkapan TGRT Haber TV
    PESAWAT JATUH - Tangkap layar TGRT Haber TV terkait kronologi jatuhnya pesawat panglima militer Libya Jenderal Muhammad Ali Ahmad al-Haddad. Ia dan rombongan tewas dalam kecelakaan pesawat saat akan kembali setelah kunjungan Turki, Selasa (23/12/2025) 
    Ringkasan Berita:
    • Jet pribadi Falcon 50 yang membawa Panglima Libya Muhammad Ali Ahmad al-Haddad jatuh dekat Ankara setelah melaporkan kondisi darurat akibat kerusakan kelistrikan
    • Pesawat lepas landas dari Bandara Esenboga menuju Tripoli, namun hilang dari radar saat menurun untuk mendarat kembali
    • kecelakaan menewaskan 8 orang, termasuk al-Haddad dan awak pesawat
    • Wafatnya al-Haddad dinilai sebagai kehilangan besar bagi Libya; pemerintah menetapkan masa berkabung nasional dan banyak tokoh menyampaikan belasungkawa

    TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Turki memberikan pembaruan informasi tentang penyebab jatuhnya pesawat jet pribadi yang mengangkut Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Libya Muhammad Ali Ahmad al-Haddad bersama keempat perwira lainnya pada Selasa (23/12/2025).

    Seperti yang dikabarkan sebelumnya, jet Dassault Falcon 50 yang ditumpangi oleh Muhammad Ali Ahmad al-Haddad tersebut dikabarkan jatuh di dekat Ankara.

    Adapun pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Esenboga Ankara pada pukul 20.17 waktu setempat pada hari Selasa dengan tujuan Tripoli.

    Dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu (24/12/2025), Juru Bicara Kepresidenan Turki Burhanettin Duran menyampaikan bahwa prakiraan sementara jatuhnya pesawat diakibatkan oleh kerusakan kelistrikan

    Dikutip dari Reuters, Duran menyampaikan bahwa dugaan tersebut diperkuat dengan laporan yang pengendali lalu lintas udara atau Air Traffic Control (ATC) pada pukul 20.33 waktu setempat.

    Duran mengatakan bahwa pesawat melapor kepada ATC bahwa pihak mereka mengalami kondisi darurat akibat kerusakan kelistrikan.

    Setelah melaporkan hal tersebut, pesawat yang ditumpangi oleh KSAD Libya ini meminta izin untuk pendaratan darurat sesaat sebelum jatuh di dekat Ankara.

    Rekomendasi Untuk Anda
    Libya Berduka: Panglima Militer dan Rombongan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Sepulang dari Turki

    Petugas ATC di Ankara kemudian mengarahkan pesawat kembali ke Bandara Esenboga dan prosedur darurat segera diaktifkan. 

    Namun sayang, jet tersebut menghilang dari radar pukul 17.36 GMT saat sedang menurun untuk mendarat, dan kontak pun terputus.

    Pejabat Libya dan Turki kemudian mengonfirmasi bahwa pesawat jatuh dan delapan orang tewas dalam kecelakaan ini, termasuk tiga awak pesawat. 

    Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya sebelumnya menyatakan bahwa pesawat meminta pendaratan darurat saat terbang di atas wilayah distrik Haymana, Ankara.

    Ia menambahkan bahwa puing-puing pesawat kemudian ditemukan di dekat desa Kesikkavak di kawasan tersebut.

    Tim pencari dan penyelamat juga langsung tiba di lokasi kecelakaan setelah operasi dikerahkan Kementerian Dalam Negeri Turki.

    Duran menjelaskan bahwa investigasi penyebab kecelakaan masih berlanjut dengan melibatkan semua pihak berwenang terkait termasuk Pemerintah Libya.

    Pihak pejabat Libya sendiri juga mengungkapkan bahwa jet tersebut disewa dan terdaftar di Malta, sementara kepemilikan dan riwayat teknis pesawat akan diteliti sebagai bagian dari proses investigasi.

    Kehilangan Besar bagi Libya

    Sementara itu, Perdana Menteri Libya Abdul-Hamid Dbeibah mengaku negaranya merasakan kehilangan yang amat besar atas meninggalnya Muhammad Ali Ahmad al-Haddad.

    Melalui pernyataan yang diunggah di Facebook, Ddeibah menyebut kecelakaan tragis itu adalah kehilangan besar bagi Libya mengingat al-Haddad memegang peran strategis dalam upaya menyatukan kekuatan militer Libya yang selama ini terfragmentasi, sebagaimana kondisi berbagai lembaga negara lainnya.

    Hingga kini proses penyatuan tersebut masih berjalan dan berada di bawah mediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Selain al-Haddad, empat perwira lain yang turut menjadi korban dalam kecelakaan tersebut adalah Jenderal Al-Fitouri Ghraibil selaku Kepala Pasukan Darat Libya; Brigadir Jenderal Mahmoud Al-Qatawi yang memimpin otoritas manufaktur militer; Mohammed Al-Asawi Diab sebagai penasihat kepala staf; serta Mohammed Omar Ahmed Mahjoub, fotografer militer di kantor kepala staf.

    LIBYA BERDUKA - Tangkap layar YouTube Al Jazeera English, memperlihatkan panglima militer Libya Jenderal Muhammad Ali Ahmad al-Haddad. Ia dan rombongan tewas dalam kecelakaan pesawat saat akan kembali setelah kunjungan Turki, Selasa (23/12/2025)
    LIBYA BERDUKA - Tangkap layar YouTube Al Jazeera English, memperlihatkan panglima militer Libya Jenderal Muhammad Ali Ahmad al-Haddad. Ia dan rombongan tewas dalam kecelakaan pesawat saat akan kembali setelah kunjungan Turki, Selasa (23/12/2025) (tangkapan layar)

    Sementara itu, identitas tiga awak pesawat lainnya belum diumumkan secara resmi kepada publik.

    Pejabat Turki mengungkapkan bahwa puing-puing jet bisnis jenis Falcon 50 ditemukan di sekitar Desa Kesikkavak, Haymana, sebuah wilayah yang berjarak sekitar 45 mil di selatan Ankara.

    Mengutip laporan Al Jazeera, Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) yang diakui PBB dan berkedudukan di Tripoli menetapkan masa berkabung nasional selama tiga hari.

    Dalam pernyataan resminya, GNU menyampaikan bahwa seluruh institusi negara akan mengibarkan bendera setengah tiang, sementara seluruh kegiatan seremonial dan perayaan resmi ditunda.

    Komandan Libya Timur, Khalifa Haftar, juga menyampaikan belasungkawa atas peristiwa tragis itu.

    Selain itu, Dewan Perwakilan Rakyat yang berbasis di Benghazi turut menyampaikan simpati kepada keluarga al-Haddad dan seluruh anggota delegasi yang meninggal dunia.

    Kontributor Al Jazeera, Malik Traina, yang melaporkan langsung dari Tripoli, menyebut wafatnya al-Haddad sebagai “kerugian besar” bagi angkatan bersenjata Libya.

    Menurut Traina, al-Haddad merupakan sosok yang sangat dihormati, tidak hanya di Libya barat, tetapi juga di seluruh penjuru negeri.

    “Di Libya barat, situasinya sangat terpecah. Ada kelompok-kelompok bersenjata kuat yang mengendalikan wilayah luas dan memiliki pengaruh besar terhadap pemerintah. Namun, Mohammed al-Haddad menolak tunduk pada tekanan kelompok-kelompok bersenjata tersebut. Ia selalu berbicara tentang rekonsiliasi,” kata Traina.

    (Tribunnews.com/Bobby)

    pmjepangsww22.jpg
    Komentar
    Additional JS