Warga Aceh Alami Kesulitan Dampak Banjir: BBM Langka, Listrik Padam, Harga Bahan Pokok Naik - NU Online
Warga Aceh Alami Kesulitan Dampak Banjir: BBM Langka, Listrik Padam, Harga Bahan Pokok Naik
NU Online · Kamis, 4 Desember 2025 | 19:30 WIB
Situasi di Posko NU Peduli Bencana, Kabupaten Aceh Besar, pada Kamis (4/12/2025). (Foto: NU Online/Suci)
Banda Aceh, NU Online
Sepekan lebih setelah banjir besar melanda Aceh, warga masih menghadapi banyak kesulitan. Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), pemadaman listrik, kenaikan harga bahan pokok, hingga tersendatnya penyaluran bantuan membuat situasi semakin pelik. Pemerintah daerah dinilai tidak mampu merespons secara memadai.
Pantauan NU Online di sepanjang jalur menuju Posko NU Peduli Bencana menunjukkan seluruh jaringan listrik padam. Beberapa titik hanya mengandalkan genset. Sinyal telepon juga tidak stabil, keluar-masuk bahkan hilang sama sekali, meski kawasan tersebut bukan daerah yang terdampak langsung banjir. Kondisi ini membuat komunikasi dan koordinasi lapangan terhambat.
Ketua PWNU Aceh H Faisal Ali membenarkan situasi itu saat ditemui di Posko NU Peduli Kemanusiaan Musibah Banjir Aceh di Kabupaten Aceh Besar, Kamis (4/12/2025).
Baca Juga
Walhi Aceh Sebut Pembalakan Liar dan Kebun Sawit Jadi Biang Kerok Banjir di Pulau Sumatra
"Kondisi ini di luar penalaran kita, karena banyak orang menganggap banjir ini tidak sedahsyat apa yang kita lihat dalam realita," ujarnya kepada NU Online.
Menurut Faisal, banjir melanda hampir seluruh wilayah Aceh dan menimbulkan ratusan korban jiwa. Fasilitas umum nyaris lumpuh.
"Kegiatan seperti ini lah hal-hal ini menghambat upaya bantuan ke masyarakat," jelasnya.
Semestinya, kata Faisal, bantuan ini bisa dilakukan oleh masyarakat Aceh yang tidak terdampak namun sulitnya komunikasi membuat mobilisasi sulit dilakukan.
Baca Juga
Gusdurian Aceh Ungkap Anak-Anak Alami Trauma Psikologis Pascabanjir dan Longsor
"Problemnya adalah makanan pokok, BBM, di daerah-daerah dan komunikasi juga bermasalah," katanya.
Masih ada masyarakat yang tidak bisa keluar. Walaupun hujan sudah berhenti, air masih menggenang. Beberapa masih bertahan di atap rumah, anak-anak sakit, serta tidak memiliki pakaian bersih.
"Mereka tidak mampu menjangkau kebutuhan itu tanpa bantuan pemerintah yang optimal," katanya.
Meski pemerintah belum menetapkan status bencana nasional, Faisal menilai kondisi di lapangan sudah mencerminkan situasi tersebut.
Baca Juga
2,4 Ribu Warga Mengungsi akibat Banjir Aceh Timur, Ansor Salurkan Bantuan
"Kami di Banda Aceh memang tidak terdampak langsung, tetapi kami punya masalah lain untuk membantu daerah yang terkena musibah. Kami tidak punya BBM untuk bergerak, harga makanan pokok melambung dan ini pelajaran bagi kita semuanya bahwa kita belum siap menghadapi musibah seperti di Aceh," jelasnya.
Ia berharap pengambil kebijakan dalam hal ini pemerintah agar mengutamakan penyelematan manusia mengingat masih banyak warga belum terevakuasi.
"Harapan kami kepada agar penyelamatan manusia harus diutamakan karena masih ada masyarakat yang tidak bisa keluar walaupun hujannya sudah tidak ada tapi airnya masih menggenang," jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa hal-hal seperti penjarahan minimarket sudah mulai terjadi akibat warga terdampak kelaparan.
“Sudah banyak telepon, warga butuh beras, tidak ada baju, tidak ada BBM," katanya.
Faisal juga menceritakan kondisi pesantren yang diasuhnya. Selain sinyal yang sulit, mereka kesulitan memasak karena tidak ada gas dan terpaksa menggunakan kayu. Jatah makan santri yang biasanya tiga kali sehari kini hanya dua kali.
Baca Juga
Korban Banjir Aceh Bertambah, PC ISNU Pidie Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak
"Gimana mau masak? Mencari gas saja susah. Ada pun hanya kayu, dan memasak dengan kayu itu lama,” katanya.
Baginya, bencana yang terjadi di Aceh saat ini terasa seperti tsunami kecil.
NU Care LAZISNU PBNU bersama tiga tim lainnya langsung mengunjungi ketua PWNU dan LAZISNU Aceh.
Mereka mendirikan Posko NU Peduli yang berpusat di dua titik. Pertama, di MPU Aceh, Jalan Soekarno-Hatta, Lampeuneurut, Tingkeum, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar.
Kedua, di Jalan Mohd Thahier Nomor 9 Komplek Dayah Thalibul Huda Darul Imarah, Aceh Besar.
"PWNU satuan komandonya di sana. Pusat informasi dan konsolifadi di sana. Kantor PWNU posko logistik. Nanti masyarakat mencari informasi ke sana. Posko yang sudah ada sembako, pakaian dan bahan makanan serta sembako," kata Wakil Direktur Fundraising, Humas, dan IT NU Care-LAZISNU PBNU, Anik Rifkoh.
"Kami dari LAZISNU pusat tim pertama yang turun. Insyaallah akan ada tim-tim berikutnya yang akan membantu," katanya.
Relawan NU Peduli Aceh, Muhammad Idris, yang ditemui saat memilah pakaian donasi, mengatakan posko telah berjalan empat hari. Sembako serta pakaian untuk anak-anak, dewasa, dan lansia telah dihimpun dan siap dikirim ke daerah-daerah terdampak seperti Pidie Jaya dan Bireuen.
"Jadi kami sortir pakaian yang akan dibagikan setiap daerah terdampak banjir seperti Pidie Jaya, Bereun, dan lainnya," kata Idris.
Bagi masyarakat yang ingin mengirimkan bantuan secara langsung ke lokasi bisa di Posko NU Peduli Bencana beralamat di MPU Aceh jalan Soekarno-Hatta, Lampeuneurut, Tingkeum, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar.
Selain itu, bisa disalurkan melalui BCA 06833311926 atas nama Yayasan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah NU atau BSI 7779876777 atas nama PP Lazisnu NU non Zakat.
Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: https://filantropi.nu.or.id/galang-dana/yuk-bantu-korban-bencana-di-indonesia