Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured

    Pesawat Pengintai AS Hampir Tabrak Pesawat Sipil, Rusia Protes - Kompas dunia

    2 min read

     

    Pesawat Pengintai AS Hampir Tabrak Pesawat Sipil, Rusia Protes

    Kompas dunia | 6 Desember 2021 | 17:06 WIB
    Ilustrasi pesawat Airbus maskapai Aeroflot Rusia yang hampir ditabrak pesawat pengintai AS pada Jumat (3/12/2021). (Sumber: Aeroflot)

    MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia menuduh Amerika Serikat (AS) membahayakan nyawa warga sipil akibat ulah pesawat pengintai mereka. Sebuah pesawat pengintai AS dilaporkan hampir menabrak dua pesawat penerbangan sipil pada Jumat (3/12/2021).

    Menurut Badan Transportasi Udara Rusia, sebuah pesawat pengintai CL-600 milik AS terbang di atas Laut Hitam pada pagi hari 3 Desember. Pesawat tersebut diduga melanggar jalur penerbangan maskapai sipil.

    Pesawat itu tadinya terbang di ketinggian 11.000 meter. Namun, ia tiba-tiba turun ke ketinggian 9.200 meter.

    Hasilnya, pesawat pengintai CL-600 disebut hampir menabrak dua pesawat. Satu pesawat milik Aeroflot, maskapai asal Rusia, dan satunya milik Malta.

    Dua pesawat itu pun mesti mengubah jalur penerbangan untuk menghindari tabrakan. Untungnya, mereka berubah jalur tepat pada waktunya.

    Akibat kejadian ini, Kementerian Luar Negeri Rusia menuding AS menghadirkan “ancaman bagi penerbangan sipil” di Laut Hitam.

    “Hanya karena insiden udara di atas perairan internasional Laut Hitam bisa dicegah, itu tidak berarti AS dan NATO bisa membahayakan nyawa orang lain dengan impunitas,” kata Juru Bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova dikutip DW.

    Rusia menyebut pesawat pengintai AS tidak berusaha menjalin komunikasi radio sebelumnya. Pesawat itu juga disebut tidak menanggapi kontak dari pengawas lalu-lintas udara Rusia.

    Kementerian Luar Negeri Rusia pun hendak mengirim protes diplomatik resmi atas aksi pesawat pengintai AS tersebut.

    Hubungan Rusia dan AS sendiri sedang tegang akibat situasi di perbatasan Ukraina. Laporan intelijen AS menuduh Kremlin hendak menginvasi Ukraina dengan 175.000 pasukan.

    Situasi Ukraina sendiri akan dibicarakan Presiden Joe Biden dan Presiden Vladimir Putin dalam pertemuan besok atau Selasa (7/12).

    Komentar
    Additional JS