Penendang Sesajen di Lereng Semeru Pernah Kuliah di UIN Yogyakarta, Begini Penjelasan Rektor - inews

 

Penendang Sesajen di Lereng Semeru Pernah Kuliah di UIN Yogyakarta, Begini Penjelasan Rektor

Antara
Penendang Sesajen di Lereng Semeru Pernah Kuliah di UIN Yogyakarta, Begini Penjelasan Rektor
Rektor UIN Suka Yogyakarta Prof Al makin memberikan keterangan pers di kampusnya, Jumat (14/1/2022)/. (Foto: antara). Foto

YOGYAKARTA, iNews.id – Tersangka kasus penendang Sesajen di Lereng Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, HF pernah mengenyam pendidikan di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta. Namun semenjak 2013/2014 dia dinyatakan drop out (DO) karena tidak membayar registrasi kuliah. 

HF pernah tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah UIN Suka Yogyakarta angkatan 2008. Dia menempuh pendidikan selama enam semester. Pria kelahiran Wonosobo, Jateng itu dinyatakan drop out (DO) pada Tahun Akademik 2013/2014 karena tidak lagi melakukan pembayaran daftar ulang lebih dari tiga kali.

“Mulai 2011 sampai 2012 sudah tidak lagi melakukan pembayaran maka saudara HF ini sudah dinyatakan drop out,” kata Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin, di kampusnya, Jumat (14/1/2022). 

Al makin mengajak Bangsa Indonesia, masyarakat Lumajang untuk memaafkan HF. Apalagi dia sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Jatim. Memaafkan merupakan bagian cerminan bangsa yang memegang teguh Bhineka Tunggal Ika. 

"Kepada seluruh warga Indonesia, pemerintah, terutama Kabupaten Lumajang, tolong semuanya memaafkan saudara HF," katanya.

Bangsa Indonesia, kata Al Makin, mengakui keberagaman, kebhinekaan, toleransi, Pancasila, serta UUD 1945. Untuk itulah segala bentuk hujatan harus segera dihentikan.  

“Tolong beri contoh kepada yang bersangkutan, kita adalah bangsa yang pemaaf. Beri pelajaran dengan cara lapangkan dada supaya yang bersangkutan juga belajar bahwa berbeda itu tidak apa-apa,” ujarnya. 

Al Makin mengaku kecewa dengan sikap HF yang menendang sesajen, karena tidak selaras dengan nilai-nilai yang selama ini ditanamkan di UIN Suka Yogyakarta. Apalagi HF pernah mengeyam pendidikan di UIN Suka Yogyakarta yang banyak memiliki tradisi yang kuat dalam menginisiasi dialog antaragama, internalagama, serta kepercayaan.

“Tidak sedikit antroplog dari berbagai negara yang meneliti UIN sebagai kampus peletak dasar toleransi sehingga memengaruhi kerukunan di tanah air,” ujarnya. 
 
Bangsa Indonesia semestinya hidup selaras dan harmonis karena di Indonesia terdapat enam agama yang diakui serta lebih kurang 1.300 macam aliran kepercayaan yang berdampingan. Ia optimistis sikap memaafkan dengan menghentikan hujatan akan menjadi pendidikan dan pelajaran yang luar biasa bagi HF.

"Balas dendam terbaik adalah tidak mengulang perbuatan yang sama," kata Al Makin.

Editor : Kuntadi Kuntadi

Bagikan Artikel:
line sharing button

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya