NATO Tolak Seruan Presiden Ukraina soal Zona Larangan Terbang: Kami Bukan Bagian dari Konflik Ini - Bangka Pos
NATO Tolak Seruan Presiden Ukraina soal Zona Larangan Terbang: Kami Bukan Bagian dari Konflik Ini - Halaman all
Editor: fitriadi

BANGKAPOS.COM – Seruan Ukraina untuk membentuk zona larangan terbang di atas negara itu mendapat penolakan dari NATO.
NATO, sebuah organisasi aliansi militer dari sejumlah negara, dengan tegas pihaknya bukan bagian dari konflik di Ukraina.
NATO menyatakan kehadiran pasukannya hanya untuk mencegah perang ini meningkat di luar Ukraina karena itu akan lebih berbahaya bagi banyak manusia.
Dilansir dari Kompas.com, NATO menolak seruan Ukraina untuk menerapkan zona larangan terbang untuk membantu melindungi langitnya dari rudal dan pesawat tempur Rusia.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta NATO untuk membentuk zona larangan terbang di atas Ukraina.
Pada Jumat (4/3/2022), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, mereka bukanlah bagian dari konflik Ukraina.
"Kami bukan bagian dari konflik ini," kata Stoltenberg setelah pertemuan NATO di Brussels, dalam menolak permintaan Ukraina, sebagaimana dilansir Reuters.
Penolakan tersebut merupakan pertanda bahwa NATO masih waspada agar tidak terseret ke dalam perang antara Rusia dengan Ukraina.
“Kami memiliki tanggung jawab sebagai sekutu NATO untuk mencegah perang ini meningkat di luar Ukraina karena itu akan lebih berbahaya, lebih menghancurkan, dan akan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia,” sambung Stoltenberg.
Kendati demikian, Eropa menjanjikan lebih banyak sanksi untuk menghukum Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ukraina, ingin bergabung dengan Uni Eropa dan NATO, tindakan yang menurut Moskwa mengancam keamanan dan pengaruhnya. Menanggapi penolakan NATO tersebut, Zelensky mengkritiknya dengan keras.
“Hari ini ada pertemuan NATO, pertemuan yang lemah, pertemuan yang membingungkan, pertemuan di mana jelas bahwa tidak semua orang menganggap pertempuran untuk kebebasan Eropa sebagai tujuan nomor satu,” kata Zelensky dalam pidato yang disiarkan televisi pada Jumat malam waktu setempat.
“Hari ini, pimpinan aliansi memberi lampu hijau untuk pengeboman lebih lanjut di kota-kota dan desa-desa Ukraina, setelah menolak untuk menetapkan zona larangan terbang,” sambung Zelensky.
Sebagai aliansi militer, NATO yang beranggotakan 30 orang terikat untuk saling membela jika terjadi serangan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa NATO itu akan mempertahankan setiap jengkal wilayah NATO.
“Aliansi kami adalah aliansi defensif. Kami tidak mencari konflik. Tapi jika konflik datang kepada kami, kami siap,” kata Blinken. Blinken mengatakan, pihaknya akan terus membuat Putin tertekan kecuali jika dia mengubah arahnya.
Akankah NATO terlibat dalam perang di Ukraina?
Dilansir dari Al Jazeera, Aliansi NATO mengatakan tidak mencari perang tetapi siap untuk itu setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Para menteri luar negeri NATO telah bertemu di Brussel untuk pertemuan puncak khusus tentang Ukraina.
Aliansi tersebut telah memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan lingkaran dalamnya.
Dan AS mengejar para pemimpin bisnis yang terkait erat dengan Kremlin.
Tapi semua ini tampaknya tidak mempengaruhi Putin untuk menarik kembali pasukannya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan NATO tidak ingin konfrontasi dengan Moskow - tetapi siap jika konflik datang. (Kompas.com/Danur Lambang Pristiandaru/Al Jazeera)