Skenario China Terendus, Beijing Mulai Uji Nyali AS di Tengah Invasi Rusia ke Ukraina - PIKIRAN RAKYAT
Skenario China Terendus, Beijing Mulai Uji Nyali AS di Tengah Invasi Rusia ke Ukraina
PIKIRAN RAKYAT - Secara diam-diam, China sedang menguji Amerika Serikat (AS) di tengah operasi khusus Rusia ke Ukraina.
China sedang mempersiapkan skenario besar, baik terkait kondisi geopolitik global maupun terkait Taiwan yang selama ini hendak diakuisisi oleh mereka.
China terus mengikuti perkembangan krisis di Ukraina. Mereka membaca peluang di tengah pertikaian antara Rusia dan Ukraina.
Lebih dari itu, China juga mulai mengantisipasi barisan Sekutu dan Amerika Serikat yang mulai mengirimkan bantuan ke Ukraina.
China tidak memberikan sanksi kepada Rusia sebagaimana yang dilakukan negara-negara Barat.
China juga sempat menyatakan di hadapan Presiden Rusia Vladimir Putin ihwal ketidaksetujuan mereka jika NATO memperluas cakupannya hingga ke Ukraina.
Pertemuan Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping beberapa pekan lalu, akan tampak hasilnya dalam beberapa pekan ke depan.
Dikutip Pikiran-rakyat.com (PR) dari Skynewsarabia pada 12 Februari 2022, ada 3 konteks dasar yang dijadikan pijakan China saat ini.

Pertama, terkait dengan apa yang dapat diperoleh Beijing dengan mengurangi tekanan yang dihadapinya dari pihak Amerika.
Kedua, sebagaimana telah diungkapkan oleh para pengamat, mempertimbangkan krisis Ukraina sebagai stasiun eksplorasi bagi China.
Ketiga, krisis Ukraina membuat China ada di posisi strategis karena krisis Ukraina dan kondisi geopolitik global terkait satu sama lain.
Hal itu bisa dilakukan China untuk menguji reaksi Washington dan Barat dalam hal invasi Rusia ke Ukraina.
Dari sana, China akan mendapat gambaran yang lebih jelas tentang opsi terkait Taiwan.
Apa yang dilakukan Beijing saat ini ternyata sudah diperingatkan mantan duta besar AS untuk PBB, Nikki Haley.
“Satu-satunya hal yang membuat masalah Ukraina-Rusia sangat penting adalah bahwa China mengawasinya. Masalah ini akan menentukan apakah Beijing percaya untuk bergerak maju mencaplok Taiwan," katanya.
Sementara itu, pakar China Nadia Helmy mengatakan, krisis Ukraina berpotensi menciptakan tatanan dunia yang baru.

"Krisis Ukraina memiliki ciri-ciri tatanan dunia baru, dan perpecahan global yang tajam yang disaksikan dunia. Ini soal Amerika Serikat dan negara-negara sekutu di satu sisi, dan China dan Rusia di sisi lainnya," kata dia.
Nadia pun melihat kesepakatan China-Rusia tentang perlunya menghadapi Washington dan sekutunya.
Selain itu, dia melihat bahwa China berusaha untuk mengurangi tekanan dari Taiwan, seiring dukungan Barat dan AS terfokus untuk Ukraina dalam menghadapi Rusia.
Helmy menjelaskan bahwa keuntungan atau peluang yang paling menonjol bagi China dari krisis Ukraina terkait dengan masalah menyatukan front tuntutan dan ini diwakili dalam mengeluarkan pernyataan bersama di mana ditekankan bahwa Moskow dan Beijing menentang ekspansi NATO di masa depan.***