Pemerintah Dorong Industri Kesehatan Syariah di Indonesia, ini Strateginya | merdeka.com
Merdeka.com - Pemerintah terus mendorong pengembangan industri kesehatan syariah. Hal itu seiring masih kurangnya rumah sakit syariah di Indonesia yang memiliki sertifikasi resmi.
"Pemerintah terus mendorong pengembangan industri kesehatan syariah yang akan mendukung kekuatan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia," kata Wapres Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan dalam webinar nasional 'peran rumah sakit syariah dalam ekosistem ekonomi syariah di Indonesia', Senin (28/2).
Dia merinci dari data Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) pada 12 Januari 2022, saat ini terdapat 3.120 rumah sakit di Indonesia. Terdiri dari rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah. Sekitar 500 RS menjadi anggota MUKISI.
Kemudian Dari 71 rumah sakit syariah yang ada di Indonesia, hanya 24 yang telah mendapatkan sertifikat resmi. Selebihnya Kata Ma'ruf ada 9 rumah sakit dalam proses pra survei, 18 pendampingan, 2 re-sertifikasi syariah, dan 18 sedang proses mendaftar pendampingan.
Wapres Ma'ruf menjelaskan industri kesehatan syariah tidak hanya melibatkan institusi penyedia layanan kesehatan syariah seperti rumah sakit, tetapi juga penyedia fasilitas seperti alat kesehatan, obat-obatan dan farmasi. Ke depan diharapkan Wapres Ma'ruf semakin banyak tersedia layanan kesehatan syariah yang terstandarisasi dan produk-produk halal dalam industri kesehatan.
Enam Pilar Transformasi Sistem Kesehatan

Wapres Ma'ruf juga merinci pemerintah telah mencanangkan enam pilar transformasi sistem kesehatan. Salah satunya adalah transformasi sistem rujukan/rumah sakit, dengan tujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan rumah sakit.
Adapun transformasi dilakukan antara lain melalui akreditasi rumah sakit, sister hospital dengan rumah sakit unggulan di luar negeri, pengembangan center of excellence, serta pendidikan dan penelitian.
"Saat ini rumah sakit menghadapi beban ganda pelayanan kesehatan. Selain memberikan pelayanan kesehatan pasien umum, juga harus memberikan pelayanan kepada pasien Covid-19," bebernya.
Wapres Ma'ruf berharap rumah sakit harus membuat berbagai inovasi agar tetap mampu memberikan pelayanan kesehatan dengan baik dan optimal. Memanfaatkan digitalisasi pelayanan kesehatan seperti telemedicine.
"Sekalipun beban rumah sakit meningkat di masa pandemi, saya berharap rumah sakit tetap mengedepankan kualitas/mutu pelayanannya, termasuk rumah sakit syariah," pungkasnya.
(mdk/bim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar