Ukraina Sebut Jumlah Korban Sipil Akibat Invasi Rusia Lampaui Korban Militer
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan bahwa jumlah korban sipil yang tewas dalam serangan pasukan Rusia jauh lebih tinggi daripada korban militer. Reznikov menuduh pasukan Rusia terus menyerang target sipil bahkan menyandera warga sipil dalam invasinya.
Seperti dilansir Reuters dan kantor berita Ukraina, Ukrinform, Jumat (11/3/2022), hal tersebut diungkapkan Reznikov dalam pernyataannya via Facebook. Namun dia tidak menyebutkan secara rinci mengenai jumlah korban sipil dan korban militer yang dimaksudkannya.
"Setelah menderita kerugian yang besar, penjajah Rusia melancarkan perang teroris. Mereka berperilaku seperti penjahat dan pengecut. Mereka membunuh dan menyandera warga sipil, wanita dan anak-anak," tuduh Reznikov dalam pernyataannya.
"Hingga 10 Maret, jumlah warga sipil yang dibunuh oleh penjajah Rusia melebihi jumlah militer yang gugur dalam pertempuran. Saya ingin ini didengar tidak hanya di Ukraina, tapi juga di seluruh dunia," tegasnya.
"Kremlin mengebom sekolah-sekolah, klinik, rumah sakit bersalin. Moskow tidak melindungi siapapun -- mereka menghancurkan. Mereka tidak mampu bertempur melawan tentara kita, garda nasional, pertahanan wilayah, jadi mereka menyerang yang paling rentan," sebut Reznikov.
Otoritas Ukraina belum merilis data terbaru soal jumlah korban tewas akibat serangan militer Rusia di wilayahnya.
Namun sebelumnya, seperti dilansir CNN, Kantor HAM Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan sedikitnya 549 warga sipil tewas di Ukraina sejak Rusia memulai invasi pada 24 Februari lalu. Laporan PBB juga menyebut 957 warga sipil lainnya mengalami luka-luka di Ukraina.
Meski demikian, PBB meyakini jumlah korban perang sebenarnya di Ukraina jauh lebih tinggi dari angka-angka tersebut.
(nvc/ita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar