Pilihan

Dua Profesor Termuda di Dunia yang Berasal dari Indonesia, Ada Lulusan UGM - detikedu

 

Dua Profesor Termuda di Dunia yang Berasal dari Indonesia, Ada Lulusan UGM

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 03 Apr 2022 10:00 WIB
Agus Pulung
Profesor termuda dari Indonesia Agus Pulung Sasmito. Foto: dok pribadi
Jakarta -

Meraih gelar profesor tentunya membutuhkan usaha yang tak mudah dan membutuhkan perjalanan panjang. Pengajuan gelar profesor di Indonesia sendiri diatur melalui Permenpan RB nomor 46. Kandidat perlu memiliki pendidikan sampai tingkat S3 atau doktor dan berpengalaman sebagai dosen minimal selama 10 tahun.

Sementara, di luar negeri gelar profesor bisa didapat jika seseorang punya kemampuan akademis yang dinilai sangat mumpuni untuk mendapatkan gelar tersebut. Beberapa syarat lain juga mirip dengan yang ada di Indonesia.

Namun, apakah detikers tahu ada beberapa orang yang sudah menjadi profesor ketika usianya masih sangat muda? Dua di antaranya bahkan berasal dari Indonesia, lo.

4 Profesor Termuda di Dunia

1. Erik Demaine

Erik Demaine sudah menunjukkan inteligensinya yang tinggi sejak usia 7 tahun. Pria asal Kanada ini pernah berpetualang bersama ayahnya ke Amerika Utara saat umurnya 12 tahun dan melakukan sekolah jarak jauh.

Gelar sarjana diraihnya ketika berusia 14 tahun, dari Dalhousie University, Kanada. Demaine pun meraih gelar profesor termuda ketika berumur 20 tahun di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Dikutip dari blog resminya, Demaine kini juga menjadi pengajar MIT untuk jurusan Ilmu Komputer. Dia mempunyai minat meneliti geometri, algoritma, serta komputasi dalam game. Meski begitu, hobinya justru di bidang seni seperti teater, sulap, origami, atau juggling.

2. Alia Sabur

Disebutkan dari detiknews, Alia Sabur mendapatkan gelar profesor ketika usianya masih 19 tahun. Berdasarkan Guinness Books of Records, dia menjadi profesor termuda sepanjang sejarah.

Kecerdasan Alia bisa ditelusuri sejak masih balita. Dia mampu berbicara dan membaca saat masih 8 bulan. Alia juga sudah tamat SD saat masih 5 tahun.

Bangku perkuliahan dijajaki Alia ketika dia 10 tahun. Oleh sebab itu, gelar sarjana diraihnya saat masih 14 tahun. Alia pada saat itu meraih gelar sarjana Sains dalam Bidang Matematika Aplikasi dari University of Stony Brook.

Dia selanjutnya memperoleh gelar master dan Ph.D di University of Drexel untuk jurusan sains dan teknik. Alia juga sempat menjadi pengajar Konkuk University tahun 2008.

Selain unggul di bidang akademik, Alia pun punya kecerdasan memainkan alat musik. Di bidang olahraga, dia adalah pemegang sabuk hitam taekwondo.

3. Agus Pulung Sasmito

Agus Pulung Sasmito adalah peraih gelar profesor termuda yang berasal dari Wonosobo. Dia pernah menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada jurusan Teknik Fisika.

Agus meraih gelar sarjananya tahun 2005 dan pada tahun berikutnya memperoleh beasiswa di National University of Singapore (NUS). Di kampus kenamaan Singapura itu, dia mengambil jurusan Teknik Mesin.

Pada tahun kedua perkuliahan, Agus mendapat tawaran dari pembimbingnya untuk meneruskan ke gelar doktor tanpa merampungkan S2. Program yang diusulkan pembimbingnya itu disebut direct PhD.

Agus kemudian berlanjut ke jenjang professorship dan mengajar sekaligus menjadi peneliti di McGill University tahun 2013. Pada waktu itu usianya 32 tahun.

4. Nelson Tansu

Profesor termuda lain dari Indonesia adalah Nelson Tansu. Dikatakan dalam buku Ilmuwan Indonesia Gapai Citamu, Terangi Negerimu oleh Aisyah Khoirunnisa, Nelson Tansu merupakan kelahiran 20 Oktober 1977. Dia berasal dari Medan, Sumatra Utara.

Nelson merupakan anak dari Iskandar Tansu dan Lily Auw. Anak kedua dari tiga bersaudara ini punya latar belakang keluarga yang memandang pendidikan sebagai hal utama.

Nelson pernah kuliah di Universitas Wisconsin, Amerika Serikat dengan beasiswa. Dia juga mendapat gelar profesor muda sebelum umur 25 tahun di tempatnya menimba ilmu.

Ada dua penemuan Nelson yang bermanfaat untuk masyarakat luas. Salah satunya dipergunakan oleh sejumlah perusahaan dalam membuat laser serta lampu LED. Pemanfaatan LED sendiri bisa menghemat energi amat besar.

Itulah 4 profesor termuda di dunia di mana dua di antaranya adalah orang Indonesia. Membanggakan, bukan?




Simak Video "Laporan Balik Rektor Ibnu Chaldun soal Pencemaran Nama Baik Diterima Polisi"


(nah/faz)

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek