Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Korea Selatan Ukraina

    Pernah Bantu Peralatan Medis, Korea Selatan Kini Tolak Pasok Senjata Mematikan ke Kiev Ukraina - Tribunnews

    3 min read

     

    Pernah Bantu Peralatan Medis, Korea Selatan Kini Tolak Pasok Senjata Mematikan ke Kiev Ukraina - Halaman all

    Ilustrasi - Asap mengepul setelah serangan Rusia di pusat perbelanjaan Retroville dan distrik perumahan Kiev, Ukraina pada 21 Maret 2022.
    Ilustrasi - Asap mengepul setelah serangan Rusia di pusat perbelanjaan Retroville dan distrik perumahan Kiev, Ukraina pada 21 Maret 2022.

    TRIBUNKALTIM.CO - Korea Selatan menolak untuk memasok senjata mematikan ke Kiev di tengah kecamuk perang Rusia vs Ukraina.

    Menteri Pertahanan Korea Selatan, Suh Wook menegaskan kembali bahwa dia menganggap pengiriman senjata mematikan ke Ukraina bermasalah.

    Hal itu terungkap selama percakapan telepon pada 8 April 2022 dengan timpalannya dari Ukraina, Alexey Reznikov.

    Demikian dilaporkan Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea, Boo Seung-chan, pada hari Senin lalu.

    "Suh telah menjelaskan bahwa ada batasan dalam menyediakan sistem senjata mematikan ke Ukraina, mengingat situasi keamanan kami dan dampak potensialnya pada postur kesiapan militer kami," kantor berita Yonhap mengutip juru bicara itu.

    Sebelumnya, Seoul telah mengindikasikan bahwa pengiriman senjata mematikan ke Ukraina bermasalah.

    Sebaliknya, pada bulan Maret 2022, Kementerian Pertahanan mengirim ke Kiev helm, ransum, selimut, peralatan medis, tenda senilai 804.000 dollar AS (setara Rp 1,2 miliar), menurut kantor berita Yonhap.

    Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 24 Februari 2022, bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para kepala Republik Rakyat Donetsk, dia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus untuk melindungi orang-orang "yang telah menderita pelecehan dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun."

    Pemimpin Rusia menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina, mencatat bahwa operasi itu ditujukan untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina.

    Rusia Ungkap Siasat 'Busuk' Kiev

    Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia, Mikhail Mizintsev, mengatakan bahwa Kiev sedang merencanakan provokasi dengan pembantaian warga sipil di Republik Rakyat Lugansk (LPR) untuk menyalahkan tentara Rusia.

    Rencana provokasi itu disebut mendapat dukungan dari sejumlah negara Barat.

    "Pejabat Kiev, dengan dukungan dari beberapa negara Barat, terus merencanakan tindakan biadab dan kejam dengan pembunuhan massal warga sipil di Republik Rakyat Lugansk untuk kemudian menuduh angkatan bersenjata Rusia dan pasukan LPR," kata Mikhail Mizintsev pada hari Minggu, seperti dilansir Kantor Berita Rusia, TASS.

    Menurut Mizintsev, sebuah provokasi direncanakan di komunitas Ragovka di wilayah Kiev. 

    Pihak Ukraina, dalam kata-katanya, sedang merencanakan untuk merekam video palsu tentang pencarian tempat-tempat pemakaman massal warga sipil yang diduga dibunuh oleh pasukan Rusia. 

    "Tim ahli forensik Ukraina dan petugas polisi akan terlibat dalam provokasi agar terlihat lebih dapat dipercaya," katanya.

    "Wartawan dari media massa asing telah tiba di kota Kremennaya di distrik Severodonetsk dan telah ditampung di gedung rumah sakit setempat. Mereka seharusnya merekam provokasi tentara Ukraina dengan dugaan penjualan mobil ambulans yang membawa pasien oleh pasukan Rusia." dia berkata.

    Selain itu, dia mengatakan bahwa nasionalis Ukraina telah menambang reservoir dengan klorin di sebuah utilitas air di distrik Popyasnaya dan berencana untuk meledakkannya ketika pasukan Republik Rakyat Lugansk (LPR) mendekati kota. (*)

    Komentar
    Additional JS