Wisatawan Diyakini Tetap ke Badui Meski Tak Ada Jaringan Internet
Kawasan Baduy Dalam yang tersebar di Kampung Cibeo, Cikeusik, dan Cikawartana di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, adalah daerah yang masih mempertahankan nilai-nilai budayabudaya dan adatnya. Berbeda dengan Badui Luar yang sudah terpengaruh dunia luar, Badui Dalam masih terjaga keasliannya.
Untuk menjaga keluhuran itu, sekelompok masyarakat Baduy meminta daerahnya untuk terbebas dari jaringan internet. Permintaan tersebut dilakukan dalam rangka menjaga tanah ulayat agar bersih dari sinyal internet.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, yang juga tetua adat Baduy, Jaro Saija.
"Iya betul, saya sedang di kejaksaan (untuk melanjutkan usulan tersebut)," singkat Jaro saat dihubungi kumparan beberapa waktu lalu.
Dalam keterangannya, Jaro mengatakan permohonan penghapusan jaringan internet tersebut diprioritaskan pada wilayah Baduy Dalam, antara lain Cikeusik, Cibeo, dan Cikartawana. Selain pemindahan tower pemancar sinyal, pihaknya juga meminta untuk melakukan pembatasan terhadap konten-konten internet yang berdampak negatif terhadap masyarakat Badui.
Meski demikian, Jaro mengatakan bahwa untuk Badui Luar pihaknya tidak keberatan dengan adanya sinyal pemancar jaringan internet yang ada saat ini.
Tanggapan Disbudpar Banten
Menanggapi hal tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Lebak, Banten menyetujui jika kawasan pemukiman Baduy bebas dari jaringan internet. Hal itu untuk menjaga kelestarian budaya masyarakat Baduy.
"Kita tidak mempermasalahkan keputusan lembaga adat untuk menghapuskan sinyal di kawasan Baduy itu," kata Kepala Disbudpar Kabupaten Lebak Imam Rismahayadin seperti dikutip Antara.
Keputusan lembaga adat masyarakat Baduy mengusulkan peniadaan jaringan internet di kawasan pemukiman Baduy kepada pemerintah. Hal itu dilakukan untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat Baduy.
"Kami akan meneruskan usulan pengajuan tetua adat untuk penghapusan sinyal internet ke pemerintah pusat," lanjut Imam.
Tak Khawatir Kunjungan Wisatawan Turun
Pihaknya tak khawatir terjadinya penurunan pengunjung wisata budaya Baduy dengan adanya penghapusan jaringan internet tersebut. Ia menegaskan aturan adat mereka menjadi prioritas yang harus dijaga dan dilestarikan.
Menurutnya, peniadaan sinyal internet di pemukiman Baduy justru akan menjadi keunikan tersendiri bagi orang yang ingin datang ke Baduy.
"Kami meyakini itu nantinya membuat penasaran orang. Dan itu bisa berdampak positif untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Baduy," katanya.
Ia optimis peniadaan sinyal internet bisa justru akan mendatangkan wisatawan ke Baduy baik dari Tanah Air dan luar negeri, karena orang menjadi semakin penasaran.
Dengan demikian pihaknya hanya tinggal membantu menginformasikan dan mengedukasi para penggiat wisata budaya.
"Kami sangat mendukung kawasan pemukiman Baduy dihapus sinyal internetnya untuk pelestarian budaya warisan leluhur itu," ujar Imam menegaskan.
Sementara itu sejumlah pengunjung Baduy mengaku pada prinsipnya mereka mendukung untuk hal kebaikan demi pelestarian budaya Baduy. Apalagi pengusulan peniadaan sinyal internet itu berdasarkan keputusan adat.
"Kami meyakini jika dihilangkan sinyal internet dipastikan kawasan pemukiman masyarakat Baduy cukup unik, karena tidak menggunakan alat canggih itu," kata Samun, seorang pengunjung dari Serang, Banten.
Komentar
Posting Komentar