22 Persen Ibu di Indonesia Mengalami Depresi setelah Melahirkan
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F08%2F1691104143-3000x2000.webp)
Jakarta, Beritasatu.com - Dr Ulul Albab SpOG mengajak para ibu untuk mengenali gangguan depresi berat setelah melahirkan atau postpartum depression, sehingga memungkinkan untuk melakukan pencegahan sejak dini.
"Tidak semua ibu merasa bahagia saat melahirkan, ini yang harus kita pahami bersama. Depresi postpartum sebenarnya merupakan tanda dari gejala depresi mayor," ujar dokter yang juga Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam diskusi daring Kamis (3/8/2023).
Postpartum depression adalah kondisi depresi berat yang terjadi 4-6 minggu setelah melahirkan, bahkan dapat terjadi hingga 1 tahun setelah melahirkan.
Kondisi postpartum depression bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti trauma saat persalinan, gangguan psikologis selama kehamilan, hingga berbagai masalah dalam hidup yang dapat mempengaruhi kondisi mental.
"Dapat ada faktor trauma terkait dengan nyeri saat proses persalinan atau mungkin memang sebelum terjadinya kehamilan, ada proses yang mempengaruhi faktor psikologisnya," kata Ulul.
"Atau ada masalah-masalah yang terjadi selama kehamilan mulai dari faktor ekonomi, hubungan dengan suami, hubungan dengan orang tua, atau ketidaksiapan untuk membesarkan anak karena terjadi (kehamilan) pada masa remaja," tambahnya.
Ibu yang mengalami postpartum depression akan mengalami depresi berat yang menyebabkan hilangnya minat dalam beraktivitas, mudah marah, gangguan nafsu makan dan tidur, agitasi fisik, kelemahan tubuh, perasaan putus asa dan tidak berguna, sulit berkonsentrasi, bahkan yang terburuk yaitu berpotensi menimbulkan keinginan untuk bunuh diri.
Selain pada ibu, Ulul menjelaskan bahwa kondisi postpartum depression juga dapat memberikan dampak kepada bayi dalam berbagai aspek seperti kognitif, psikologis, neurologis, dan motorik. Bayi juga akan menjadi lebih rewel sebagai respon untuk mencari dan mendapatkan perhatian dari ibunya.
Psikolog klinis, Nuran Abdat MPsi yang turut hadir dalam diskusi tersebut, menjelaskan bahwa angka kejadian gangguan mental pada ibu di negara berkembang rata-rata sekitar 15,6% saat hamil dan 19,8% saat melahirkan.
"Di Indonesia sendiri, tercatat sekitar 22,4% ibu mengalami depresi setelah melahirkan," tambah Nuran, yang juga berpraktik di sebuah klinik di Kemang.
Dia menyebutkan bahwa kondisi postpartum depression dapat diatasi dengan mengedukasi diri mengenai kondisi psikologis dan fisiologis saat kehamilan serta melakukan upaya bijaksana dalam menangani stresor.
Selain itu, depresi berat juga bisa dicegah dengan melakukan latihan relaksasi seperti latihan pernapasan atau meditasi untuk menenangkan pikiran serta meningkatkan komunikasi dan kegiatan bersama pasangan.
Nuran juga menganjurkan untuk bergabung dengan kelompok dukungan ibu hamil guna mendapatkan wawasan terkait masa kehamilan dan setelah melahirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar