Skip to main content
728

Judi Online Juga Picu Perdagangan Orang - Garudanews24

 

Judi Online Juga Picu Perdagangan Orang

Oleh DWINA AGUSTIN, FERGI NADIRA

BANGKOK — Kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) belakangan kian marak terjadi di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Badan HAM Persatuan Bangsa-Bangsa menemukan bahwa hal itu terkait juga dengan maraknya judi online.

Merujuk laporan PBB, ratusan ribu orang diperdagangkan oleh geng kriminal. Mereka dipaksa bekerja di pusat penipuan dan operasi daring ilegal lainnya yang bermunculan di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. 

Menurut laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (29/8/2023), setidaknya 120 ribu orang di seluruh Myanmar dan sekitar 100 ribu di Kamboja mungkin terjebak dalam operasi penipuan. Perusahaan milik kriminal lainnya berada di Laos, Filipina, dan Thailand mulai dari penipuan kripto hingga perjudian daring.

“Orang-orang yang dipaksa bekerja dalam operasi penipuan ini mengalami perlakuan tidak manusiawi dan dipaksa melakukan kejahatan. Mereka adalah korban. Mereka bukan penjahat,” kata Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Volker Turk.

Juru bicara kepolisian Kamboja Chhay Kim Khoeun mengatakan, belum melihat laporan PBB tetapi menanyakan jumlah yang dilaporkan. “Saya tidak tahu bagaimana menyikapinya, dari mana mereka mendapatkan angka (100 ribu) itu? Apakah mereka sudah menyelidikinya? Dari mana mereka mendapatkan datanya? Orang asing hanya sekedar ngomong,” ujarnya. 

Sedangkan pemerintah Myanmar yang dikelola militer tidak menanggapi permintaan komentar atas laporan terbaru PBB itu. Padahal laporan Kantor HAM PBB terbaru ini adalah salah satu fenomena paling rinci yang muncul sejak pandemi Covid-19. 

Perjudian daring muncul akibat dipicu oleh penutupan kasino saat pandemi. Kondisi ini mendorong perpindahan operasi ke wilayah yang kurang diatur di Asia Tenggara. Pusat penipuan yang berkembang pesat menghasilkan pendapatan miliaran dolar AS setiap tahunnya. 

“Dihadapkan pada realitas operasional yang baru, para pelaku kejahatan semakin banyak yang menargetkan para imigran yang berada dalam situasi rentan… untuk direkrut ke dalam operasi kriminal, dengan dalih menawarkan mereka pekerjaan nyata,” kata laporan badan PBB itu.

Sebagian besar korban perdagangan orang berasal dari negara-negara Asia Tenggara lainnya serta Cina, Taiwan, dan Hong Kong, dan Indonesia. Namun beberapa direkrut dari negara-negara jauh seperti Afrika dan Amerika Latin.

Kantor HAM PBB meminta pemerintah wilayah untuk memperkuat supremasi hukum. Pemerintah diminta memberantas korupsi untuk memutus siklus impunitas yang memungkinkan berkembangnya perusahaan kriminal. 

Kasubdit V Dittipidum Bareskrim Polri, AKBP Aris Wibowo sebelumnya mencatat sekurangnya 2.195 orang telah menjadi korban kasus TPPO dalam waktu dekat. Angka itu tercatat hanya dalam kurun waktu kurang lebih dua bulan mulai dari 5 Juni hingga 27 Juli 2023.

“Dari rentan itu, kami telah menerima 722 laporan polisi terkait TPPO dengan jumlah korban 2.195 dan yang paling banyak ditemukan di Jawa Barat,” kata Aris dalam diskusi tentang TPPO yang dihelat Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta dalam rangka “World Day against Trafficking in Person,” pada Jumat (28/7/2023).

Aris mengatakan, mereka sebagian besar diselamatkan oleh Polda Kalimantan Utara. Sebanyak 233 korban telah diselamatkan di wilayah Kalimantan. “Polisi juga bekerja sama dengan otoritas Malaysia untuk menangkap 6 buronan yang melarikan diri ke Malaysia,” kata Aris.

Sementara dari 722 kasus laporan polisi tersebut, pihaknya telah menangkap sebanyak 865 tersangka yang diduga melakukan perdagangan orang. Seperti diketahui, Polri telah membuat satuan tugas (Satgas) khusus perdagangan manusia.

Menurut Aris, pelaku TPPO memiliki modus operandi yang beragam seperti, penyalahgunaan dokumen perjalanan, pemanfaatan teknologi informasi, serta memberikan harapan gaji menjulang tinggi. Di sisi lain, modus para pelaku ini adalah dengan memanfaatkan kelengahan pengamanan perbatasan, praktek kerja lapangan tidak sesuai ketentuan, hingga eksploitasi seksual.

Modus yang seringkali membuat korban terbuai ialah tawaran pekerjaan palsu dengan menjanjikan gaji besar di luar negeri. Tawaran itu pun muncul di media sosial, khususnya Facebook. Setelah melalui proses penerimaan pekerjaan, para pekerja dibawa ke luar negeri. Mereka akan bekerja melebihi jam yang ada di dunia kerja di pusat penipuan online scam di sejumlah negara.

“TPPO ini memiliki jaringan di berbagai negara di Asia Tenggara seperti Kamboja, Vietnam, Myanmar, Laos dan Thailand. Beberapa korban bahkan mendapatkan kontrak kerja resmi, walaupun mereka melakukannya, kontraknya akan dalam bahasa Mandarin semisal yang tidak dapat dimengerti oleh para korban,” kata Aris.

Polisi mengatakan telah menangani 85 laporan perdagangan manusia dalam lima bulan pertama tahun 2023. Mereka menangkap 108 tersangka dan menyelamatkan 229 orang selama periode tersebut. Sekurangnya 26 dari korban tersebut adalah anak-anak. Tahun lalu, polisi menangani 133 laporan perdagangan manusia dengan total 668 korban.


Posting Komentar

0 Komentar

728