Temui Menlu Swiss, Menlu Retno Ingin EFTA Akui Sertifikasi ISPO - Beritasatu

 

Temui Menlu Swiss, Menlu Retno Ingin EFTA Akui Sertifikasi ISPO

Menteri Luar Negeri Swiss Ignazo Cassis dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengadakan pertemuan di Jakarta, Rabu 2 Agustus 2023.
Menteri Luar Negeri Swiss Ignazo Cassis dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengadakan pertemuan di Jakarta, Rabu 2 Agustus 2023.

Jakarta, Beritasatu.com - Indonesia berusaha meyakinkan Swiss, anggota European Free Trade Association atau EFTA, agar kelompok tersebut mengakui skema sertifikasi keberlanjutan untuk minyak sawit Indonesia atau Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi baru saja menyelesaikan pembicaraan bilateralnya dengan Menteri Luar Negeri Swiss, Ignazio Cassis, Rabu (2/8/2023), di Jakarta. Pembicaraan tersebut menekankan pada penguatan kerja sama ekonomi dan perjanjian perdagangan Indonesia dengan EFTA.

EFTA adalah blok perdagangan yang terdiri dari Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss. Indonesia memiliki perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) dengan EFTA, yang akan membuka akses pasar. Perjanjian perdagangan ini mulai berlaku pada November 2021.

Data pemerintah menunjukkan bahwa perdagangan Indonesia-Swiss meningkat dari hampir US$ 2 miliar pada tahun 2021 menjadi US$ 2,8 miliar pada tahun berikutnya.

Selama jumpa pers bersama dengan Cassis, Menlu Retno menunjukkan pertumbuhan perdagangan yang kuat berkat CEPA Indonesia-EFTA. Namun, masih ada peluang pertumbuhan, terutama untuk komoditas unggulan Indonesia, minyak sawit. Indonesia berharap EFTA akan mengakui ISPO.

"Untuk menjaga pertumbuhan perdagangan kami, kami mengidentifikasi beberapa inisiatif...dan saya meminta Menlu Cassis, Indonesia ingin melihat pengakuan atas sertifikasi ISPO untuk memfasilitasi minyak sawit Indonesia masuk ke pasar EFTA," ujar Retno dalam jumpa pers.

Pada Maret 2021, Swiss mengadakan pemungutan suara populer untuk memutuskan apakah mereka akan melanjutkan CEPA Indonesia-EFTA. Perjanjian ini mendapat penentangan dari aktivis anti-minyak sawit di Swiss karena komoditas tersebut dapat menikmati bea masuk lebih rendah jika perjanjian tersebut berlaku. Sekitar 51,6% pemilih Swiss memberikan lampu hijau untuk perjanjian perdagangan tersebut.

State Secretariat for Economic Affairs (SECO) Swiss sebelumnya melakukan studi untuk memilih skema sertifikasi yang memenuhi syarat untuk CEPA. SECO akhirnya memilih empat skema sertifikasi, yaitu: RSPO Identity Protected, RSPO Segregated, ISCC Plus Segregated, dan POIG yang dikombinasikan dengan RSPO Identity Protected atau Segregated. Importir minyak sawit Swiss harus memenuhi salah satu dari empat skema ini untuk menikmati tarif yang lebih rendah, menurut SwissInfo.


Baca Juga

Komentar