Tradisi Unik Perayaan Maulid Nabi di Indonesia By BeritaSatu

 

Tradisi Unik Perayaan Maulid Nabi di Indonesia

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 27, 2023
Tradisi Grebeg Maulud digelar di Surabaya dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tradisi Grebeg Maulud digelar di Surabaya dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Jakarta, Beritasatu.com - Menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 28 September 2023 atau 12 Rabiulawal, beragam tradisi akan banyak dilakukan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Wali Songo di wilayah Jawa mengenalkan perayaan Maulid Nabi sekaligus menyebarkan agama Islam di Indonesia, dengan melibatkan seni dan budaya. Perayaan Maulid Nabi pertama kali dilaksanakan pada abad ke-14 atau 1404 Masehi dalam budaya Jawa yang saat itu disebut dengan Sekaten.

Seiring berkembangnya zaman, perayaan ini tersebar dan menjadi beragam sesuai dengan tradisi setiap daerah. Berikut ragam tradisi Maulid Nabi di Indonesia yang dilansir dari berbagai sumber.

Tradisi Sekaten
Tradisi turun-temurun ini merupakan perayaan Maulid Nabi yang pertama kali diselenggarakan oleh para Wali Songo, pada abad ke-14. Perayaan ini dilaksanakan selama sebulan penuh. Namun sekarang, hanya dilaksanakan kurang lebih 1 minggu yang berlangsung dari tanggal 5 sampai 12 Rabiulawal. Tradisi Sekaten dilaksanakan di wilayah Yogyakarta dan Surakarta.

Tradisi Ampyang Maulid
Tradisi Ampyang Maulid berasal dari Desa Loram Kulon di Jati, Kudus, Jawa Tengah. Ampyang Maulid merupakan tradisi yang dilakukan dengan cara arak-arakan. Ampyang dapat diartikan sebagai kerupuk, dan Maulid adalah kelahiran. Tradisi ini pertama kali dikenalkan pada abad ke-15 saat era Tjie Wie Gwan, pendakwah Islam keturunan Tiongkok.

Tradisi Ampyang Maulid dilakukan dengan membuat gunungan yang berisi nasi dan dibungkus daun jati, kemudian diisi hidangan hasil Bumi dan ampyang itu sendiri. Hidangan tersebut dibawa oleh warga untuk dilakukan kirab atau arak-arak dan didoakan oleh pemuka agama setempat lalu dibagikan kepada warga.

Grebeg Maulud
Tradisi ini sama halnya dengan Ampyang Maulid yang identik dengan tradisi gunungan. Tradisi Grebeg Maulud itu dilaksanakan di wilayah Yogyakarta dan Surakarta. Grebeg memiliki arti masyarakat akan mengikuti para sultan, para pembesar yang keluar dari keraton untuk upacara Maulid Nabi Muhammad SAW di masjid. Sebelum sampai pada puncaknya, tradisi ini memiliki tahapan yang harus diikuti.

Tahap pertama adalah tumplak wajik yang dimulai dengan upacara dan melakukan pemukulan kentongan sebagai tanda pembuatan gunungan telah dimulai. Tahap terakhir, upacara Grebeg Maulud dengan membawa gunungan tersebut yang diarak oleh warga menuju masjid agung, lalu setelah sampai di masjid, gunungan tersebut didoakan. Kemudian gunungan akan dibawa jalan keluar masjid dan dibagikan kepada masyarakat dengan tradisi perebutan.

Tradisi Masak Kuah Beulangong
Masak Kuah Beulangong merupakan tradisi yang berasal dari Aceh. Tradisi ini dilakukan dengan memasak Kuah Beulangong dalam kuali besar. Kuah Beulangong adalah makanan khas Aceh berupa kuah merah dengan isian daging sapi atau kambing dan nangka muda.

Selama proses memasak, hanya boleh dilakukan oleh laki-laki dan uniknya lagi, saat proses pengadukan Kuah Beulangong dilakukan dari arah jarum jam berlawanan sambil diiringi Sholawat.

Tradisi Muludhen
Tradisi Muludhen adalah tradisi yang dilakukan oleh warga Madura, Jawa Timur. Perayaan ini dilaksanakan tepat pada 12 Rabiul Awal dengan mengadakan ceramah keagamaan dan menceritakan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini dirayakan di masjid agung setempat. Kemudian, para perempuan akan membawa hidangan berupa tumpeng yang diisi buah ditusuk dengan lidi.

Ngalungsur Pusaka
Upacara ini merupakan tradisi yang dilakukan di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Upacara Ngalungsur adalah proses upacara ritual dengan membersihkan pusaka-pusaka peninggalan Sunan Rohmat (Sunan Godog atau Kian Santang), pencucian dilakukan dengan air bersih dan bunga kembang 7 rupa serta digosokan minyak wangi pada pusaka tersebut.

Tradisi Panjat Jimat
Tradisi perayaan Panjat Jimat dilakukan serentak oleh tiga keraton yang berada di Cirebon. Keraton Kanoman, Kasepuhan dan Kacirebonan dan digelar di makam Sunan Gunung Jati. Acara dilakukan dengan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW, sholawat Nabi, mengucapkan kalimat thayyibah dan ditutup dengan doa bersama.

Tradisi Baayun Maulid
Tradisi Baayun Maulid adalah perayaan Maulid Nabi yang berasal dari Kalimantan Selatan oleh Suku Banjar. Tradisi ini cukup unik karena hanya melibatkan seorang ibu dan anaknya. Acara yang diadakan di masjid setempat atau surau setempat.

Baayun Maulid dilakukan dengan membuat ayunan bayi dari kain tiga lapis. Lapisan pertama adalah kain sarigading (sasirangan), lalu kain kuning dan terakhir kain bahalai (sarung panjang tanpa sambungan).

Setelah ayunan selesai dibuat, bayi atau anak akan diayun di atas ayunan sambil membaca syair maulid dengan harapan anak tersebut akan seperti Nabi Muhammad SAW yang memiliki akhlak yang mulia.

Baca Juga

Komentar