Pilihan

Hamas & Israel Perang, IMF: Awan Makin Gelap! - CNBC Indonesia

 

Hamas & Israel Perang, IMF: Awan Makin Gelap!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
News
12 October 2023 17:55
Logo IMF. (REUTERS/Yuri Gripas/File Photo)
Foto: Logo IMF. (REUTERS/Yuri Gripas/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau IMF, Kristalina Georgieva, turut buka suara menyikapi perang yang terjadi antara Israel dengan Hamas.

Ia merespons permasalahan itu saat ditanya sejumlah wartawan dalam Press Briefing on The Global Policy Agenda di sela Annual Meetings IMF-World Bank 2023 Marrakech, Maroko.

Peperangan yang terjadi di kawasan Timur Tengah itu seolah seperti awan gelap baru yang menyelimuti cakrawala dunia yang sudah gelap saat ini akibat berbagai permasalahan ekonomi.

"Ini awan baru di cakrawala yang bukan paling cerah untuk ekonomi dunia. Awan baru yang menggelapkan cakrawala ini tentu saja sangat tidak diperlukan," kata Kristalina, Kamis (12/10/2023).

Ia pun mengajak seluruh pihak untuk menahan diri dan berdoa bersama untuk terciptanya perdamaian di sana. Sebab, ia mengatakan, penanggung utama beban kerugian peperangan adalah masyarakat sipil.

"Reaksi kami terhadap peperangan itu adalah sangat memilukan melihat warga sipil yang tidak bersalah sekarang, serangan dari satu tempat ke tempat lain," ucap Kristalina.

"Lantas siapa yang menanggung biaya kerugiannya, yang menanggung biaya itu adalah orang-orang yang tak bersalah," tegasnya.

Kristalina lalu mengungkapkan dampak peperangan Israel-Hamas. Layaknya perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, konflik itu menurutnya telah membuat harga-harga komoditas berfluktuasi sangat cepat.

Terutama terhadap harga minyak yang mengalami naik turun secara cepat. Reaksi di pasar keuangan, pun menurutnya juga terjadi membuat gejolak tersendiri. Ia memastikan, IMF akan terus memantau dampak ekonominya.

"Benar-benar dapat dikatakan bahwa kita telah melihat beberapa kenaikan dan penurunan, pada harga minyak. Kita juga melihat beberapa reaksi di pasar," tutur Kristalina.

Akibat berbagai permasalahan yang terjadi saat ini, terutama setelah masa Pandemi Covid-19, mulai dari tingginya inflasi, hingga kebijakan suku bunga acuan yang akan terus tinggi untuk jangka waktu lama atau higher for longer membuat pertumbuhan ekonomi akan melambat ke level 3% pada tahun ini dan menjadi 2,9% pada tahun depan dan tetap rendah dalam jangka waktu menengah.

"Kita berduka untuk para korban, kita berdoa untuk perdamaian, kita mengalami berbagai guncangan yang sekarang menjadi normal baru bagi dunia yang dilemahkan oleh pertumbuhan yang lemah dan fragmentasi ekonomi," tegas Kristalina.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek