Pemimpin Chechen Kadyrov Siap Kirim Pasukan Bantu Hamas Lawan Israel
Pemimpin Chechen, Ramzan Kadyrov, menyerukan untuk segera menghentikan perang antara Israel dan Palestina yang tengah pecah.
Dalam video yang dikirim via Telegram, Kadyrov mengecam Israel karena merebut tanah milik warga Palestina.
"Kami mendukung penuh aksi Palestina karena Israel merebut tanah mereka dan sekarang membuat mereka terisolasi. Mereka tidak punya kebebasan berpendapat," kata Ramzan Kadyrov dalam video tersebut, Selasa (10/10).
"Mereka Hari ini saya menentang perang itu dan memanggil semua orang untuk menghentikan perang ini, menghindari agar tidak menyebar ke seluruh dunia. Perang ini tidak akan berakhir dengan mudah," tambahnya.
Selain itu, Kadyrov juga menyatakan siap mengirim pasukan bala bantuan kepada Palestina untuk menghentikan perang melawan Israel.
"Sekali lagi saya mendesak seluruh Muslim, semua warga, dan pemerintah untuk mendukung kebenaran dan menghentikan perang ini. Atau kirim kami untuk misi perdamaian," ujarnya.
"Kami akan menentukan siapa yang benar dan yang salah. Kami akan menghentikan mereka yang melanjutkan peperangan," pungkasnya.
Pemimpin Chechen menyatakan dukungannya kepada Palestina sebagai sesama wilayah yang dihuni mayoritas Muslim. Kadyrov bahkan mengirim pasukan untuk membantu Rusia melawan perang di Ukraina.
Sedangkan, Ukraina yang dipimpin oleh Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Israel memiliki hak yang 'tidak dapat disangkal' untuk mempertahankan diri.
"Teror selalu merupakan kejahatan, tidak hanya terhadap satu negara atau korban tertentu, tapi terhadap kemanusiaan secara keseluruhan," ujarnya.
Hamas melancarkan Operasi Banjir Al Aqsa terhadap Israel pada Sabtu (7/10) pagi, dengan menembakkan ribuan roket dan menyusup ke Israel melalui darat, udara dan laut.
Dikatakan bahwa serangan mendadak itu merupakan respons terhadap penyerbuan Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim terhadap warga Palestina.
Jumlah warga Palestina yang terbunuh oleh pasukan Israel di Gaza telah meningkat menjadi 704 orang, termasuk 143 anak-anak dan 105 wanita, menurut Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza pada Selasa (10/10) pagi waktu setempat.
Kementerian Kesehatan Palestina juga mengungkapkan, jumlah korban luka akibat serangan Israel telah meningkat menjadi sekitar 4.000 orang.
Komentar
Posting Komentar