Sederet Keluhan Warga Aceh hingga Tak Lagi Terima Pengungsi Rohingya
Ratusan pengungsi Rohingya yang datang ke Aceh ditolak oleh warga setempat. Warga keberatan atas kedatangan para imigran tersebut dikarenakan kelakuan dari pengungsi-pengungsi yang datang sebelumnya.
Ditolak Warga Mendarat, Pengungsi Rohingya Ceburkan Diri ke Laut
Dilansir detikSumut, 249 pengungsi Rohingya berusaha mendarat ke bibir pantai Desa Pulo Pineung Meunasah Dua, Kecamatan Jangka, Bireuen. Mengetahui kedatangan para pengungsi itu, warga setempat langsung mendatangi lokasi dan mencegah mereka mendarat.
Pada Kamis (14/11) subuh, sejumlah pengungsi Rohingya nekat menceburkan diri ke laut dan berenang ke tepian, namun dipaksa warga untuk kembali ke kapal. Dari situ, para pengungsi berlayar lagi dan mencoba mendarat di Desa Ulee Madon, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Lagi-lagi warga di sana menolak kedatangan mereka.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto membenarkan kejadian tersebut. Para pengungsi akhirnya melanjutkan perjalanan pada pukul 22.00 WIB dikarenakan penolakan yang keras dari warga.
"Mereka sudah melanjutkan perjalanan sebab masyarakat menolak keras dan mulai beringas," kata Henki dikonfirmasi detikSumut, Kamis (16/11/2023).
Kapal Pengungsi Rohingya Datang 3 Hari Berturut-turut
Informasi dihimpun, sebelum kapal berisi 249 imigran itu, sudah ada rombongan pengungsi lain yang juga datang dalam dua hari sebelumnya. Dengan kata lain, ratusan pengungsi Rohingya datang selama tiga hari berturut-turut.
Kapal pertama datang pada Selasa (14/11) di Desa Kalee, Kecamatan Muara Tiga, Pidie, membawa 196 imigran. Lalu pada Rabu (15/11), kapal kedua dengan 174 pengungsi Rohingya merapat ke Desa Pasie Meurandeh, Kecamatan Batee, Pidie.
Alasan Warga Menolak Kedatangan Pengungsi Rohingya
Henki mengungkapkan, warga keberatan menerima para pengungsi Rohingya karena perilaku pengungsi sebelumnya yang dinilai tidak menyenangkan. Para pengungsi disebut tidak mengindahkan norma-norma setempat.
"Para pengungsi yang melarikan diri, tidak menjaga kebersihan dan tidak mengindahkan syariat Islam dan adat di kalangan masyarakat," jelas Henki.
Hal itu diperkuat dengan pernyataan Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto. Warga lokal meminta pengungsi tak mendarat karena jera dengan pengungsi-pengungsi sebelumnya.
"Salah satu alasan penolakan yang berkembang, karena imigran Rohingya yang pernah terdampar sebelumnya berperilaku kurang baik dan tidak patuh pada norma-norma masyarakat setempat," kata Joko.
Bahkan, menurut Kapolsek Jangka Bireuen Ipda Novrizal, pada saat kapal berisi 249 imigran itu berusaha mendarat dan ditolak merapat, warga setempat sebenarnya masih memberikan bantuan ke kapal. Namun, bantuan-bantuan itu dibuang oleh penumpang kapal yang kesal karena tak diperbolehkan mendarat.
"Tadi mereka kita bantu kita berikan nasi, mi instan, air mineral, beras dan lainnya. Awalnya mereka menolak yang kita kasih dan beras sama Indomie dibuang ke laut," terang Novrizal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar