TOKYO, iNews.id - Gempa bumi bermagnitudo 7,6 yang mengguncang Jepang pada Senin (1/1/2024) bisa merogoh perusahaan asuransi hingga 6,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp99,2 triliun. Angka tersebut didapat berdasarkan penghitungan dari perusahaan pemodelan bencana asal Amerika Serikat, Karen Clark & Co (KCC).
Menurut KCC, nilai dari kerusakan bangunan rumah mencapai lebih dari dua pertiga dari total kerugian. Sebagian besar bangunan komersial dan industri di kota-kota yang terkena dampak gempa lebih tahan guncangan karena konstruksinya didominasi baja.
Gempa dahsyat disertai dengan tsunami itu bertitik pusat di Semenanjung Noto, Prefektur Ishikawa, pada hari sore hari di Tahun Baru. Guncangannya menghancurkan banyak rumah, serta memutus akses ke perkampungan terpencil.
Dahsyatnya gempa, terutama di Ishikawa, sampai membuat bangunan 7 lantai roboh, tercabut dari fondasinya.
Sementara itu gelombang tsunami setinggi 1,2 meter terjadi di Waijima, menghancurkan rumah-rumah di pesisir pantai.
Bencana ini menewaskan hampir 100 orang dengan lebih dari 50 lainnya masih dinyatakan hilang.
Amerika Serikat menyatakan sedang mempersiapkan dukungan dan bantuan logistik militer untuk menangani korban gempa.
Editor : Anton Suhartono
Follow Berita iNews di Google News
Komentar
Posting Komentar