Emas Berpotensi Menurun Didorong oleh Tingginya Inflasi - Selular
Selular.ID – Harga emas pada sesi awal Asia, Senin (17/6), mengalami penurunan menjadi $2.338 per ons.
Menurut analisis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, Harga emas diprediksi akan terus mengalami penurunan cukup kuat.
Baca juga: Sempat Naik Saat Berita PPI, Emas Hari Diproyeksi Turun Kembali
“Faktor tren penurunan ini dipengaruhi oleh penguatan Dolar AS (USD) yang didorong oleh inflasi yang tinggi,” ujarnya.
Menurut Fischer, potensi penguatan Dolar AS masih cukup besar akibat dampak dari inflasi yang tinggi.
Hal ini berhubungan dengan pair yang berlawanan dengan USD, yang kemungkinan besar akan mengalami tekanan tambahan.
Selain itu, hari ini akan ada laporan “Retail Sales” yang berhubungan dengan USD. Prediksi menunjukkan bahwa data ini akan memperkuat USD, yang pada gilirannya akan memberikan tekanan lebih lanjut pada harga emas.
Dalam analisis teknikalnya, Fischer mengungkapkan pola-pola bearish masih mendominasi, menunjukkan bahwa tekanan jual masih kuat.
“Sementara itu, trendline juga menunjukkan bahwa harga emas masih bergerak di bawah garis tren utama, yang berarti tren penurunan masih berlanjut,” ujarnya.
Di sisi lain, menurutnya, sikap hawkish dari The Fed juga terus mendukung penguatan Dolar AS dan menekan harga emas.
Pada hari Jumat, Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester, menyatakan bahwa ia ingin melihat data inflasi yang lebih baik dan menambahkan bahwa jalan menuju target inflasi 2,0% mungkin memerlukan waktu lebih lama dari yang diharapkan.
Selain itu, Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari, menyatakan bahwa kemungkinan besar bank sentral akan menunggu hingga Desember untuk memotong suku bunga.
Pernyataan hawkish dari pejabat Fed ini memberikan tekanan lebih lanjut pada aset tanpa imbal hasil seperti emas, membuat logam mulia ini lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Selain faktor-faktor dari AS, kekhawatiran politik di Zona Euro mungkin membatasi penurunan lebih lanjut pada harga emas.
Seiring perkembangan negatif seputar Zona Euro atau kekhawatiran politik Prancis dapat memberikan dukungan bagi aset safe-haven seperti emas.
Sentimen konsumen di AS juga jatuh ke level terendah dalam tujuh bulan pada bulan Juni, menurut laporan awal Indeks Sentimen Konsumen Michigan pada hari Jumat.
Indeks Sentimen Konsumen turun 3,5 poin menjadi 65,6 pada bulan Juni dari pembacaan akhir bulan Mei sebesar 69,1.
“Angka ini lebih lemah dari perkiraan sebesar 72,0. Selain itu, ekspektasi inflasi satu tahun tetap stabil di 3,3%, dan prospek inflasi lima tahun naik menjadi 3,1% dari 3%,” ujarnya.
Secara keseluruhan, Fischer menjelaskan tren penurunan harga emas masih akan berlanjut. Potensi penguatan USD yang didorong oleh inflasi yang tinggi dan data ekonomi AS yang solid menjadi faktor utama yang menekan harga emas.
“Namun, kekhawatiran politik di Zona Euro mungkin memberikan sedikit dukungan bagi harga emas, mencegah penurunan yang lebih dalam,” tutup Fischer.
Baca juga: Harga Emas Berpotensi Menurun Efek Situasi Konflik Antara Israel dan Iran
Selular.ID – Harga emas pada sesi awal Asia, Senin (17/6), mengalami penurunan menjadi $2.338 per ons.
Menurut analisis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, Harga emas diprediksi akan terus mengalami penurunan cukup kuat.
Baca juga: Sempat Naik Saat Berita PPI, Emas Hari Diproyeksi Turun Kembali
“Faktor tren penurunan ini dipengaruhi oleh penguatan Dolar AS (USD) yang didorong oleh inflasi yang tinggi,” ujarnya.
Menurut Fischer, potensi penguatan Dolar AS masih cukup besar akibat dampak dari inflasi yang tinggi.
Hal ini berhubungan dengan pair yang berlawanan dengan USD, yang kemungkinan besar akan mengalami tekanan tambahan.
Selain itu, hari ini akan ada laporan “Retail Sales” yang berhubungan dengan USD. Prediksi menunjukkan bahwa data ini akan memperkuat USD, yang pada gilirannya akan memberikan tekanan lebih lanjut pada harga emas.
Dalam analisis teknikalnya, Fischer mengungkapkan pola-pola bearish masih mendominasi, menunjukkan bahwa tekanan jual masih kuat.
“Sementara itu, trendline juga menunjukkan bahwa harga emas masih bergerak di bawah garis tren utama, yang berarti tren penurunan masih berlanjut,” ujarnya.
Di sisi lain, menurutnya, sikap hawkish dari The Fed juga terus mendukung penguatan Dolar AS dan menekan harga emas.
Pada hari Jumat, Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester, menyatakan bahwa ia ingin melihat data inflasi yang lebih baik dan menambahkan bahwa jalan menuju target inflasi 2,0% mungkin memerlukan waktu lebih lama dari yang diharapkan.
Selain itu, Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari, menyatakan bahwa kemungkinan besar bank sentral akan menunggu hingga Desember untuk memotong suku bunga.
Pernyataan hawkish dari pejabat Fed ini memberikan tekanan lebih lanjut pada aset tanpa imbal hasil seperti emas, membuat logam mulia ini lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Selain faktor-faktor dari AS, kekhawatiran politik di Zona Euro mungkin membatasi penurunan lebih lanjut pada harga emas.
Seiring perkembangan negatif seputar Zona Euro atau kekhawatiran politik Prancis dapat memberikan dukungan bagi aset safe-haven seperti emas.
Sentimen konsumen di AS juga jatuh ke level terendah dalam tujuh bulan pada bulan Juni, menurut laporan awal Indeks Sentimen Konsumen Michigan pada hari Jumat.
Indeks Sentimen Konsumen turun 3,5 poin menjadi 65,6 pada bulan Juni dari pembacaan akhir bulan Mei sebesar 69,1.
“Angka ini lebih lemah dari perkiraan sebesar 72,0. Selain itu, ekspektasi inflasi satu tahun tetap stabil di 3,3%, dan prospek inflasi lima tahun naik menjadi 3,1% dari 3%,” ujarnya.
Secara keseluruhan, Fischer menjelaskan tren penurunan harga emas masih akan berlanjut. Potensi penguatan USD yang didorong oleh inflasi yang tinggi dan data ekonomi AS yang solid menjadi faktor utama yang menekan harga emas.
“Namun, kekhawatiran politik di Zona Euro mungkin memberikan sedikit dukungan bagi harga emas, mencegah penurunan yang lebih dalam,” tutup Fischer.
Baca juga: Harga Emas Berpotensi Menurun Efek Situasi Konflik Antara Israel dan Iran
Komentar
Posting Komentar