Profil Keluarga Lukminto, Sang Pemilik Sritex (SRIL)
- PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) adalah perusahaan keluarga atau family business yang dijatuhi putusan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang

- PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) adalah perusahaan keluarga atau family business yang dijatuhi putusan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) adalah perusahaan keluarga atau family business yang dijatuhi putusan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang. Perusahaan ini didirikan oleh Muhammad Lukminto pada 1966.
Lukminto merupakan pedagang kain di Pasar Klewer Solo. Usahanya terus berkembang pesat hingga memproduksi tekstil dari mulai benang hingga konveksi. Lukminto meninggal dunia di Singapura pada 2014. Dia meninggalkan lima orang anak secara berurutan yakni Vonny Imelda, Iwan Setiawan, Lenny Imelda, Iwan Kurniawan, dan Margaret Imelda.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), kelimanya memiliki saham di SRIL atas nama individu. Yang terbesar Iwan Setiawan 109 juta (0,53 persen), Iwan Kurniawan 108 juta (0,52 persen), Vonny 1,8 juta (0,01 persen), dan Margaret dan Lenny masing-masing 1 juta (0,01 persen).
Kepemilikan ini di luar pemegang saham pengendali, PT Huddlestone Indonesia yang dulu bernama PT Busana Indah Makmur yang menguasai 59 persen saham Sritex. Untuk penerima manfaat akhir (beneficial owner) Sritex adalah Kantaras Investments Pte Ltd, perusahaan berbasis di Singapura.
Berikut profil keluarga Lukminto yang merupakan pemilik Sritex dikutip dari berbagai sumber:
1. Muhammad Lukminto
Lukminto lahir di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur pada 1 Juni 1946. Dia berdagang kain di Pasar Klewer Solo di usia 20 tahun. Pada 1968, dia memutuskan untuk mengembangkan usahanya memproduksi kain sendiri di Sukoharjo dengan nama UD Rejeki Isman. Sepuluh tahun kemudian, usaha milik pria yang dekat dengan Orde Baru ini naik kelas dan secara resmi berbentuk perseroan terbatas (PT).
Pada 1992, perusahaannya semakin besar dan terintegrasi. Pada 1994, Sritex mulai memasok seragam militer ke NATO dan tentara Jerman. Selamat dari krisis 1998, Sritex terus berkembang dan menjadi perusahaan raksasa tekstil di Indonesia. Pada 2012 atau setahun sebelum IPO dengan kode SRIL, Sritex membukukan pendapatan Rp3,3 triliun dengan laba bersih Rp229 miliar.
Pada 2014, Direktur Utama Sritex itu berpulang di RS Mount Elizabeth Singapura. Selain karakternya yang dikenal ulet dan setia kawan, kesuksesan pria yang akrab dipanggil Pak Luk ini juga tak lepas dari dukungan Susyana Lukminto, yang menyusul suaminya pada 2022.
Selepas ayahnya wafat, Iwan yang merupakan anak kedua dipercaya untuk memimpin Sritex. Dia mengenyam pendidikan sarjana dari Suffolk University, AS pada 1997. Lulus S1, Iwan Kurniawan menjadi Asisten Direktur selama setahun. Pada 1999-2013, dia mendamping sang ayah menjadi Wakil Direktur Utama Sritex.
Pengalamannya di perusahaan tersebut cukup panjang hingga akhirnya dipercaya menjadi Dirut Sritex selepas Pak Luk meninggal dunia. Di tangan Iwan, Sritex terus membesar hingga kinerja perusahaan turun pada 2021 dan melepas posisinya kepada adiknya, Iwan Kurniawan.
Pada 2020, Iwan sempat masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai USD515 juta. Istrinya, Megawati juga tercatat sebagai Komisaris Sritex. Dia juga memiliki anak laki-laki bernama Wilson Setiawan Lukminto yang awalnya dipersiapkan menjadi penerus Sritex.
3. Iwan Kurniawan Lukminto
Pada 2023, tampuk kepemimpinan Sritex berubah. Iwan Kurniawan Lukminto didapuk menjadi Direktur Utama Sritex menggantikan kakaknya, Iwan Setiawan yang sepuluh tahun memimpin perusahaan. Iwan Setiawan sendiri tak meninggalkan SRIL, melainkan tetap menjabat sebagai Komisaris Utama.
Iwan Kurniawan memperoleh gelar sarjana Business of Administration (BA) di tiga kampus yakni Boston University (2021), Northeastern University (2004), dan Johnson & Wales University (2005). Seperti kakaknya, Iwan langsung bekerja di Sritex dan mengawali karier sebagai Direktur Divisi Garment. Kini, sebagai CEO, dia menghadapi tugas berat menakhodai kapal yang hampir karam akibat utang.
4. Vonny Imelda Lukminto
Vonny adalah anak sulung dari Lukminto. Berbeda dengan adik-adiknya, Vonny sempat menetap di AS sebelum kembali ke Tanah Air saat anak-anaknya sudah besar. Dia lama tinggal di AS karena suaminya, Timothy Soewito adalah dokter gigi spesialis. Dia bolak-balik AS-Singapura karena ketiga anaknya sekolah di Singapura.
Saat tiba di Indonesia setelah 20 tahun di luar negeri, Vonny terlibat dalam bisnis keluarga. Namun, bukan sektor tekstil yang digarap, melainkan hotel yang dimiliki oleh Sritex Group. Saat ini, Sritex Group lewat PT mengoperasikan 10 hotel di Solo, Yogyakarta, dan Bali. Rencananya, Vonny akan membuka lima hotel lagi.
5. Lenny Imelda Lukminto
Lenny juga bekerja di Sritex sebagai Direktur Retail-Sales pada 2005-2008. Dia menikah dengan Alim Susanto yang kini menjadi Direktur Utama PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT), perusahaan yang masih terafiliasi dengan Sritex Group.
Lulusan Northeastern University pada 2000 ini tercatat menjadi Komisaris Utama di SWAT. Dia sempat memiliki saham mayoritas di emiten kertas itu sebelum akhirnya menjual seluruhnya pada 2022 dan posisinya sebagai komisaris berakhir pada pertengahan tahun lalu. Sebelum dimiliki Lenny, mayoritas saham SWAT dimiliki keluarga Lukminto.
6. Margaret Imelda Lukminto
Tak banyak informasi yang diketahui soal sosok Margaret Imelda yang merupakan putri bungsu dari Pak Luk. Informasi menyebutkan bahwa Imelda menikahi sosok pria bernama Lukas Wiranto. Sebagai putri bungsu, dia dikenal dekat dengan ibunya, Susyana Lukminto.
Dia tercatat tidak memiliki jabatan di Sritex Group. Namun, dia memiliki saham minoritas di perusahaan keluarganya. Imelda memperoleh harta warisan berupa satu juta saham SRIL sepeninggal ibundanya. Saham tersebut dibagi rata seperlima kepada lima anaknya.
(Rahmat Fiansyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar