70 Persen Penderita Belum Sadar Terkena Diabetes, Lakukan Skrining Segera - Jawa Pos
JawaPos.com - Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada 14 November menjadi ‘’pengingat’’ untuk terus meningkatkan kesadaran penyakit diabetes. Peringatan Hari Diabetes Sedunia sudah dilakukan sejak 1921 saat ditemukannya insulin oleh Frederick Banting dan Charles Herbert.
Mengangkat tema Breaking Barriers and Bridging Gaps, peringatan tahun ini menyoroti pentingnya mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi penderita diabetes dalam mengakses pengobatan yang layak.
Spesialis penyakit dalam RS Premier Surabaya Dr Sony Wibisono dr., Sp.PD-KEMD., FINASIM, menjelaskan masih banyak problem diabetes yang dihadapi di Indonesia. Mulai dari tenaga kesehatan hingga pasien. ‘’Tema diabetes tahun ini tujuannya untuk meningkatkan kesadaran kita tentang kesetaraan fisik, mental, dan sosial,” jelas dr Sony.
Bagaimana kondisinya di Indonesia? Banyak penderita diabetes yang masih menghadapi kesulitan dalam mengontrol gula darah termasuk karena kurangnya informasi. Padahal, jika tidak tertangani diabetes dapat berakhir fatal.
Menurut data Kementerian Kesehatan, prevalensi diabetes di Indonesia terus meningkat. Pada 2018 prevalensi diabetes mencapai 10,9% dan naik menjadi 11,7% pada 2023. Kenaikan itu menunjukkan bahwa diabetes masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia.
Baca Juga: Ini Dia 6 Latihan Terbaik untuk Mengelola Diabetes, Salah Satunya Pilates
Dr Sony mengungkap fakta mengejutkan. Dari prevalensi itu, hanya 30% penderita diabetes di Indonesia yang terdiagnosis. Sisanya, atau sekitar 70%, tidak menyadari bahwa gula darah mereka tinggi atau menderita diabetes. Hal ini tentu menjadi tantangan besar dalam upaya pengendalian diabetes di Indonesia.
‘’Artinya saat ini kita menghadapi 2 masalah. Penderita yang belum terdiagnosis diabetes atau masyarakat yang belum menyadari bahwa dia terkena diabetes. Kedua, penderita diabetes yang tidak terkontrol gula darahnya, itu menambah beban kesehatan,” lanjut dr Sony.
Artinya saat ini kita menghadapi 2 masalah. Penderita yang belum terdiagnosis diabetes atau masyarakat yang belum menyadari bahwa dia terkena diabetes. Kedua, penderita diabetes yang tidak terkontrol gula darahnya, itu menambah beban kesehatan,” lanjut dr Sony.
Spesialis penyakit dalam RS Premier Surabaya Dr Sony Wibisono dr., Sp.PD-KEMD., FINASIM. (Istimewa)
Artinya saat ini kita menghadapi 2 masalah. Penderita yang belum terdiagnosis diabetes atau masyarakat yang belum menyadari bahwa dia terkena diabetes. Kedua, penderita diabetes yang tidak terkontrol gula darahnya, itu menambah beban kesehatan,” lanjut dr Sony.
Banyak penderita diabetes tidak menyadari kondisi mereka hingga mengalami komplikasi kronis. Untuk itu dibutuhkan skrining dengan melihat faktor risiko diabetes.
Dr Sony menekankan, pada masyarakat usia 40 tahun ke atas segera lakukan tes gula darah. Faktor risiko lain adalah riwayat keluarga diabetes, memiliki tekanan darah tinggi, berat badan berlebih kategori gemuk, dan gangguan kolesterol. ‘’Itu semua bila usia sudah 40 tahun minimal harus di-screening,” sarannya.
Lebih detail dr Sony menjabarkan, jika hasil normal pada screening gula darah puasa maka pemeriksaan dapat diulangi 2-3 tahun kemudian. Namun jika hasilnya masuk pada kategori prediabetes maka pemeriksaan diulang satu tahun setelahnya.
Prediabetes ditunjukan dengan hasil tes gula darah puasa 100-125, HBA1C diangka 5,7-6,4, atau gula darah setelah diberi gula 75 gram 2 jam kemudian hasilnya 140-199.
‘’Bagi yang hasil pemeriksaannya normal maka penting menjaga pola hidup sehat. Yang prediabetes, jaga pola hidup sehat dan dibutuhkan bantuan obat,” terang dr Sony.
Sementara bagi penderita diabetes, mengontrol gula darah saja tidak cukup. Komplikasi penyakit kronis juga harus dicegah, seperti stroke, jantung koroner, ginjal, kebutaan, atau kaki luka dan amputasi. Selain gula darah, tekanan darah tinggi dan kolesterol juga harus terpantau. Serta tak kalah penting, berhenti merokok.
‘’Terakhir, karena diabetes adalah penyakit kronis maka perlu dukungan. Bukan hanya pasien, lingkungan di rumah, dokter, maupun sistem kesehatan untuk menjaga pola hidup, diet, olahraga 30 menit sehari dan pengobatannya. Jangan lupa monitoring baik mandiri atau dengan dokter,” pungkas dr Sony.
RS Premier Surabaya berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi penderita diabetes. Pihak RS mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan dengan melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin. Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, komplikasi diabetes dapat dicegah.
Komentar
Posting Komentar