Daya Beli sedang Turun, Industri Pariwisata Cemas soal PPN 12 Persen - CNN Indonesia

 

Daya Beli sedang Turun, Industri Pariwisata Cemas soal PPN 12 Persen

Jakarta, CNN Indonesia 

--

Publik Indonesia saat ini sedang dihebohkan dengan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang akan ditetapkan mulai tahun depan, 1 Januari 2025. Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) buka suara soal kekhawatiran mereka.

Ketua Umum GIPI, Hariyadi Sukamdani, mengatakan bahwa pemerintah harusnya lebih berfokus untuk menciptakan lapangan pekerjaan sehingga arus pendapatan negara tercipta lebih banyak, bukan dengan cara menaikkan PPN.

"Nah, itu kan pemerintah yang baru yang akan ada putusan. Tapi memang dari awal kami selalu melihat bahwa yang paling penting itu sebenarnya jangan bermain di fiskal tapi bermain di bagaimana terjadi penciptaan lapangan kerja yang jumlahnya masif," ucap Hariyadi setelah pembukaan acara Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) 2024 di Jakarta pada Rabu (2/10).

Ia blak-blakan soal kondisi daya beli masyarakat yang tengah menurun akhir-akhir ini, "Nah ini kan kita ngomongin fiskal tapi kenyataannya daya beli turun. Daya beli turun mereka orang enggak ada kerjaan dong."

"Berarti fokusnya kalau menurut saya ya, bukan di situ, nguber-nguber di fiskal. Kalau pertumbuhan jalan, otomatis pajaknya akan naik, gitu loh," ucapnya menambahkan, melansir Detik, Kamis (21/11).

Menurut Hariyadi, sektor pariwisata bisa menjadi salah satu katalis dalam pertumbuhan ekonomi. Sebab, pariwisata-lah yang justru berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat.

Ia berkata, "Ini kan kita jadi lucu ya. Kenyataan apapun alasannya daya beli turun tidak mencerminkan bahwa pertumbuhan ekonomi itu ternyata bisa menyejahterakan masyarakat secara luas, kan gitu kan. Itu harus kita lihat, harus kita akui."

"Makanya tadi saya bilang bolak-balik, kenapa pariwisata ini kita dorong 'ayo dong pariwisata jadi prioritas'. Karena begitu dia jadi, masyarakat punya pekerjaan karena pariwisata naik mereka langsung menerima uangnya, kan. Nah ini impact-nya apa ke pertumbuhan ekonomi ke daya beli," imbuhnya.

(aur/wiw)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya