Angka Golput Tinggi, PAN Sarankan Pilpres, Pileg, dan Pilkada Digelar di Tahun Berbeda - Kompas

 

Angka Golput Tinggi, PAN Sarankan Pilpres, Pileg, dan Pilkada Digelar di Tahun Berbeda

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Amanat Nasional (PAN) menyarankan pemilihan umum (pemilu) ke depannya tidak digelar pada tahun yang sama.

PAN menilai ada kemungkinan pemilihan presiden (pilpres), pemilihan legislatif (pileg), dan pemilihan kepala daerah (pilkada) yang digelar serentak berdampak terhadap rendahnya partisipasi publik.

"Saran saya, untuk mengatasi kejenuhan ini, ada baiknya dilakukan pemilu terpisah. Pilkada terlebih dahulu, lalu dilanjutkan pileg, lalu diikuti presiden di tahun berbeda," kata Sekeretaris Jenderal (Sekjen) PAN Eko Hendro Purnomo atau dikenal Eko Patrio saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (2/12/2024).

Baca juga: Golput di Antara Teknologi dan Choice Paradox

Menurut Eko, euforia masyarakat pada pilpres dan pileg di bulan Februari lalu cukup tinggi.

Namun pada pelaksaan pilkada, euforia publik justru menurun. Eko menilai masyarakat juga sudah mulai jenuh.

"Masyarakat akhirnya menjadi jenuh karena di awal tahun harus dateng ke TPS, di akhir tahun pun harus memilih dan ke TPS lagi," kata Eko.

"Apalagi pada saat kemarin Pilkada itu hari libur kejepit juga. Masyarakat lebih memilih liburan dibandingkan datang ke TPS," sambungnya lagi.

Baca juga: Ini Ragam Alasan Warga Bekasi Pilih Golput pada Pilkada 2024...

Di sisi lain, ia berpendapat, ada kemungkinan masyarakat tidak melihat para calon dalam pilkada tahun ini cukup menarik.

"Mungkin calon dalam pilkada ini dinilai kurang menarik untuk dipilih oleh warganya sehingga masyarakat menjadi enggan untuk terlibat di dalam pemilu," ujarnya.

Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2024 tak sampai 70 persen berdasarkan rata-rata nasional.

Berdasarkan pemantauan via Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU RI pada Jumat sore, dari 98,5 persen data yang masuk, tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2024 hanya 68,16 persen.

"Dari data-data yang tersedia memang di bawah 70 persen, tapi tentu kalau di-zoom in, masing-masing provinsi dan kabupaten/kota beda-beda. Ada juga ya provinsi sudah 81 persen, ada yang 77 persen, ada yang memang 54 persen, itu masih ada," kata anggota KPU RI Augus Mellaz dalam jumpa pers, Jumat (29/11/2024).

Baca juga: Angka Golput Pilkada Tinggi, PKB: Pilihannya Tidak Menarik, Termasuk RK-Suswono

Partisipasi pada Pilkada Sumatera Utara hanya 55,6 persen, sedangkan DKI Jakarta hanya 57,6 persen, terendah sepanjang sejarah.

Secara nasional, tingkat partisipasi pemilih dalam pilkada ini jauh lebih rendah ketimbang Pilpres 2024 pada Februari lalu yang mencapai lebih dari 80 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya