Biden Dorong Netanyahu Setujui Gencatan Senjata di Gaza sebelum Trump Dilantik - Halaman all - TribunNews

 Internasional, Timur Tengah 

Biden Dorong Netanyahu Setujui Gencatan Senjata di Gaza sebelum Trump Dilantik - Halaman all - TribunNews

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, baru-baru ini berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Dalam sambungan telepon yang terjadi pada Minggu (12/1/2025), keduanya membahas kemajuan negosiasi gencatan senjata di Gaza, dikutip dari Al Jazeera dan Times of Israel.

Biden menekankan pentingnya untuk segera mengakhiri pertempuran yang berlangsung di Gaza dan memastikan pengembalian tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas.

Ini merupakan bagian dari upaya AS untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata sebelum pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari 2025.

Beberapa hari terakhir, pembicaraan yang dimediasi oleh AS, Mesir, dan Qatar menunjukkan kemajuan.

Putaran terakhir pembicaraan berlangsung di Doha, ibu kota Qatar.

Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Israel, Mossad, David Barnea, serta penasihat utama Timur Tengah Biden, Brett McGurk turut hadir dalam pertemuan penting itu.

Kehadiran Barnea menunjukkan bahwa pejabat tinggi Israel terlibat langsung dalam perundingan yang tengah berlangsung.

McGurk kini tengah menyusun rincian akhir teks kesepakatan yang akan disampaikan kepada kedua belah pihak.

Meskipun kesepakatan sudah sangat dekat, pejabat AS enggan untuk memprediksi apakah pembicaraan dapat selesai sebelum pelantikan Trump.

Kesepakatan Gencatan Senjata Bertahap

Baca juga: Jika Hamas Belum Bebaskan Sandera Tanggal 20 Januari, Trump: Neraka Akan Berkobar di Timur Tengah

Pembicaraan ini difokuskan pada kesepakatan gencatan senjata bertahap, yang telah diumumkan oleh Biden pada Mei lalu.

Gencatan senjata ini, telah disetujui oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tetapi rincian lebih lanjut masih dibahas.

Biden menekankan, gencatan senjata segera diperlukan, dengan tujuan utama mengakhiri pertempuran dan memulihkan sandera.

Netanyahu mengapresiasi dukungan AS terhadap Israel.

Akan tetapi dia menekankan hanya berkomitmen pada tahap pertama dari gencatan senjata, yang melibatkan pembebasan beberapa tawanan sebagai imbalan untuk penghentian sementara pertempuran.

Di sisi lain, Hamas menuntut agar Israel menarik pasukannya sepenuhnya dari Gaza.

Netanyahu sendiri menegaskan, dia tetap berkomitmen untuk menghancurkan kemampuan tempur Hamas di wilayah tersebut.

Masalah dalam Pembicaraan

Ada beberapa masalah yang masih diperdebatkan dalam pembicaraan.

Antara lain adalah tawanan mana yang akan dibebaskan pada tahap pertama, berapa banyak tawanan Palestina yang akan dibebaskan, dan sejauh mana pasukan Israel akan menarik diri dari pusat-pusat populasi di Gaza.

Sumber dari Hamas mengeklaim, kesepakatan sudah tercapai dan hanya menunggu persetujuan akhir dari Netanyahu.

Baca juga: Media Israel: Perang Gerilya dan Bom Pinggir Jalan Hamas Buat Israel Bayar Mahal di Beit Hanoun

Pembicaraan ini berlangsung di tengah pertempuran sengit di Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 46.000 warga Palestina tewas, sebagian besar di antaranya wanita dan anak-anak.

Selain itu, ancaman dari Presiden AS terpilih Donald Trump bahwa jika kesepakatan penyanderaan belum tercapai sebelum pelantikannya, maka "persyaratannya akan semakin memburuk" memberikan tekanan lebih besar pada para negosiator.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita