10 Negara Ini Punya Harta Karun Super Langka, Amerika dan China Bersaing Keruk Rare Earth |Sindonews
10 Negara Ini Punya Harta Karun Super Langka, Amerika dan China Bersaing Keruk Rare Earth | Halaman Lengkap
China dan Amerika Serikat (AS) terus mengeruk harta karun mineral super langka yakni rare earth atau Logam Tanah Jarang (LTJ). Berikut daftar 10 negara dengan produksi rare earth terbesar di dunia. Foto/Dok
-
Chinamemimpin sebagai negara dengan produksi
rare earthatau
Logam Tanah Jarang (LTJ)terbesar di dunia, dan diproyeksi bakal tetap memimpin untuk beberapa tahun mendatang. Berikut daftar lengkap 10 negara teratas dengan produksi rare earth terbesar di dunia.
Produsen logam tanah jarang terkemuka lainnya adalah Amerika Serikat (AS), Australia, Myanmar dan Thailand. Sementara itu China sejauh ini tercatat menyumbang 70% dari produksi global logam tanah jarang, sedangkan AS, Australia, dan Myanmar secara kolektif mencapai 24% dari total.
Dalam daftar ini merujuk pada Ringkasan Komoditas Mineral USGS 2022 yang diterbitkan pada tahun 2023 untuk menentukan peringkat negara yang produksi logam tanah jarang. Dokumen ini memberikan data tentang logam tanah jarang, karena USGS adalah otoritas di industri pertambangan dan mineral.
Edisi 2023 memberikan rincian produksi logam tanah jarang per negara sehingga dapat memetakan tren produksi global. Sumber lain tentang prakiraan soal logam tanah jarang termasuk juga dari OECD dan MarketWatch. Berikut 10 Negara Teratas dengan Produksi Rare Earth Terbesar:
10. Brazil
Produksi Rare Earth pada 2022: 80 metrik ton
Brazil pada tahun 2022 mampu memproduksi Rare Earth mencapai 80 metrik ton, menjadikannya negara penghasil logam tanah jarang terbesar ke-10. Raihan tersebut lebih rendah bila dibandingkan tahun 2021 dan 2020, dimasing-masing memproduksi 500 metrik ton dan 600 metrik ton.
Namun, kontraksi ini tidak mencerminkan menipisnya sumber daya yang dimiliki Brazil, lantaran cadangannya ekspansif. Diperkirakan Brazil mempunyai cadangan logam tanah jarang sekitar 21 juta metrik ton.
9. Madagaskar
Produksi Rare Earth pada 2022: 960 metrik tonNegara kepulauan Madagaskar tercatat, memproduksi 960 metrik ton logam tanah jarang. Meskipun cukup besar, output ini menurun dari 3.200 metrik ton yang dilaporkan pada tahun 2021.
Penurunan drastis untuk produksi ini mencapai lebih dari 70% dan menunjukkan perubahan konsekuensial dalam industri pertambangan Madagaskar. Dimana ada juga implikasi dari rantai pasokan global terhadap komponen-komponen penting ini.
8. Rusia
Produksi Logam Rare Earth pada 2022: 2.600 metrik ton
Soal urusan produksi logam tanah jarang atau Rare Earth, Rusia menempati urutan kedelapan dalam daftar ini. Kontribusi Rusia pada pasokan global Rare Earth dengan memproduksi 2.600 metrik ton pada tahun 2022.
Secara khusus, hal itu hanya sebagian kecil dari output potensial negara, karena cadangannya yang signifikan. Proyeksi baru-baru ini mengungkap Rusia menyimpan cadangan 21 juta metrik ton Rare Earth, elemen yang kedepannya diyakini tidak ternilai.
7. India
Produksi Logam Tanah Jarang atau Rare Earth pada 2022: 2.900 metrik ton
India merupakan salah satu negara penghasil logam tanah jarang terkemuka, karena menghasilkan 2.900 metrik ton pada tahun 2022. Upaya India untuk menemukan unsur-unsur tanah jarang telah menghasilkan identifikasi cadangan yang cukup besar dari logam ini.
Sesuai perkiraan saat ini, India memiliki persediaan 6,9 juta metrik ton logam tanah jarang. Mengingat cadangan besar yang belum dieksploitasi ini, India jelas merupakan pemain kunci dalam memenuhi permintaan global untuk logam tanah jarang.
Logam tanah jarang adalah kelompok logam yang langka dan memiliki sifat-sifat unik. Mereka memiliki peran penting dalam berbagai sektor industri, termasuk teknologi tinggi, elektronik, kendaraan listrik, energi terbarukan, dan pertahanan.
India diramalkan bakal menjadi pemain kunci dalam mempengaruhi rantai pasokan global, mengingat meningkatnya permintaan akan sumber daya vital ini.
6. Vietnam
Produksi Rare Earth pada tahun 2022: 4.300 metrik ton
Tambang logam tanah jarang atau Rare Earth di Vietnam menghasilkan 4.300 metrik ton pada tahun 2022, naik signifikan dari hanya 400 metrik ton pada tahun 2021. Pencapaian ini menunjukkan keahlian dan komitmen Vietnam yang terus meningkat terhadap ekstraksi tanah jarang.
Bersamaan dengan hal itu, negara ini memiliki potensi besar dengan perkiraan basis cadangan yang tersimpan yakni tembus 22 juta metrik ton.
5. Thailand
Produksi Tambang Logam Tanah Jarang pada 2022: 7.100 metrik ton
Ketika melihat produksi logam tanah jarang atau Rare Earth, maka Thailand adalah salah satu dari lima besar. Volume produksi logam tanah jarang yang dilaporkan mencapai 7.100 metrik ton pada tahun 2022.
Raihan itu sedikit turun, dimana Thailand pada 2021 tingkatan produksinya mencapai 8.200 metrik ton atau naik lebih dari dua kali lipat pada 2020, yang mencapai 3.600 metrik ton. Namun setelah peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, produksi mengalami penurunan menjadi 7.100 metrik ton pada tahun 2022.
4. Burma
Produksi Tambang Rare Earth pada 2022: 12.000 metrik ton
Produksi tambang logam tanah jarang Myanmar tercatat tembus 12.000 metrik ton pada tahun 2022. Volume produksi negara ini terutama terdiri dari dysprosium dan terbium, dengan output kecil skandium dan itrium.
Hasil produksi Burma menunjukkan potensinya untuk menawarkan sumber pasokan yang beragam, mengurangi risiko yang terkait dengan konsentrasi sumber daya kritis ini. Selain itu Burma adalah salah satu eksportir logam tanah jarang atau Rare Earth terbesar di dunia.
Ekspor REE mencapai USD803 juta pada tahun 2021, terlepas dari lanskap sosial-politik negara yang kompleks dan infrastruktur pertambangan yang berkembang.
3. Australia
Produksi Rare Earth pada 2022: 18.000 metrik ton
Australia adalah produsen logam tanah jarang terbesar ketiga, hanya di belakang Amerika Serikat (AS) dan Cina. Negara ini menambang 18.000 metrik ton logam tanah jarang pada tahun 2022, yang terpantau sedikit menyusut dari 24.000 metrik ton pada tahun 2021.
Output logam tanah jarang yang melimpah ini menunjukkan potensi Rare Earth yang sangat besar di negara itu, karena cadangannya diperkirakan mencapai 4,2 juta metrik ton. Tambang logam tanah jarang yang paling menonjol di Australia adalah Mount Weld Mine, yang memiliki infrastruktur canggih untuk mengekstrak REE dari mineral lain.
Juga meskipun memiliki cadangan logam tanah jarang terbesar keenam di dunia, upaya penambangan Australia di sektor ini tetap relatif terbatas.
2. Amerika Serikat
Produksi Tambang Logam Tanah Jarang pada 2022: 43.000 metrik ton
Amerika Serikat mampu produksi tambang logam tanah jarang pada tahun 2022 hingga 43.000 metrik ton. Diprediksi juga AS mempunyai cadangan Rare Earth sekitar 2,3 juta metrik ton.
Kapasitas cadangan yang cukup besar ini menunjukkan potensi produksi domestik yang berkelanjutan dan bakal diperkuat di masa depan. Saat ini, tambang logam tanah jarang terbesar di AS adalah Tambang Mountain Pass di California tenggara, yang merupakan tambang terbuka dengan kapasitas penambangan yang substansial.
1. China
Produksi Tambang Logam Tanah Jarang (Rare Earth) pada 2022: 0,21 juta metrik ton
China adalah negara penghasil logam tanah jarang terbesar yang menyumbang lebih dari 70% produksi global Rare Earth. Hasil tambang logam tanah jarang negara itu tercatat sebesar 0,21 juta metrik ton pada tahun 2022.
China juga memiliki deposit logam tanah jarang terbesar, yakni 44 juta metrik ton. Deposit REE utama di China adalah Distrik Pertambangan Bayan Obo di Mongolia Dalam, yang juga merupakan deposit REE terbesar di dunia.
(akr)
Komentar
Posting Komentar