Kesenian Betawi Nyaris Punah, Pemkot Jakbar Sediakan Pusat Pelatihan di Rawabuaya - Halaman all - Wartakotalive - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Kesenian Betawi Nyaris Punah, Pemkot Jakbar Sediakan Pusat Pelatihan di Rawabuaya - Halaman all - Wartakotalive

Share This
Responsive Ads Here

 

Kesenian Betawi Nyaris Punah, Pemkot Jakbar Sediakan Pusat Pelatihan di Rawabuaya - Halaman all - Wartakotalive

budaya-betawi-dikembangkan-di-Jakarta-Barat345

WARTAKOTALIVE.COM, CENGKARENG — Jakarta Barat menjadi salah satu wilayah di DKI Jakarta yang lekat dengan budaya Betawi

Berbagai tradisi, kesenian, hingga tempat-tempat bersejarah dan cagar budaya, hadir di wilayah ini.

Seperti kampung silat Rawa Belong, kawasan Kota Tua, hingga bangunan religi bergaya betawi, didirikan di wilayah ini.

Banyaknya pegiat seni di Jakarta Barat, membuat pemerintah kota setempat membuka pembinaan bagi anak-anak muda yang tertarik di bidang tersebut.

Mereka difasilitasi sanggar yang dinamai Pusat Pelatihan Seni Budaya (PPSB) di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.

Menurut Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat, Joko Mulyono, di tempat tersebut, para peserta diajarkan berbagai kesenian yang menjadi minatnya.

Baca juga: Budaya Betawi Kurang Dikenal Pelajar, DPRD DKI Desak Masuk Program Ekskul Sekolah

Mulai dari seni kontemporer, musik religi, hingga tarian-tarian khas Betawi.

Di samping itu, Joko menyebut melalui sanggar ini pihaknya sekaligus melestarikan kesenian di Jakarta Barat.

Pasalnya, beberapa kesenian sudah mulai punah bahkan punah sepenuhnya.

"Jadi kami di Jakarta sama Jakarta Barat, itu ada kesenian-kesenian yang terpelihara, kemudian kesenian yang hampir punah, dan kesenian yang sudah punah," kata Joko kepada wartawan, Selasa (15/4/2025).

"Yang terpelihara itu ya tari-tarian yang sering ditampilin atau warga masyarakat kalau mau nikahan gitu tariannya ditampilkan. Palang pintu, lenong, kan masih ada, masih terpelihara," imbuhnya.

Artinya, kata Joko, kesenian yang terpelihara berarti banyak sanggar di Jakarta yang melatih kesenian tersebut dan hasilnya masih digunakan oleh warga setempat.

Sementara kesenian yang hampir punah, berarti hanya beberapa sanggar saja yang mengajarkan kesenian ini.

"Contohnya ada salah satu namanya musik Samrah. Samrah itu perpaduan antara gambus sama keroncong gitu, ciri khasnya dia ada akordeonnya (alat musik seperti pianika)," jelas Joko.

Di Jakarta Barat sendiri, Joko mulai menghidupkan kembali kesenian Samrah ke dalam materi latihan di PPSB Rawa Buaya.

Ia ingin menghidupkan kembali tarian ini agar lestari dan kembali dikenal, khususnya di DKI Jakarta.

"Samrah itu di Jakarta Barat enggak ada kemarin. Selama berpuluh-puluh tahun kemarin enggak ada. Baru kami bentuk kemarin di awal puasa. Supaya ada nih muncul lagi seni musik Samrah di Jakarta Barat," kata Joko.

Baca juga: Putra Benjamin Yakin Pramono Anung-Rano Karno akan Bikin Budaya Betawi kian Menyala

Menurutnya, pihak Pemkot Jakarta Barat yang menyediakan pelatihnya dan memasukkan materi tari ini ke sejumlah sanggar.

"Lagu-lagu Samrah tuh kayak lagunya Bing Selamet, lagu Burung Nuri," jelas Joko.

Kendati demikian, Joko juga menyebut jika ada kesenian di Jakarta Barat yang sudah benar-benar punah dan tidak lagi dilestarikan.

Pasalnya selain sulit dilakukan dan tak ada yang melatih, kesenian ini juga disebut-sebut bertentangan dengan aspek religi.

"Yang sudah punah di Jakarta itu namanya Sambat. Tari menyambat namanya. (Biasanya) buat acara-acara dulu panen raya," kata Joko.

"Nyambat itu agak susah memang. Karena dia harus kayak kuda lumping. 'Nyambat' itu kayak manggil (yang gaib) gitu. Jadi yang nari itu bukan dianya," imbuhnya.

Akan tetapi, kata Joko, di beberapa daerah tarian ini masih dilestarikan.

Selain tarian, kesenian lain yang sudah punah adalah Prosa seperti Sahibul Hikayat. 

"Sahibul Hikayat tuh kayak dia satu tokoh nih, satu seniman nih menceritakan cerita monolog gitu. Tapi ada pesan-pesan moral gitu, tapi pakai bahasa-bahasa pantun," jelas Joko.

Joko berujar, di Jakarta Barat belum ada sanggar yang melestarikan kesenian itu lagi. 

Cara Pendaftaran

Warga Jakarta Barat yang tertarik dengan dunia seni baik musik maupun tarian, bisa memanfaatkan latihan di Pusat Pelatihan Seni Budaya (PPSB) Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.

Pasalnya melalui tempat ini, para peserta akan dilatih untuk menjadi profesional dan berkesempatan diundang ke berbagai event Jakarta.

Nantinya, grup yang diundang tersebut berkesempatan mendapat honorium sesuai dengan level/kemampuannya. 

Menurut Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat, Joko Mulyono, pihaknya menyediakan pelatihan rutin tiap satu tahun sekali untuk kesenian yang berbeda-beda.

Mulai dari musik islami, musik kontemporer, tarian, dan masih banyak lagi.

Tiap tahunnya, Joko menargetkan 150 peserta untuk dibina di PPSB.

Sementara untuk masing-masing kelasnya, kuota terbatas di 30 orang.

"Jadi ada kelas-kelasnya, mereka yang musik religi ada di kelas sendiri, jadi teori (dulu) nanti tinggak praktik. Alat musiknya juga kumpit di sini," kata Joko saat dutemui di PPSB Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (14/4/2025).

Joko menyebut, informasi pendaftaran PPSB ini bisa diakses lewat sosial media Pemkot Jakarta Barat atau melalui link yang dibagikan oleh pihak kelurahan dan kecamatan setempat.

"Kami ada linknya, kemarin kami buka link pendaftaran untuk 30 orang. Tinggal diisi aja. Terus kami juga kemarin sudah kami sampaikan ke Pak Camat supaya kalau ada warganya yang pengen, baik yang beregu maupun perorangan itu bisa aja," jelas Joko.

Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh pendaftar adalah melampirkan kartu tanda penduduk (KTP) Jakarta Barat.

Pendaftar juga bisa menyiapkan tim yang terkait dengan minatnya. Apakah hadroh, tari, maupun seni kontemporer lainnya.

"Jadi membina kader-kader, generasi muda, para pelaku seni yang pengen meningkatkan kemampuan dan kemampilannya di bidang seni," ungkap Joko.

Dia menyebut, pelatihan di PPSB gratis. Bahkan, para peserta akan diberi konsumsi dan konstum untuk pentas selama 10 hari berlatih.

Apabila sudah sampai di tahap profesional, pihak Sudin Kebudayaan bakal memfasilitasi para peserta PPSB untuk tampil di event-event bergengsi.

"Misalkan di tari nih, kami kan ada maestro-maestro pecipta tari nih. Jadi kalau ada tarian baru, biasanya kami sekaligus latihannya," jelas Joko.

"Kalau 30 orang kan lumayan tuh. Kalau satu grup tari itu 5 orang, berarti ada bisa 6 grup tuh, gitu. Kalau nanti udah bisa, sudah mahir dia nariin itu, kami bisa berdayakan pada saat ada event, gitu. Mereka tampil ya kami bayar," pungkas dia. 

Sementara itu, Akbar (23) salah satu peserta yang mendapat manfaat dari pelatihan musik islami di PPSB sejak 2012 ini, mengaku senang bisa mendapat kesempatan belajar secara gratis.

Akbar menyampaikan, di tempat ini, dirinya diajarkan terkait seni musik dari dasar hingga profesional.

"Kami pertama latihan dasar, nanti ada tingkatannya lagi ke mahir, rerus profesional," kata Akbar saat ditemui di lokasi, Senin.

"Kalau untuk profesional kami udah bisa ikut perform bareng," pungkasnya.

Menurutnya, perubahan yang paling signifikan dirasakannya adalah bisa mendapat banyak relasi, salah satunya dengan Dinas Kebudayaan dan pelaku seni profesional lain.

Apalagi, kata Akbar, apabila diundang tampil, pihaknya akan mendapat uang (honor) yang bisa diputarkan untuk keperluan grup musiknya. (m40)

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com lewat WhatsApp : di sini

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages