Dunia Internasional
Naik 145 Persen, Mainan Buatan China Jadi Barang Mewah di AS

New York, Beritasatu.com - Mainan buatan China sebelumnya dibebaskan dari tarif impor ke Amerika Serikat selama masa jabatan pertama Presiden Donald Trump. Namun, kebijakan tersebut kini telah berubah drastis.
ADVERTISEMENT
Awal bulan ini, Trump mengumumkan tarif impor sebesar 20% terhadap produk impor dari China, yang memberikan pukulan berat bagi industri manufaktur mainan. Tidak lama berselang, ia kembali memberlakukan tarif balasan sebesar 34%, yang terus meningkat seiring eskalasi perang dagang antara Washington dan Beijing.
Saat ini, ekspor mainan buatan China ke AS dikenakan tarif hingga 145%. Angka ini berpotensi terus meningkat karena kedua negara bersumpah untuk saling membalas kebijakan ekonomi masing-masing.
Bagi keluarga Amerika, hal ini berarti mainan yang sebelumnya terjangkau bisa berubah menjadi barang mewah. Sekitar 80% mainan yang dijual di Amerika Serikat diproduksi di China, menurut data dari Asosiasi Mainan Amerika.
"Kami tidak punya pilihan selain menaikkan harga berkali-kali lipat. Bisnis saya yang sudah berjalan selama 46 tahun kini terancam," ujar Isaac Larian, CEO MGA Entertainment, produsen mainan asal California.
Trump menyatakan bahwa tujuan dari kebijakan tarif ini adalah untuk mengembalikan produksi manufaktur ke tanah Amerika. Namun, Larian menilai kebijakan tersebut justru bisa berdampak negatif pada pabrik mainannya di Hudson, Ohio, yang saat ini mempekerjakan sekitar 700 orang.
Meskipun sebagian besar produksi MGA dilakukan di China, fasilitas di Ohio memproduksi mainan seperti mobil-mobilan dan kotak pasir merek Little Tikes. Menurut Larian, kapasitas produksi memang bisa ditingkatkan, tetapi ada tantangan besar, orang Amerika tidak ingin bekerja di pabrik.
Larian menambahkan bahwa meskipun tenaga kerja tersedia, biaya produksi di AS masih jauh lebih tinggi dibandingkan di China. Upah minimum di Ohio mencapai US$ 17 per jam, sedangkan di China hanya sekitar US$ 3–4 per jam.
Tak hanya soal biaya, bahan baku juga menjadi kendala. "Tidak ada pabrik di Amerika yang bisa memproduksi rambut boneka. Apa yang harus saya lakukan? Menjual boneka botak?" keluh Larian.
China saat ini merupakan pemasok mainan terbesar ke Amerika Serikat. Data Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa mainan buatan China menyumbang 75% dari total impor mainan AS, senilai sekitar US$ 13,4 miliar.
Menurut Greg Ahearn, Presiden dan CEO American Toy Association, dominasi mainan buatan China di industri ini berawal dari dekade 1980-an hingga 1990-an, ketika perusahaan mencari lokasi produksi dengan biaya rendah. China memiliki tenaga kerja besar dan murah yang memungkinkan pengurangan biaya produksi sekaligus harga jual.
Meski teknologi telah berkembang, proses produksi mainan tetap membutuhkan tenaga manusia, seperti untuk pengecatan wajah boneka atau figur aksi. Ahearn, yang juga mantan direktur pemasaran Toys "R" Us, menambahkan bahwa sebagian besar produsen mainan adalah usaha kecil, sehingga lebih mudah memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada di China daripada membangun dari awal di AS.
“Dalam jangka pendek, tidak ada alternatif nyata. Produksi di AS masih ada, tapi sebagian besar bersifat otomatis,” jelas Ahearn.
Jay Foreman, CEO perusahaan pembuat mainan Care Bears dan Tonka, mengatakan dalam wawancara Februari lalu bahwa seluruh rantai pasok perusahaannya berada di China.
“Ada hal-hal yang tidak bisa diproduksi di Amerika, dan mainan adalah salah satunya,” ujarnya.
Setelah pengumuman tarif 145%, Foreman menyebut kondisi industri mainan berubah menjadi krisis. “Tarif ini tidak hanya mengancam harga dan ketersediaan mainan, tapi juga kelangsungan hidup seluruh industri,” tegasnya.
Ahearn menambahkan, penurunan pendapatan akibat tarif impor bisa memaksa banyak pelaku usaha kecil gulung tikar. Sementara orang tua di AS akan berpikir untuk membelikan mainan buatan China yang harganya bakal meroket.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar