Skip to main content
728

Cara Daftar WHV Australia untuk WNI, Jadi Pemetik Buah Bisa Dapat Gaji Rp 300 Ribu per Jam - Halaman all - Tribun Gorontalo

 

Cara Daftar WHV Australia untuk WNI, Jadi Pemetik Buah Bisa Dapat Gaji Rp 300 Ribu per Jam - Halaman all - Tribun Gorontalo

TRIBUNGORONTALO.COM - Program Working Holiday Visa atau WHV Australia kini menjadi pilihan yang menggiurkan bagi Warga Negara Indonesia (WNI).

Banyak WNI yang menggunakan WHV Australia untuk bekerja dengan gaji yang cukup besar jika dikonversikan ke dalam rupiah.

Salah satu pekerjaan yang kerap diambil WNI yaitu menjadi pemetik buah dengan penghasilan hingga Rp 300 per jam.

Angka tersebut tentunya sangat besar jika dibanding upah pekerja formal di Indonesia.

Hal itulah yang menjadi salah satu alasan Merianti (30), mantan customer service di sebuah bank di Indonesia mengambil program WHV Australia.

"Alasan utamanya tentu karena ekonomi. Tapi selain itu, aku juga punya keinginan kuat untuk merasakan suasana dan budaya yang berbeda, ingin coba hidup di luar zona nyaman dan cari pengalaman baru di luar negeri," ujar Merianti, dikutip dari Kompas.com, Jumat (27/6/2025).

Tak hanya sebagai pemetik buah, pekerjaan lain yang bisa diambil saat memiliki WHV di antaranya menjadi waitress, cuci piring, hingga bekerja di gudang.

Pekerjaan yang bisa diambil dalam program WHV cenderung ke pekerjaan fisik, namun banyak WNI yang tak segan mengambilnya untuk mempertebal tabungan dalam waktu yang singkat.

Bagi Anda yang tertarik untuk mengambil program tersebut, simak cara mendaftar WHV Australia 2025 untuk WNI!

Baca juga: Lion Air Tetapkan Aturan Baru Mulai 17 Juli 2025, Apa Itu?

Cara Daftar WHV untuk WNI

Working Holiday Visa atau WHV adalah program resmi Pemerintah Australia yang memungkinkan warga negara tertentu bekerja sambil berlibur.

Visa ini menawarkan kesempatan bagi pemegangnya untuk tinggal dan bekerja di Australia dalam kurun waktu tertentu, yang sangat diminati oleh para pemuda Indonesia, khususnya mereka yang berusia 18 hingga 30 tahun.

Dikutip dari laman resmi Kedutaan Australia, Minggu (29/6/2025), WHV memberi kesempatan kepada pemegang visa untuk melakukan berbagai aktivitas seperti bekerja dalam jangka pendek untuk membiayai perjalanan, belajar selama empat bulan, serta bepergian ke dan dari Australia sebanyak yang diinginkan.

Selain itu, terdapat keuntungan lainnya, seperti kesempatan bekerja untuk mendapatkan pengalaman internasional, berlatih bahasa Inggris, serta memperoleh penghasilan yang lebih baik.

Pendaftaran untuk WHV Australia biasanya dibuka setiap tahun, dan bagi yang tertarik untuk mengajukan visa ini, ada sejumlah persyaratan dan tahapan yang perlu diperhatikan.

Berikut adalah panduan lengkap cara mendaftar WHV Australia, yang dirangkum dari laman resmi SDUWHV Imigrasi Australia:

1. Cara Mendaftar WHV

Pendaftaran WHV Australia dilakukan secara online melalui laman sduwhv.imigrasi.go.id. Berikut adalah tahapan yang perlu dilakukan oleh calon pendaftar:

Daftarkan diri sebagai pemohon di situs resmi.
Isi formulir elektronik yang disediakan dan unggah dokumen persyaratan sesuai dengan tanggal yang ditentukan.

Baca juga: Maskapai Lion Air Resmi Kurangi Jatah Bagasi Gratis Mulai 17 Juli 2025! Ini Penjelasan Lengkapnya

2. Dokumen Persyaratan

Untuk melengkapi proses pendaftaran, calon pemohon WHV Australia wajib menyediakan dokumen-dokumen sebagai berikut:

a. Pas Foto

  • Foto terbaru dengan latar belakang warna putih.
  • Ukuran maksimal 10 MB dengan format JPG, JPEG, atau PNG.

b. Paspor

  • Paspor dengan masa berlaku tidak kurang dari 18 bulan.
  • Halaman paspor tidak penuh dan tidak rusak.
  • Ukuran maksimal 10 MB dengan format PDF.

c. Bukti Kualifikasi Pendidikan

Pendaftar harus melampirkan bukti pendidikan sebagai berikut:

  • Mahasiswa Aktif: Surat keterangan sebagai mahasiswa aktif, Kartu Hasil Studi (KHS), dan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM).
  • Lulusan Pendidikan Dalam Negeri: Sertifikat/ijazah dari lembaga pendidikan yang terakreditasi.
  • Lulusan Pendidikan Luar Negeri: Sertifikat/ijazah dan Kartu Hasil Studi (KHS).
  • Semua dokumen pendidikan harus digabungkan menjadi satu file PDF dengan ukuran maksimal 10 MB.

Baca juga: Tarif Listrik per 1 Juli 2025 Resmi Tak Naik, Ini Daftarnya untuk Semua Pelanggan

d. Sertifikat Kemampuan Bahasa Inggris

Calon pendaftar harus memiliki sertifikat kemampuan bahasa Inggris, yang diperoleh dari salah satu tes berikut:

  • IELTS: Nilai rata-rata minimal 4,5 dari empat komponen tes.
  • TOEFL iBT: Nilai keseluruhan minimal 32 dari empat komponen tes.
  • Pearson PTE Academic: Nilai keseluruhan minimal 30 dari empat komponen tes.
  • Cambridge Assessment English: Nilai keseluruhan minimal 147. Sertifikat bahasa Inggris harus diperoleh dalam 12 bulan terakhir sebelum pengajuan visa. Berkas dokumen ini juga maksimal 10 MB dengan format PDF.

e. Surat Keterangan Bank

Pendaftar perlu melampirkan surat keterangan dari bank yang menunjukkan kepemilikan dana minimal AUD 5.000 (sekitar Rp 53 juta).

Jika dana tersebut atas nama orang tua atau wali, maka harus disertakan juga dokumen Kartu Keluarga (KK), KTP orang tua/wali, serta surat pernyataan yang dilengkapi dengan meterai Rp 10.000.

f. Surat Pernyataan Tertulis

Pendaftar harus membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa data yang diisi dan dokumen yang dilampirkan adalah asli dan tidak dipalsukan, serta dilengkapi dengan meterai Rp 10.000. Berkas ini juga berukuran maksimal 10 MB dalam format PDF.

Baca juga: Mahasiswa Penerima KIP Kuliah, Hati-Hati! Ini 6 Bentuk Penyalahgunaan yang Harus Dilaporkan

3. Keuntungan Mengikuti Program WHV

Dengan mendapatkan Working Holiday Visa, pemegang visa tidak hanya bisa menikmati liburan di Australia, tetapi juga memiliki kesempatan untuk bekerja di berbagai sektor. Program ini memungkinkan pendaftar untuk:

  • Mengembangkan kemampuan bahasa Inggris melalui interaksi sehari-hari.
  • Memperoleh pengalaman bekerja di Australia yang dapat memperkaya CV dan keterampilan.
  • Membuka peluang jaringan internasional yang bermanfaat di masa depan.
  • Imigrasi Australia memastikan bahwa setiap proses pendaftaran WHV Australia dilakukan dengan cermat dan sesuai ketentuan yang berlaku.

Maka dari itu, pastikan semua dokumen dan persyaratan terpenuhi dengan baik agar proses aplikasi dapat berjalan lancar.

Demikian informasi mengenai cara dan dokumen yang diperlukan untuk mendaftar Working Holiday Visa (WHV) Australia.

Bagi yang tertarik untuk melamar, segera persiapkan dokumen dan daftarkan diri melalui situs resmi yang telah disediakan.

Kisah lengkap Merianti Ikut Program WHV

Sebelum mengkuti program WHV, Merianti hampir lima tahun bekerja sebagai customer service di sebuah bank di Indonesia.

Lulusan jurusan Manajemen dari universitas di Pontianak, Kalimantan Barat, itu kini bekerja sebagai pemetik dan penyortir buah di Australia dengan penghasilan hingga Rp 300.000 per jam.

"Alasan utamanya tentu karena ekonomi. Tapi selain itu, aku juga punya keinginan kuat untuk merasakan suasana dan budaya yang berbeda, ingin coba hidup di luar zona nyaman dan cari pengalaman baru di luar negeri," ujar Merianti, dikutip dari Kompas.com, Jumat (27/6/2025).

Selama satu setengah tahun tinggal di Australia, Merianti telah menjajal berbagai pekerjaan.

Mulai dari waitress, cuci piring, kerja di gudang, hingga pekerjaan fisik seperti memetik apel dan raspberry, pernah dilakoni Merianti. Kini, ia bekerja sebagai penyortir buah.

“Pekerjaanku memang berpindah-pindah sesuai musim dan kebutuhan syarat untuk perpanjangan visa. Urutannya kurang lebih mulai dari hospitality, warehouse lalu pindah ke pekerjaan fisik seperti farm untuk perpanjangan visa, dan sekarang kembali lagi ke pekerjaan sorting buah di area regional," jelasnya.

Baca juga: BSU Tak Dapat? Warga Bisa Dapat Bansos Penebalan Rp400 Ribu, Ini Jadwal dan Cara Ceknya

Proses Melamar Kerja Lebih Simpel

Berbeda dari Indonesia, proses melamar kerja di Australia jauh lebih sederhana.

“Tetap pakai CV, tapi formatnya lebih simple. Cuma berisi data diri, pengalaman kerja, dan kontak. Tanpa perlu foto, ijazah, atau dokumen tambahan seperti di Indonesia. Biasanya CV langsung dikasih ke tempat kerja dalam bentuk kertas, tanpa amplop juga enggak masalah,” kata dia.

Beberapa perusahaan juga menerapkan sistem uji coba langsung.

“Salah satu yang paling terasa adalah sistem rekrutmennya. Di Australia, beberapa tempat kerja menerapkan sistem trial, biasanya 3 jam, untuk menilai kemampuan kita langsung di lapangan," ujar dia.

"Sedangkan di Indonesia, prosesnya lebih panjang dan sering kali hanya menilai dari ijazah atau nilai akademis, bukan skill kerja,” ucap Merianti.

Upah Rp 300.000 per Jam

Dengan upah minimum 30,13 dolar Australia per jam atau sekitar Rp 331.000, Merianti mengaku bisa mencukupi biaya hidup, sewa tempat tinggal, dan menabung.

Pembayaran gajinya dilakukan mingguan atau dua mingguan.

"Di Australia, kedisiplinan itu sangat penting. Kalau sering telat, bisa dianggap enggak bertanggung jawab dan berisiko diberhentikan," kata dia.

"Tapi di sisi lain, mereka juga sangat adil. Datang on time, pulang juga on time. Bahkan, kalau harus lembur, tetap dibayar sesuai jam kerja. Break time juga wajib diberikan," tuturnya lagi.

Selama bekerja di Australia, Merianti tidak pernah merasakan diskriminasi.

“Mereka punya aturan ketat soal bullying dan harassment, jadi siapa pun yang melanggar bisa langsung dilaporkan,” katanya.

Pesan Merianti untuk Anak Muda Indonesia

Bagi anak muda Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri, Merianti berpesan untuk aktif mencari informasi.

Baca juga: Dukung Warga Kerja ke Luar Negeri, Menteri P2MI: Kita Bisa Kuasai Dunia Lewat PMI

“Kumpulkan informasi sebanyak mungkin, lalu ikuti prosesnya dengan sabar," kata Merianti.

"Sebab, pada akhirnya ketika sudah berada di luar negeri pun harus bisa melakukan apa-apa secara mandiri,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tinggalkan Kerja Kantoran, Merianti Pilih Jadi Pemetik Buah di Australia dengan Bayaran Rp 300.000 Per Jam dan Panduan Lengkap Pendaftaran Working Holiday Visa Australia 2025 untuk WNI.

Posting Komentar

0 Komentar

728