Skip to main content
728

Kenapa 7 Gunung di Indonesia Kompak Erupsi dalam Beberapa Terakhir? -

 

Kenapa 7 Gunung di Indonesia Kompak Erupsi dalam Beberapa Terakhir?

KOMPAS.com - Setidaknya, ada tujuh gunung api di Indonesia yang kompak mengalami erupsi dalam beberapa hari terakhir.

Gunung-gunung tersebut antara lain, Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur, Dukono (Maluku Utara), Raung (Jawa Timur), Ibu (Maluku Utara), Marapi (Sumatera Barat), Ile Lewotolok (Nusa Tenggara Timur), dan Semeru (Jawa Timur).

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Priatin Hadi Wijaya mengungkapkan, Lewotobi Laki-laki adalah gunung yang mengalami erupsi signifikan dibandingkan gunung lainnya saat ini.

“Pada 17 Juni, dengan kolom abu setinggi 10–16?kilometer dan status awas level maksimal (Merah),” katanya kepada Kompas.com, Kamis (20/6/2025).

Direktur Intelijen AS Sebut Iran Tak Kembangkan Program Nuklir, Trump: Dia Salah

Lantas, mengapa tujuh gunung di Indonesia kompak erupsi dalam beberapa hari terakhir?

Baca juga: TN Gunung Merbabu Terapkan Penggunaan Gelang RFID untuk Pendaki, Apa Itu?

Penjelasan PVMBG

Hadi menyampaikan, erupsi bersamaan yang terjadi pada tujuh gunung api Indonesia hanya kebetulan.

Menurutnya, secara global, ada satu hingga dua gunung api aktif dalam rentang harian, seperti terjadi di Indonesia.

“Rata-rata ada 20–25 gunung api yang erupsi secara bersamaan di seluruh dunia setiap minggu,” ungkapnya.

“Aktivitas berdekatan waktu, seperti saat ini, sering terjadi tanpa hubungan sebab-akibat,” imbuhnya.

Hadi mengungkapkan, banyak gunung api di Indonesia berada dalam fase aktif beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Panduan Siaga Letusan Gunung Api, dari Peringatan hingga Pascabencana

Gunung Dukono di Maluku Utara erupsi pada tanggal 20 Juni 2025 pukul 06:41 WIT dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.400 m di atas puncak (± 2.487 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur.

Lihat Foto

Kendati demikian, erupsi bisa terjadi kapan pun saat tekanan magma suatu gunung mencukupi.

“Masing-masing gunung memiliki dapur magma (reservoir) sendiri yang terbentuk dari proses geologi lokal,” ucapnya.

Baca juga: Kawasan Gunung Lewotobi Dilanda Hujan Deras, Waspada Banjir Lahar

Dia menuturkan, tidak ada saluran magma yang saling terhubung antara gunung-gunung tersebut.

Dengan begitu, mekanisme erupsi setiap gunung tersebut berlangsung independen dan bergantung pada kondisi lokal.

“Jika erupsi saling memicu, biasanya ada gempa besar atau pergeseran lempeng yang berskala luas,” ujarnya.

Hingga saat ini, Hadi mengungkapkan bahwa tidak ada peristiwa tektonik besar yang terjadi bersamaan dengan rangkaian erupsi tersebut.

Baca juga: Melihat Cerro El Cono, “Gunung Piramida” Misterius di Tengah Hutan Amazon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Kapal Induk USS Nimitz Diduga Sengaja Hilang Sinyal di Laut Indonesia

Posting Komentar

0 Komentar

728