Sikap Indonesia Buat Malaysia Tertarik Membeli KAAN dan Lockheed Martin Harap-harap Cemas Pamor F-35 Tergusur - Zona Jakarta

ZONAJAKARTA.com - Malaysia tertarik membeli KAAN tak lepas dari pengaruh Indonesia yang berani mencapai kesepakatan saat Indo Defence 2024 dibuka tepat Rabu, 11 Juni 2025 lalu.
Langkah Indonesia yang membuat Malaysia tertarik membeli KAAN harus dilihat sebagai sebuah alarm bahaya bagi Lockheed Martin.
Menguatnya pamor jet tempur generasi kelima asal Turki itu bisa membuat pamor F-35 yang selama ini menguasai pasar global bisa semakin tergusur.
Baca Juga:
Ketertarikan Indonesia terhadap KAAN bukanlah merupakan hal yang tiba-tiba muncul.
Apalagi Presiden RI Prabowo Subianto pernah menyampaikan minatnya saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI pada masa pemerintahan Jokowi.
Dan impian itu berusaha untuk direalisasikan ketika diberi mandat oleh rakyat mengemban tugas sebagai RI-1.
Sebagai langkah nyata, Presiden Prabowo pun menemui Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Kepresidenan Turki, Ankara pada April 2025 lalu.
Hasil pertemuan tersebut menjadi kenyataan ketika pameran bertajuk Indo Defence 2024 diselenggarakan pekan lalu.
Yang menandai sebuah langkah baru bagi modernisasi TNI AU karena selama ini belum pernah sekalipun mengoperasikan jet tempur generasi kelima.
Baca Juga:
Dalam sebuah unggahan di akun X miliknya, Erdogan menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas inisiatif Presiden Prabowo terkait pengadaan KAAN untuk menunjang kebutuhan TNI AU.
Ia mengaku sangat terhormat dengan adanya sosok presiden yang memiliki tekad kuat dalam modernisasi pertahanan untuk negaranya.
"Saya ingin menyampaikan salam dan terima kasih saya kepada rekan saya yang terhormat, Presiden Indonesia Prabowo Subianto, yang memiliki andil besar dalam penandatanganan kesepakatan tersebut dengan tekad yang nyata," kata Erdogan sebagaimana dikutip ZONAJAKARTA.com dalam unggahannya di X @RTErdogan pada Rabu, 11 Juni 2025.

Erdogan juga mengungkapkan bahwa langkah Indonesia membeli 48 unit KAAN tidak hanya memberikan keuntungan bagi Turki semata.
Tetapi juga ada manfaat yang bisa NKRI peroleh karena adanya transfer teknologi.
Sehingga kedua negara bisa saling memperkuat industri pertahanan masing-masing khususnya dari sektor kedirgantaraan.
"Saya berharap perjanjian ini, yang mengungkap perkembangan dan titik yang dicapai oleh industri pertahanan dalam negeri dan nasional kita, akan bermanfaat bagi Turki dan Indonesia," ujarnya.
Sambutan positif juga datang dari Mehmet Demiroglu selaku CEO Turkish Aerospace Industries (TAI), pabrikan yang memproduksi KAAN.
Demiroglu meyakini bahwa akan ada negara lainnya yang bakal menyusul Indonesia khususnya Malaysia sebagai salah satu tetangga terdekat.
"Kami berharap dapat mencapai tahap di mana kami dapat mengumumkannya pada periode mendatang," kata Demiroglu dikutip dari laman Daily Sabah melalui artikel berjudul "TAI says in talks with several nations for Turkish fighter jet" yang dimuat pada Selasa, 17 Juni 2025.
Baca Juga:
Menguatnya minat Malaysia terhadap KAAN juga menjadi sebuah milestone tersendiri bagi TAI.
Menurut Demiroglu, hal ini bisa menjadikan TAI sebagai "supermarket" industri dirgantara yang menyediakan berbagai kebutuhan tempur bagi siapapun negara yang membutuhkan.
Bukan hanya berupa jet tempur konvensional saja, tetapi juga mencakup pesawat tempur nirawak (UCAV).
"Kami mendefinisikan diri kami sebagai supermarket penerbangan di Turki karena kami memproduksi segalanya, mulai dari helikopter hingga kendaraan udara tak berawak, jet tempur generasi kelima, pesawat latih seperti Hürjet dan Hürkuş, satelit, dan bahkan komponen untuk perusahaan seperti Airbus dan Boeing. Jadi, kami dapat dengan yakin mengatakan bahwa kami memiliki semuanya," ujarnya.
Adapun salah satu faktor yang bisa memicu Malaysia tertarik membeli KAAN adalah aspek teknis dari pesawat itu sendiri.
Melansir artikel berjudul "Indigenous Turkish TF35000 Engine To Power Kaan Fifth-Generation Stealth Fighter" yang dimuat oleh laman Army Recognition pada 16 Mei 2025, pesawat tersebut nantinya akan ditopang oleh mesin TF35000 yang memiliki daya dorong sebesar 35.000 pon.
Mesin ini tak hanya membuat pesawat bisa melaju dengan kecepatan supersonik, tetapi juga irit bahan bakar sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam operasi jarak jauh.

Fakta yang telah dijelaskan tadi secara tak langsung turut berdampak pada semakin menurunnya pamor F-35 di mata dunia.
Banyaknya borok yang terbongkar dari pesawat ini ditambah arogansi Lockheed Martin dalam memonopoli rantai pasok global justru menjadi bom waktu yang bakal meledak suatu saat.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan konglomerat ternama dunia Elon Musk yang menyatakan bahwa pesawat tersebut sudah memiliki cacat sejak awal sehingga tak layak dipelihara.
"Desain F-35 rusak pada tingkat persyaratan, karena terlalu banyak hal yang dituntut untuk dikerjakan oleh terlalu banyak orang. Hal ini membuatnya menjadi pekerjaan yang mahal dan rumit, tetapi tidak menguasai satu pun. Keberhasilan tidak pernah bergantung pada serangkaian hasil yang mungkin," ucap Elon Musk dikutip dari akun X @elonmusk pada 25 November 2024.
Pendiri SpaceX itu mengungkapkan bahwa merawat F-35 justru meningkatkan risiko terbunuhnya pilot dari negara pengguna cepat atau lambat.
"Dan jet tempur berawak sudah ketinggalan zaman di era pesawat nirawak. Pilotnya akan terbunuh," tuturnya.***
0 Komentar