Pabrikan Mobil China Ramai-ramai Turunkan Harga, Ini Daftarnya
/data/photo/2025/06/24/685a26b0aeffa.png)
/data/photo/2025/06/24/685a26b0aeffa.png)
JAKARTA, KOMPAS.com - Strategi memangkas harga kendaraan demi mendongkrak daya saing yang dilakukan produsen mobil asal China kini kian marak di pasar domestik.
Catatan redaksi Kompas.com menunjukkan bahwa sedikitnya terdapat enam pabrikan yang telah melakukan penurunan harga sejak satu tahun belakangan.
Neta
Pertama, ada Neta Indonesia yang memangkas harga jual Neta V dari Rp 317 juta menjadi Rp 299 juta on the road (OTR) Jakarta pada pertengahan semester I/2024.
Managing Director PT NETA Auto Indonesia, Jerry Huang, kala itu menjelaskan bahwa penurunan harga terjadi karena mobil sudah dirakit di dalam negeri melalui PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Bekasi, Jawa Barat.
China Serukan Gencatan Senjata Terhadap Konflik Iran Lawan Israel-AS
“Neta V-II kami pasarkan seharga Rp 299 juta dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 44 persen. Harga tersebut sudah termasuk insentif PPN,” ujar dia.
Baca juga: 28 Akses Gerbang Tol yang Terdampak Ganjil Genap Jakarta Pekan Ini

Lihat Foto
Sehingga, harga kendaraan jadi lebih bersaing meskipun terdapat beberapa aspek yang telah diperbarui baik pada sisi desain maupun fitur Advanced Driver Assistance System (ADAS).
Morris Garage (MG)
Langkah serupa ditempuh oleh Morris Garage (MG), merek blasteran Inggris-China, yang menyesuaikan harga MG 4EV hingga tiga kali.
Awalnya, mobil ini dibanderol Rp 649,9 juta-Rp 699,9 juta saat masih berstatus impor dari Thailand.
Setelah produksi dipindahkan ke pabrik di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, harganya turun signifikan menjadi Rp 395 juta. “Perubahan status dari Completely Built Up (CBU) ke Completely Knocked Down (CKD) membuat harga jadi jauh lebih rendah. Kalau impor, harga masih tinggi sekali, karena itu kami berinvestasi di Indonesia,” kata CEO MG Motor Indonesia, Alec He Guowei.
Wuling
Baca juga: Pekan Ini Ganjil Genap Jakarta Kembali Berlaku Normal

Lihat Foto
Memasuki pertengahan 2024, Wuling Motors juga melakukan penyesuaian pada Air EV Standard Range, salah satu mobil listrik andalannya.
Harga yang semula di kisaran Rp 190 jutaan kini terkoreksi menjadi Rp 170 jutaan.
BAIC
Gelombang penyesuaian harga melibatkan merek lain seperti BAIC, Jetour, dan Chery.
Baca juga: Strategi Jetour Hadapi PPN 12 Persen dan Kenaikan Pajak Opsen 2025
Bahkan, penurunannya pun tak main-main, mencapai Rp 100 jutaan dari harga semula.
Sebagai contoh, BAIC Indonesia menurunkan harga BJ40 Plus dari Rp 790 juta menjadi Rp 698 juta setelah diproduksi secara lokal pada pabrik PT HIM di Purwakarta, Jawa Barat, tahun ini.
COO PT JHL International Otomotif (JIO), Dhani Yahya, menjelaskan bahwa penurunan harga murni hasil efisiensi produksi di dalam negeri tanpa mengurangi kualitas. “Sebelumnya, bea impor dan pajak barang mewah bisa mencapai 50 persen. Dengan produksi lokal, hanya 7–10 persen. Struktur pajak yang lebih ringan inilah yang membuat harga lebih bersahabat,” jelasnya.
Baca juga: Pabrik Baterai CATL Siap Pasok 300.000 Mobil Listrik

Lihat Foto
Jetour
Jetour Indonesia pun mengikuti jejak serupa lewat program “manfaat terbaru” untuk model Dashing dan X70 Plus.
Kini, Jetour Dashing Journey dipasarkan Rp 348,8 juta, sementara X70 Plus Journey ditawarkan Rp 359,8 juta, padahal pada Oktober 2024 lalu harganya masih di kisaran Rp 389 - Rp 414 jutaan.
Chery
Chery tak ketinggalan dengan menyesuaikan harga dua produk penerus Omoda 5 dan Omoda E5, yakni Chery C5 dan Chery E5.
Sebagai perbandingan, Omoda 5 sebelumnya dibanderol mulai Rp 346,8 juta hingga Rp 414 juta.
Kini, C5 dipasarkan lebih terjangkau di angka Rp 319,9 juta hingga Rp 349,9 juta.
Baca juga: Pajak Kendaraan Banten: Pembebasan Pokok dan Denda Hingga Akhir 2025

Lihat Foto
Sedangkan Omoda E5 varian Pure kini dijual Rp 369,9 juta, turun dari harga semula Rp 419,8 juta.
Varian tertinggi dipatok Rp 399,9 juta, atau Rp 404,9 juta untuk opsi warna two tone dari sebelumnya Rp 498 jutaan.
Outro
Perang harga yang dipicu pabrikan otomotif China membuka peluang bagi konsumen dalam negeri untuk mendapatkan kendaraan, terutama mobil listrik, dengan harga lebih terjangkau.
Namun, strategi ini membawa tantangan lain dan memicu perang harga, kompetisi yang tidak sehat, apabila tidak diimbangi inovasi serta layanan berkelanjutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
0 Komentar