Skip to main content
728

Perbedaan Rudal Subsonik, Supersonik, dan Hipersonik, Negara Mana yang Mengembangkannya? - Halaman all - TribunNews

 Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,

Perbedaan Rudal Subsonik, Supersonik, dan Hipersonik, Negara Mana yang Mengembangkannya? - Halaman all - Tribunnews

TRIBUNNEWS.COM – Iran mengklaim telah meluncurkan rudal hipersonik bernama Fattah-1 ke arah Israel dalam serangan pada Rabu (18/6/2025) malam.

Aksi ini dilakukan setelah Pemimpin Tertinggi IranAyatollah Ali Khamenei, menyerukan agar tidak ada belas kasihan terhadap Israel, mengutip Hindustan Times.

Ini bukan pertama kalinya Iran menggunakan rudal Fattah-1.

Sebelum serangan pada hari Rabu, rudal Fattah-1 juga pernah diluncurkan dalam serangan Iran terhadap Israel pada 1 Oktober 2024 lalu.

Fattah-1 merupakan rudal balistik jarak menengah hipersonik pertama Iran, yang dikembangkan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

Rudal hipersonik ini melaju dengan kecepatan lima kali kecepatan suara atau lebih, dan dapat bermanuver, sehingga sulit ditargetkan oleh sistem radar maupun pertahanan udara.

Dikenal karena kecepatan tinggi, presisi, dan kemampuannya mengubah lintasan selama penerbangan, rudal ini memiliki panjang 12 meter dan jangkauan hingga 1.400 kilometer.

Fattah-1 menggunakan bahan bakar padat.

Menurut laporan Iran Watch, Fattah-1 menggunakan sistem propulsi satu tahap dan dapat membawa muatan peledak seberat 200 kilogram.

Apa Itu Rudal Hipersonik?

Mengutip defenceiq.com, rudal hipersonik melaju dengan kecepatan Mach 5 atau lebih — lima kali lebih cepat dari kecepatan suara (sekitar 3.836 mph), yaitu kira-kira 1 mil per detik.

Beberapa rudal, seperti Kh-47M2 Kinzhal milik Rusia yang diluncurkan dari udara, diduga mampu mencapai kecepatan Mach 10 (7.672 mph) dengan jangkauan hingga 1.200 mil.

Baca juga: Spesifikasi Rudal Khorramshahr dan Rudal Sejjil yang Diluncurkan Iran Pertama Kalinya ke Israel

Sebagai perbandingan, rudal jelajah Tomahawk milik AS hanya memiliki kecepatan subsonik, sekitar 550 mph, dengan jangkauan maksimum sekitar 1.500 mil.

Rudal hipersonik terdiri dari dua varian utama:

- Rudal Jelajah Hipersonik

Rudal jenis ini mencapai targetnya dengan bantuan mesin jet berkecepatan tinggi yang memungkinkan rudal melaju melebihi Mach 5.

Rudal ini bersifat non-balistik, tidak seperti ICBM (Intercontinental Ballistic Missile) tradisional yang menggunakan lintasan parabola dan bergantung pada gaya gravitasi.

- Kendaraan Luncur Hipersonik (Hypersonic Glide Vehicle/HGV)

Jenis ini memanfaatkan kendaraan yang kembali masuk atmosfer setelah diluncurkan ke luar angkasa pada lintasan melengkung.

Hulu ledak dilepaskan dan meluncur kembali dengan kecepatan hipersonik.

Berbeda dengan ICBM yang sepenuhnya bergantung pada gravitasi, kendaraan luncur ini menggunakan desain aerodinamis untuk menembus atmosfer, memanfaatkan gelombang kejut dari daya angkatnya untuk mempertahankan kecepatan dan menghindari sistem pertahanan rudal.

Kendaraan ini meluncur di atmosfer pada ketinggian antara 40 hingga 100 km dan mencapai target dengan memanfaatkan gaya aerodinamis.

Saat ini, belum ada sistem pertahanan rudal yang mampu mencegat rudal hipersonik secara efektif.

Perbedaan antara Rudal Subsonik, Supersonik, dan Hipersonik

1. Rudal Subsonik

Rudal subsonik memiliki kecepatan lebih lambat dari kecepatan suara.

Sebagian besar rudal yang terkenal masuk dalam kategori ini, seperti Tomahawk milik Amerika Serikat, Exocet milik Prancis, dan Nirbhay milik India.

Baca juga: Indonesia Dikabarkan Jadi Pembeli Potensial Brahmos, Rudal Supersonik Tercepat di Dunia

Rudal subsonik umumnya melaju dengan kecepatan sekitar Mach 0,9 (sekitar 705 mph).

Meskipun lebih lambat, rudal jenis ini tetap memainkan peran penting di medan perang modern.

Selain lebih murah untuk diproduksi, rudal subsonik juga memiliki keunggulan strategis karena ukurannya yang kecil dan kecepatannya yang rendah, yang menyulitkan deteksi oleh radar musuh.

Setelah diluncurkan, rudal ini dapat terbang mendekati target dengan efisiensi bahan bakar yang tinggi.

Kecepatannya yang relatif rendah memberikan waktu tambahan bagi pengambil keputusan militer untuk menilai situasi dan menentukan apakah serangan perlu diteruskan atau dibatalkan.

2. Rudal Supersonik

Rudal supersonik memiliki kecepatan melebihi kecepatan suara (Mach 1) namun tidak melebihi Mach 3.

Sebagian besar rudal supersonik beroperasi dalam kisaran Mach 2 hingga Mach 3 (hingga sekitar 2.300 mph).

Rudal supersonik paling terkenal adalah BrahMos, hasil kerja sama India dan Rusia, yang saat ini menjadi rudal supersonik tercepat dengan kecepatan sekitar 2.100–2.300 mph.

3. Rudal Hipersonik

Rudal hipersonik melaju dengan kecepatan di atas Mach 5 (sekitar 3.800 mph), atau lima kali lebih cepat dari kecepatan suara.

Kecepatannya yang luar biasa membuatnya sangat sulit untuk dideteksi dan dicegat, bahkan oleh sistem pertahanan rudal paling canggih yang ada saat ini.

Negara Mana Saja yang Memiliki atau Mengembangkan Rudal Hipersonik?

1. Amerika Serikat

AS mengembangkan berbagai sistem hipersonik canggih.

Baca juga: Rudal Hipersonik Menimbulkan Ketakutan di Israel, Negara Mana Saja yang Memilikinya?

AS juga memberikan kontrak kepada Lockheed Martin untuk pengembangan dua sistem: Senjata Serangan Konvensional Hipersonik ($928 juta) dan Senjata Respons Cepat yang Diluncurkan di Udara AGM-183A ($480 juta).

2. Inggris dan Prancis

Sejak 2011, Angkatan Laut Kerajaan Inggris dan Angkatan Laut Prancis telah bersama-sama mengembangkan rudal hipersonik yang dirancang untuk menggantikan Harpoon dan Exocet yang sudah tua. 

Rudal tersebut, Perseus, diharapkan memiliki badan pesawat yang lincah dan siluman yang ditenagai oleh motor ramjet yang dibangun di sekitar Continuous Detonation Wave Engine yang sangat ringkas. 

Rudal ini diharapkan akan mulai beroperasi sekitar tahun 2030.

3. China

China memiliki sejumlah proyek rudal hipersonik yang sedang berlangsung. 

Negara tersebut dilaporkan hampir mengerahkan kendaraan luncur hipersonik yang diluncurkan oleh rudal balistik, DF-17 dan telah memamerkan rudal bertenaga scramjet, Ling Yun.

China juga diduga telah melakukan uji coba yang berhasil terhadap kendaraan hipersonik Starry Sky-2. 

Starry Sky-2 dapat mencapai kecepatan tertinggi Mach 6 (4603 mph), berganti arah di tengah penerbangan dan dapat membawa muatan yang terdiri dari hulu ledak konvensional atau senjata nuklir.

China kemungkinan akan membutuhkan waktu lima tahun lagi untuk membuat senjata tersebut beroperasi.

4. Rusia

Rusia memiliki serangkaian rudal hipersonik seperti U-71, BrahMos II, dan 3m22 Zircon.

Selain itu, Rusia telah mengerahkan sistem hipersonik operasional, rudal balistik yang diluncurkan dari udara Kh-47M2 Kinzhal, yang dilaporkan mampu mencapai kecepatan Mach 10 dan jangkauan 1.700 mil, dan diyakini akan segera mengerahkan rudal jelajah hipersonik, 3K22 Tsirkon. 

Tsirkon, rudal yang diluncurkan dari laut dan darat, dimaksudkan untuk mencapai kecepatan supersonik hingga hipersonik yang tinggi, antara Mach 4,5 dan Mach 6, dan memiliki jangkauan 300-620 mil. 

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Posting Komentar

0 Komentar

728