Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Berita China Dunia Internasional Featured

    Deal dengan AS, Ekspor Magnet Ajaib China Melejit | Sindonews

    5 min read

     Dunia Internasional,Berita

    Deal dengan AS, Ekspor Magnet Ajaib China Melejit | Halaman Lengkap

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Minggu, 20 Juli 2025 - 22:00 WIB

    Deal dengan AS, Ekspor...

    China memegang posisi dominan dalam pasokan magnet dan logam tanah jarang. FOTO/iStock

    HONG KONG 

    - Ekspor magnet tanah jarang dari China mengalami lonjakan signifikan pada bulan lalu, meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini terjadi setelah Beijing melonggarkan beberapa kontrol ekspor atas bahan industri kritis tersebut, menyusul kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat (AS).

    Meskipun terjadi peningkatan, volume ekspor magnet tanah jarang masih jauh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Data kepabeanan China menunjukkan bahwa total ekspor magnet tanah jarang pada bulan Juni turun 38% secara tahunan dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini menjadi tantangan bagi produsen Barat yang sangat bergantung pada pasokan dari China untuk kelancaran produksi mereka.

    Baca Juga: Perang Tarif AS vs Dedolarisasi BRICS, Siapa Pemenang dalam Pertarungan Ini?

    Perbaikan terlihat dibandingkan dengan bulan Mei, ketika ekspor magnet tanah jarang anjlok hingga 74% dari tahun sebelumnya, angka penurunan terbesar dalam lebih dari satu dekade. Pada bulan Juni, China mengekspor 3,2 juta kilogram magnet tanah jarang, meningkat dari 1,2 juta kilogram pada bulan Mei. Namun, angka ini masih jauh di bawah rata-rata pengiriman bulanan tahun lalu yang mencapai 4,8 juta kilogram.

    China memegang posisi dominan dalam pasokan magnet dan logam tanah jarang, yang menjadi senjata utama dalam negosiasi perdagangan dengan AS. Saat ini, negeri Tirai Bambu memproduksi sekitar dua pertiga mineral tanah jarang dunia dan mengolah sekitar 90% dari total pasokannya. Magnet tanah jarang sangat penting untuk produk seperti motor mobil dan sistem pemandu rudal.

    Ekspor magnet tanah jarang China ke AS juga mengalami penurunan tajam pada bulan Juni, yakni 52% secara tahunan menjadi sekitar 353 ribu kilogram. Meskipun penurunan ini masih signifikan, angkanya menunjukkan perbaikan dibandingkan penurunan 93% pada bulan Mei. Ketegangan dagang yang memuncak pada awal April lalu membuat Beijing mewajibkan lisensi ekspor untuk logam tanah jarang tertentu, seperti dysprosium dan terbium.

    Setelah gencatan senjata dagang di Jenewa pada pertengahan Mei, Beijing menjanjikan pelonggaran ekspor magnet tanah jarang. Namun, pelaku industri Barat mengeluhkan pasokan magnet yang masih minim dan prosedur perizinan yang lama dari otoritas China. Pengajuan izin ekspor bahan baku tanah jarang untuk pembuatan magnet pun sangat jarang disetujui.

    Pemerintah China meningkatkan pengawasan domestik untuk mencegah penyelundupan material tanah jarang. Kementerian Perdagangan China meminta perusahaan tanah jarang di negaranya untuk memberikan data lengkap mengenai karyawan dengan keahlian teknis serta latar belakang riset guna mencegah pembocoran rahasia dagang. Agensi intelijen China juga dilibatkan dalam pengawasan ini.

    Baca Juga: Pria Ini Bisniskan Kepala Botaknya, Pasang Iklan di Jidat Harganya Rp9,4 Juta

    Kementerian Keamanan Negara China dalam unggahan media sosial menuduh intelijen asing dari negara yang tidak disebutkan melakukan pencurian material tanah jarang terbatas. Menanggapi pembatasan ekspor yang mungkin berlangsung lama, beberapa produsen Barat menyiapkan strategi untuk menghadapi kekurangan magnet yang dapat memengaruhi produksi mereka.

    Beberapa produsen bahkan menempuh jalur pengiriman udara dengan biaya tinggi agar bahan tiba lebih cepat ketika izin keluar. Ada pula upaya untuk mengganti magnet dengan yang lebih lemah dan tidak diatur ketat.

    Dilansir dari The Wall Street Journal, awal bulan ini, produsen tanah jarang terbesar AS, MP Materials, mengumumkan kesepakatan di mana Pentagon mengambil saham 15% di perusahaan tersebut. Pemerintah AS berkomitmen untuk menginvestasikan miliaran dolar dan membeli hasil produksi perusahaan berbasis di Las Vegas itu. MP Materials juga berencana untuk membangun fasilitas baru pada tahun 2028 dengan kapasitas produksi magnet tanah jarang yang melampaui produksi magnet AS saat ini.

    (nng)

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    China Dilanda Gelombang...

    China Dilanda Gelombang PHK dan Gejolak Sosial

    Komentar
    Additional JS