Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Berita Featured Hilirisasi Kemenyan Luhut Binsar Pandjaitan

    Hilirisasi Kemenyan, Luhut: Nilainya Besar dan Dampaknya Nyata | Sindonews

    5 min read

    Hilirisasi Kemenyan, Luhut: Nilainya Besar dan Dampaknya Nyata | Halaman Lengkap

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Senin, 16 Juni 2025 - 19:35 WIB

    Hilirisasi Kemenyan,...

    Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan memberikan, perhatian serius terhadap komoditas kemenyan yang menurutnya sebagai komoditas sering luput dari perhatian. Foto/Dok

    JAKARTA 

    - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN),

     Luhut Binsar Pandjaitan 

    memberikan, perhatian serius terhadap

     komoditas kemenyan 

    yang menurutnya sebagai komoditas sering luput dari perhatian. Ditekankan olehnya bahwa

     hilirisasi 

    bukan hanya soal menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam, tapi bagaimana manfaat ekonominya mengalir hingga ke pelosok tempat sumber daya alam itu berasal.

    "Selama ini, fokus kita tertuju pada nikel dan timah, tetapi ada satu komoditas yang sering luput dari perhatian, padahal nilainya besar dan dampaknya nyata bagi masyarakat: kemenyan," ungkap Luhut seperti dikutip dari media sosial resmi miliknya.

    Dari data yang diterima, Luhut menyebutkan, kemenyan alami dari Sumatera Utara termasuk yang terbaik di dunia dan sudah di ekspor ke banyak negara Asia dan Eropa. Resin dari pohon Styrax Benzoin ini dibutuhkan di industri parfum, aromaterapi, makanan, hingga farmasi.

    Baca Juga: Hilirisasi Industri dan Kepentingan Ekonomi

    "Namun ironisnya, harga di tingkat petani masih terlalu rendah. Padahal, ekspor kemenyan kita pada 2024 mencapai 43 ribu ton dengan nilai lebih dari USD 52 juta. Sekitar 30 persen masyarakat di Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan bergantung hidup dari komoditas ini," tulis Luhut.

    Hal inilah yang menjadi sebab, Luhut berencana mulai mengembangkan hilirisasi kemenyan berbasis komunitas. Dengan teknologi sederhana seperti distilasi uap, petani bisa menghasilkan minyak kemenyan, resin terstandar, hingga bioaktif siap ekspor.

    "Kita tidak butuh pabrik besar, yang kita butuhkan adalah kemauan memberi nilai tambah di tempat kemenyan itu tumbuh," paparnya.

    Minat dari pelaku usaha dan mitra potensial mulai terbentuk. Ke depan terang Luhut, yang dibutuhkan adalah kerja sama yang terintegrasi dari lintas kementerian, pemerintah daerah, dan pelaku usaha agar hilirisasi kemenyan benar-benar membawa manfaat nyata bagi masyarakat.

    "Saat ini, kami tengah menyiapkan peta digital sebaran lahan dan pohon kemenyan untuk memastikan setiap langkah pembangunan dilakukan berbasis data dan kebutuhan di lapangan," paparnya.

    Luhut menekankan, hilirisasi kemenyan adalah upaya konkret untuk memperkuat ekonomi lokal, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menjaga biodiversitas hutan, sesuai Asta Cita Presiden Prabowo yaitu melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

    Baca Juga: Berkah Kenaikan Harga Komoditas

    "Jika dikelola dengan tepat, kemenyan bisa jadi contoh nyata keberhasilan hilirisasi berbasis komunitas; tumbuh dari desa, memberi dampak kepada dunia," tegas Luhut.

    (akr)

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    Gandeng Huawei dan Xiaomi,...

    Gandeng Huawei dan Xiaomi, Toyota Menyerah pada Raksasa Teknologi China?

    Komentar
    Additional JS