Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat China Dunia Internasional Featured Iran Perang Dagang pinfo Rusia

    Negosiasi Dagang AS-China Memanas, Sasar Pembelian Minyak Rusia dan Iran | Sindonews

    4 min read

     Dunia Internasional, 

    Negosiasi Dagang AS-China Memanas, Sasar Pembelian Minyak Rusia dan Iran | Halaman Lengkap

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Selasa, 22 Juli 2025 - 11:55 WIB

    Negosiasi Dagang AS-China...

    Sebuah foto udara menunjukkan sebuah kapal tanker minyak mentah di sebuah terminal minyak di lepas pantai pulau Waidiao di Zhoushan, provinsi Zhejiang, China, 4 Januari 2023. FOTO/Reuters via China Daily

    JAKARTA 

    - Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengungkapkan putaran pembicaraan berikutnya antara Amerika Serikat dan China dapat mencakup pembelian minyak dari Rusia dan Iran. Hal ini menandakan pergeseran fokus dari isu perdagangan tradisional menuju isu lebih luas termasuk keamanan.

    "Perdagangan berada di tempat yang baik," ujar Bessent dalam wawancara dengan CNBC, dikutip dari Bloomberg News, Selasa (22/7). Ia menambahkan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mulai membahas isu-isu lain yang lebih kompleks.

    Baca Juga: Deal dengan AS, Ekspor Magnet Ajaib China Melejit

    Bessent menegaskan bahwa China merupakan pembeli utama minyak Iran dan Rusia yang saat ini terkena sanksi. "Sayangnya, China adalah pembeli yang sangat besar untuk minyak Iran yang terkena sanksi dan minyak Rusia yang juga terkena sanksi, jadi kita dapat mulai mendiskusikan hal itu," ujarnya.

    Saat ditanya mengenai kemungkinan sanksi baru terhadap Rusia, Bessent mengisyaratkan bahwa AS kemungkinan akan menerapkan strategi berbasis tarif. Strategi ini akan membebankan bea masuk yang tinggi terhadap negara mana pun yang terbukti membeli energi Rusia yang dikenakan sanksi.

    "Negara mana pun yang membeli minyak Rusia yang terkena sanksi akan dikenakan tarif sekunder hingga 100%," tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari sekutu Eropa dalam menerapkan tarif sekunder ini.

    Presiden Donald Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan "tarif yang sangat berat" jika tidak ada kesepakatan dalam waktu 50 hari terkait konflik Rusia-Ukraina. "Tarif sekitar 100%," tambahnya.

    Baca Juga: Jenderal Jerman Ini Minta Ukraina Serang Pangkalan Militer Rusia dengan Rudal Patriot

    Pernyataan Bessent dan ancaman tarif dari Trump menunjukkan bahwa AS berusaha untuk memperkuat posisinya dalam negosiasi dengan China, terutama terkait isu-isu yang berkaitan dengan energi dan keamanan nasional.

    Dengan latar belakang ketegangan yang terus berlanjut antara AS dan Rusia, serta hubungan yang rumit dengan Iran, negosiasi mendatang diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai kebijakan energi global dan dampaknya terhadap pasar internasional.

    Sementara itu, perhatian dunia akan tertuju pada bagaimana kedua negara, AS dan China, akan menavigasi isu-isu sensitif ini dalam konteks hubungan bilateral yang semakin kompleks.

    (nng)

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

    Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    Lauren Sanchez, Jurnalis...

    Lauren Sanchez, Jurnalis dan Pilot yang Taklukkan Hati Jeff Bezos

    Komentar
    Additional JS