Cerita Ketua RT Detik-Detik Menegangkan Polisi Gerebek Markas Komplotan Penculik Kepala Cabang Bank - Page 4?utm_source=whatsapp - News Liputan6 Liputan6.com, Jakarta- Sebuah rumah di Jalan Johar Baru 3, No 42 RT 005/ RW 09, Johar Baru Jakarta Pusat, digerebek oleh anggota Polda Metro Jaya pada Kamis, 21 Agustus 2025. Rumah itu jadi sasaran penggerebekan karena sejumlah penghuninya diduga terlibat kasus penculikan disertai pembunuhan kepala cabang sebuah bank di Jakarta Timur berinsial IP. Ketua RT 005, Sella, masih ingat betul momen siang itu. Dia bercerita, saat itu sedang manyantap ayam geprek, tiba-tiba terdengar seseorang mengucapkan salam. "Assalamualaikum Pak RT, Pak RT," kata Sella, meniru ucapan pria yang datang. Sella buru-buru mencari sumber suara. Terdengar seperti orang yang tergesa-sega. Sehingga, pikirnya orang itu punya keperluan yang sangat penting "Ada apa pak," tanya Sella. "Saya nyari Pak RT," jawab si pria. "Di sini RT-nya ibu," timpal Sella. Si pria minta ditemani untuk memasuki rumah yang ada di sampingnya. Belakangan dia tahu sosok pria itu adalah seorang polisi. "Bu, izin bu anter saya ke sebelah, saya mau masuk rumah itu," kata si polisi. "Ada apa pak," tanya Sella. "Ibu nggak tahu ya tadi ada penggerebekan," jawab polisi. Ketua RT Dampingi Polisi ke Markas Ketua RT 005, Sella (Ady Anugrahady/Liputan6.com)... Selengkapnya Sella bersama tujuh orang anggota polisi masuk ke dalam rumah itu. Betapa terkejutnya dia, saat masuk, mereka menemukan beberapa orang yang belum pernah dilihat. Salah satunya sosok wanita berinisial M, yang belakangan diketahui istri salah satu tersangka. "Nah pas masuk ketemulah istri salah satu tersangka," ujar Sella. Sella berbicang dengan si M. Menurut Sella, M sama sekali tak tahu-menahu soal suaminya. Tiba-tiba si suami diangkut saat sedang tidur. Polisi mengamankan sekitar pukul 10 pagi. Sella sempat menegur M karena tak melapor kepadanya. "Ibu kenapa nggak lapor saya kalau ada masalah," kata Sella. "Saya panik. Saya nggak boleh ke mana mana, nggak boleh teriak," jawab M. Sella mencecar M. Karena setahunya, tidak ada wanita sejak rumah itu ditempati pada 20 Juni 2025. "Saya baru mau dua hari ini. Mau pindah ke sini barang dicicil pakai motor," kata Sella yang melihat memang ada lemari belum di susun. "Bu harusnya lapor," tegur Sella. "Kalau udah bener-bener saya lapor ke bu RT. Tapi entah kenapa tadi pagi-pagi suami saya kok tiba-tiba dibawa," jawab M. M mengaku tak tahu soal pekerjaan suaminya. Bagi dia, yang terpenting suami bisa memberi makan anak dan istri. Dua Kali Penggerebekan Ketua RW 09, Rizal (Ady Anugrahady)... Selengkapnya Rupanya penggerebekan dilakukan dua kali. Ketua RW 09, Rizal, menjelaskan operasi pertama berlangsung pukul 10 pagi. "Jadi ada dua operasi. Operasi pertama itu jam 10. Hari Kamis tanggal 21 Agustus. Jadi hari Kamis ada dua operasi dari Polda, jam 10 operasi pertama dan jam 2 siang operasi kedua," ujar dia. Menurut dia, operasi pagi itu seperti operasi senyap yang mungkin bagian dari taktik kepolisian. "Jadi operasi pertama ini mungkin teknik kepolisian, senyap. Kita nggak tahu. Nggak ngerti," ujar dia Kepala Cabang Bank Diculik Lalu Ditemukan Tewas Kepala Cabang sebuah bank ternama di Jakarta, IP ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan pada Kamis (21/8/2025). Kaki, tangan, dan kepalanya dililit lakban hitam. IP dilaporkan diculik secara misterius di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Ciracas, Jakarta Timur. Dia disergap saat hendak masuk ke mobilnya. Esok harinya, tubuhnya ditemukan tergeletak tak bernyawa di sebuah lahan kosong di Serang Baru, Kabupaten Bekasi. Polisi bergerak cepat. Empat pelaku telah ditangkap, namun eksekutor utama pembunuhan masih buron. Sayangnya, hingga kini, motif di balik penculikan dan pembunuhan ini masih jadi teka-teki. Keluarga korban menuntut kejelasan dan keadilan. Mereka meminta kepolisian tak hanya menangkap seluruh pelaku, tapi juga mengungkap motif sebenarnya. “Harapannya pelaku segera ditangkap semua, dihukum seberat-beratnya dan dihukum setimpal,” tegas Intania Rizky Utami, adik ipar korban. Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Charles Bagaisar mengatakan, pihaknya masih mendalami dalang penculikan dan pembunuhan IP. Jenazah korban sempat dibawa ke RS Polri. Hasil visum menunjukkan, ada tanda kekerasan di tubuh IP. "Ditemukan tanda kekerasan pada bagian luar dan dalam tubuh korban," tutur Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Prima Heru Yulihartono. Dokter juga telah mengambil sampel untuk pemeriksaan DNA, toksikologi forensik, yang kemudian diserahkan kepada penyidik untuk pemeriksaan lebih lanjut. "Luka-lukanya bagian dada dan leher," jelas dia. Adapun tanda kekerasan yang ditemukan di tubuh IP berasal dari benda tumpul. Korban disimpulkan meninggal dunia akibat kekurangan oksigen. "Kemungkinan ada tekanan pada tulang leher dan dada yang menyebabkan dia kesulitan bernapas," kata Heru. Empat Pelaku Ditangkap Polisi telah menangkap empat pelaku penculikan kepala cabang bank ternama di Jakarta berinisial IP (37). Saat ditangkap, pelaku hanya tertunduk lesu. Pemandangan yang kontras. Saat beraksi menculik IP, para pria berbadan kekar ini sangat garang. Namun saat ditangkap, mereka menundukkan kepala. Tim Subdit IV Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya mengatakan, tiga orang ditangkap di Jakarta, satu orang diringkus di NTT. Dalam video yang diterima Liputan6.com, Jumat (22/8/2025), polisi tampak menggiring pelaku berinisial AT, RS, dan RAH ke Polda Metro Jaya. Ketiganya ditangkap di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat. Terlihat tali kabel merah melilit pergelangan ketiga pelaku. Mereka berjalan beriringan didampingi Tim Subdit IV Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Satu pelaku mengenakan singlet abu-abu, sementara dua lainnya berkaos hitam. Wajahnya tampak pasrah dibawa untuk menjalani proses hukum. Berbeda dengan tiga pelaku yang ditangkap berpenampilan lusuh, tersangka berinisial EW alias Eras berpakaian ala liburan. Dia diringkus petugas saat berada di Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tampangnya terlihat kebingungan, namun berujung pasrah. Topi hitam yang dikenakannya menutupi wajah. Meski tanpa kabel ties atau borgol di pergelangan tangan, dia dikawal tiga petugas kepolisian dan terus berjalan meninggalkan bandara. Loading
Cerita Ketua RT Detik-Detik Menegangkan Polisi Gerebek Markas Komplotan Penculik Kepala Cabang Bank -
- News Liputan6
Liputan6.com, Jakarta- Sebuah rumah di Jalan Johar Baru 3, No 42 RT 005/ RW 09, Johar Baru Jakarta Pusat, digerebek oleh anggota Polda Metro Jaya pada Kamis, 21 Agustus 2025.
Rumah itu jadi sasaran penggerebekan karena sejumlah penghuninya diduga terlibat kasus penculikan disertai pembunuhan kepala cabang sebuah bank di Jakarta Timur berinsial IP.
Ketua RT 005, Sella, masih ingat betul momen siang itu. Dia bercerita, saat itu sedang manyantap ayam geprek, tiba-tiba terdengar seseorang mengucapkan salam.
"Assalamualaikum Pak RT, Pak RT," kata Sella, meniru ucapan pria yang datang.
Sella buru-buru mencari sumber suara. Terdengar seperti orang yang tergesa-sega. Sehingga, pikirnya orang itu punya keperluan yang sangat penting
"Ada apa pak," tanya Sella.
"Saya nyari Pak RT," jawab si pria.
"Di sini RT-nya ibu," timpal Sella.
Si pria minta ditemani untuk memasuki rumah yang ada di sampingnya. Belakangan dia tahu sosok pria itu adalah seorang polisi.
"Bu, izin bu anter saya ke sebelah, saya mau masuk rumah itu," kata si polisi.
"Ada apa pak," tanya Sella.
"Ibu nggak tahu ya tadi ada penggerebekan," jawab polisi.
Ketua RT Dampingi Polisi ke Markas
Ketua RT 005, Sella (Ady Anugrahady/Liputan6.com)... Selengkapnya
Sella bersama tujuh orang anggota polisi masuk ke dalam rumah itu. Betapa terkejutnya dia, saat masuk, mereka menemukan beberapa orang yang belum pernah dilihat.
Salah satunya sosok wanita berinisial M, yang belakangan diketahui istri salah satu tersangka.
"Nah pas masuk ketemulah istri salah satu tersangka," ujar Sella.
Sella berbicang dengan si M. Menurut Sella, M sama sekali tak tahu-menahu soal suaminya. Tiba-tiba si suami diangkut saat sedang tidur. Polisi mengamankan sekitar pukul 10 pagi.
Sella sempat menegur M karena tak melapor kepadanya.
"Ibu kenapa nggak lapor saya kalau ada masalah," kata Sella.
"Saya panik. Saya nggak boleh ke mana mana, nggak boleh teriak," jawab M.
Sella mencecar M. Karena setahunya, tidak ada wanita sejak rumah itu ditempati pada 20 Juni 2025.
"Saya baru mau dua hari ini. Mau pindah ke sini barang dicicil pakai motor," kata Sella yang melihat memang ada lemari belum di susun.
"Bu harusnya lapor," tegur Sella.
"Kalau udah bener-bener saya lapor ke bu RT. Tapi entah kenapa tadi pagi-pagi suami saya kok tiba-tiba dibawa," jawab M.
M mengaku tak tahu soal pekerjaan suaminya. Bagi dia, yang terpenting suami bisa memberi makan anak dan istri.
Dua Kali Penggerebekan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5325265/original/071386900_1755944234-IMG_7110.jpeg)
Ketua RW 09, Rizal (Ady Anugrahady)... Selengkapnya
Rupanya penggerebekan dilakukan dua kali. Ketua RW 09, Rizal, menjelaskan operasi pertama berlangsung pukul 10 pagi.
"Jadi ada dua operasi. Operasi pertama itu jam 10. Hari Kamis tanggal 21 Agustus. Jadi hari Kamis ada dua operasi dari Polda, jam 10 operasi pertama dan jam 2 siang operasi kedua," ujar dia.
Menurut dia, operasi pagi itu seperti operasi senyap yang mungkin bagian dari taktik kepolisian.
"Jadi operasi pertama ini mungkin teknik kepolisian, senyap. Kita nggak tahu. Nggak ngerti," ujar dia
Kepala Cabang Bank Diculik Lalu Ditemukan Tewas
Kepala Cabang sebuah bank ternama di Jakarta, IP ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan pada Kamis (21/8/2025). Kaki, tangan, dan kepalanya dililit lakban hitam.
IP dilaporkan diculik secara misterius di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Ciracas, Jakarta Timur. Dia disergap saat hendak masuk ke mobilnya. Esok harinya, tubuhnya ditemukan tergeletak tak bernyawa di sebuah lahan kosong di Serang Baru, Kabupaten Bekasi.
Polisi bergerak cepat. Empat pelaku telah ditangkap, namun eksekutor utama pembunuhan masih buron. Sayangnya, hingga kini, motif di balik penculikan dan pembunuhan ini masih jadi teka-teki.
Keluarga korban menuntut kejelasan dan keadilan. Mereka meminta kepolisian tak hanya menangkap seluruh pelaku, tapi juga mengungkap motif sebenarnya.
“Harapannya pelaku segera ditangkap semua, dihukum seberat-beratnya dan dihukum setimpal,” tegas Intania Rizky Utami, adik ipar korban.
Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Charles Bagaisar mengatakan, pihaknya masih mendalami dalang penculikan dan pembunuhan IP.
Jenazah korban sempat dibawa ke RS Polri. Hasil visum menunjukkan, ada tanda kekerasan di tubuh IP.
"Ditemukan tanda kekerasan pada bagian luar dan dalam tubuh korban," tutur Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Prima Heru Yulihartono.
Dokter juga telah mengambil sampel untuk pemeriksaan DNA, toksikologi forensik, yang kemudian diserahkan kepada penyidik untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Luka-lukanya bagian dada dan leher," jelas dia.
Adapun tanda kekerasan yang ditemukan di tubuh IP berasal dari benda tumpul. Korban disimpulkan meninggal dunia akibat kekurangan oksigen.
"Kemungkinan ada tekanan pada tulang leher dan dada yang menyebabkan dia kesulitan bernapas," kata Heru.
Empat Pelaku Ditangkap
Polisi telah menangkap empat pelaku penculikan kepala cabang bank ternama di Jakarta berinisial IP (37). Saat ditangkap, pelaku hanya tertunduk lesu. Pemandangan yang kontras.
Saat beraksi menculik IP, para pria berbadan kekar ini sangat garang. Namun saat ditangkap, mereka menundukkan kepala.
Tim Subdit IV Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya mengatakan, tiga orang ditangkap di Jakarta, satu orang diringkus di NTT.
Dalam video yang diterima Liputan6.com, Jumat (22/8/2025), polisi tampak menggiring pelaku berinisial AT, RS, dan RAH ke Polda Metro Jaya. Ketiganya ditangkap di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat.
Terlihat tali kabel merah melilit pergelangan ketiga pelaku. Mereka berjalan beriringan didampingi Tim Subdit IV Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Satu pelaku mengenakan singlet abu-abu, sementara dua lainnya berkaos hitam. Wajahnya tampak pasrah dibawa untuk menjalani proses hukum.
Berbeda dengan tiga pelaku yang ditangkap berpenampilan lusuh, tersangka berinisial EW alias Eras berpakaian ala liburan. Dia diringkus petugas saat berada di Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tampangnya terlihat kebingungan, namun berujung pasrah. Topi hitam yang dikenakannya menutupi wajah. Meski tanpa kabel ties atau borgol di pergelangan tangan, dia dikawal tiga petugas kepolisian dan terus berjalan meninggalkan bandara.