Prabowo: Banyak BUMN Tidak Masuk Akal, Rugi tapi Komisarisnya Banyak! - Kompas
Prabowo: Banyak BUMN Tidak Masuk Akal, Rugi tapi Komisarisnya Banyak!
/data/photo/2025/08/15/689ef8a284956.jpeg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang pengelolaannya tidak masuk akal.
Perusahaan pelat merah itu rugi, namun jumlah komisarisnya justru banyak.
Oleh karenanya, ia meminta Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara segera membereskannya.
Hal ini disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato pendahuluan tentang RUU APBN Tahun 2026 dan Nota Keuangan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025).
Penerbang Jupiter Aerobatic Siapkan Manuver Baru di HUT Ke-80 RI, Pakai Smoke Merah-Putih
Baca juga: Prabowo: Jangan Ada Lagi Rakyat Pinjam Uang dari Rentenir dengan Bunga Tidak Masuk Akal
"Saya memberi tugas kepada BPI Danantara Indonesia untuk membereskan BUMN-BUMN kita," kata Prabowo, disambut tepuk tangan.
"Tadinya pengelolaannya secara tidak masuk akal, perusahaan rugi, komisarisnya banyak banget!" imbuh dia.
Karena jumlah komisaris terlalu banyak, Prabowo memutuskan untuk mengurangi jumlahnya.
Baca juga: Prabowo Minta Menteri Puasa Perjalanan Luar Negeri demi Hemat Anggaran
Ia memutuskan, jumlah komisaris di satu badan usaha maksimal hanya enam orang.
"Saya potong, setengah komisaris paling banyak 6 orang. Kalau bisa cukup 4 atau 5," tutur Prabowo.
Tak berhenti sampai di situ, Kepala Negara juga memutuskan untuk menghilangkan tantiem.
Sontak, pernyataan Prabowo disambut riuh oleh tepuk tangan anggota dewan yang hadir dalam sidang tahunan.
"Saya hilangkan tantiem. Saya pun tidak mengerti apa arti tantiem itu. Itu akal-akalan mereka saja. Dia memilih istilah basing supaya kita tidak mengerti apa itu tantiem," seloroh Prabowo, yang disambut dengan tawa riuh anggota dewan.
Baca juga: Prabowo Tegaskan Efisiensi Anggaran Dilanjutkan, Targetkan APBN Tanpa Defisit
Prabowo mengungkapkan besaran tantiem yang diterima komisaris BUMN.
Seorang komisaris bisa mendapat tantiem hingga Rp 40 miliar per tahun, padahal rapat hanya sebulan sekali.
"Saudara-saudara, masa ada komisaris yang rapat sebulan sekali, tantiemnya Rp 40 miliar setahun," ujar Prabowo.
Setelah mendengar fakta itu, peserta sidang kompak menyoraki, tanda setuju dengan Prabowo.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!10 Kebiasaan Orang Kaya yang Bisa Ditiru demi Sukses Finansial