Ribut dengan China, Jepang Siap Kerahkan Rudal ke Dekat Taiwan - SindoNews
3 min read
Ribut dengan China, Jepang Siap Kerahkan Rudal ke Dekat Taiwan
Senin, 24 November 2025 - 06:54 WIB
Jepang bersiap mengerahkan rudal ke pangkalan militer di dekat Taiwan di tengah meningkatnya ketegangan antara Tokyo dan Beijing. Foto/Japan’s Acquisition, Technology, and Logistics Agency via The Defense Post
A
A
A
TOKYO - Jepang menyatakan kesiapannya untuk mengerahkan rudal ke pangkalan militer di dekat Taiwan di tengah meningkatnya ketegangan antara Tokyo dan Beijing. Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi mengatakan langkah yang diambil ini sudah sesuai rencana.
"Penempatan ini dapat membantu mengurangi risiko serangan bersenjata terhadap negara kami," ujar Koizumi kepada wartawan pada hari Minggu saat dia menyelesaikan kunjungan pertamanya ke pangkalan militer di Pulau Yonaguni, Jepang selatan.
"Pandangan bahwa hal ini akan meningkatkan ketegangan regional tidaklah akurat," katanya lagi, seperti dikutip Japan Times, Senin (24/11/2025).
Baca Juga: Seterus China vs Jepang Memanas, Ini Perbandingan Kekuatan Militernya
Jepang berencana untuk menempatkan rudal darat-ke-udara jarak menengah di Yonaguni, sekitar 110 kilometer di timur Taiwan, sebagai bagian dari peningkatan kekuatan militer yang lebih luas di gugus pulau selatannya. Langkah ini mencerminkan kekhawatiran Tokyo tentang meningkatnya kekuatan militer China dan potensi konflik terkait Taiwan.
Kekhawatiran tersebut diperparah oleh perselisihan mengenai komentar Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi baru-baru ini terkait Taiwan—wilayah yang memiliki pemerintahan sendiri tapi dianggap Beijing sebagai provinsi China yang membangkang dan harus dikuasainya, bahkan dengan kekerasan jika perlu.
Takaichi pada 7 November mengemukakan kemungkinan teoretis bahwa Jepang dapat mengerahkan militernya bersama negara lain jika China menyerang Taiwan, yang memicu respons keras dan pembalasan ekonomi dari Beijing.
Sejak itu, dia kembali ke kebijakan lama pemerintah untuk tidak membahas skenario tertentu yang mungkin melibatkan militer Tokyo, tetapi Beijing terus menuntut pencabutan pernyataan tersebut.
Pada hari Sabtu, seorang pejabat Jepang menolak klaim China bahwa Takaichi telah mengubah posisi Jepang terkait krisis Taiwan dan menyebutnya "sama sekali tidak berdasar".
Ketika ditanya tentang potensi dampak krisis Taiwan terhadap Yonaguni, Koizumi mengatakan dia tidak akan mengomentari skenario hipotetis.
Sebelum tiba di Yonaguni, Koizumi mengunjungi pangkalan-pangkalan di Pulau Ishigaki dan Miyako. Pangkalan Ishigaki dilengkapi dengan rudal anti-kapal, sementara Miyako merupakan pusat pengawasan udara dan fasilitas militer lainnya, termasuk gudang amunisi.
Jepang dan Amerika Serikat juga memiliki pangkalan-pangkalan besar di Pulau Okinawa yang lebih besar di sebelah timur.
Sebagai destinasi wisata populer, termasuk bagi para penyelam scuba, Yonaguni juga merupakan rumah bagi fasilitas radar pengintai yang memindai laut dan wilayah udara di sekitarnya, serta unit peperangan elektronik yang diperkenalkan pada tahun 2024 yang dapat digunakan untuk mengacaukan sistem komunikasi dan panduan musuh.
Dalam beberapa minggu terakhir, militer AS mengadakan latihan untuk membawa pasokan dari Okinawa ke Yonaguni guna mensimulasikan pembentukan pangkalan operasi garis depan yang mungkin dibutuhkan dalam setiap krisis regional.
Ketika China merespons kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada tahun 2022 dengan meluncurkan latihan militer besar-besaran di sekitar pulau tersebut, rudal balistik mendarat tepat di selatan Yonaguni, memberikan gambaran yang gamblang tentang kedekatan pulau tersebut dengan konflik apa pun untuk memperebutkan kendali atas Taiwan.
Dalam pertemuan dengan Wali Kota Yonaguni, Koizumi mengatakan Jepang harus membangun pencegahannya dengan meningkatkan kemampuannya sendiri dan mempererat hubungan dengan militer AS.
"Saat ini, Jepang menghadapi lingkungan keamanan yang paling berat dan kompleks sejak berakhirnya Perang Dunia II," kata Koizumi.
"Untuk melindungi mata pencaharian damai rakyat Jepang—termasuk semua orang di Yonaguni—kita harus memperkuat kemampuan Pasukan Bela Diri," imbuh dia.
Yonaguni adalah titik akhir dari gugusan pulau Ryukyu yang membentang beberapa ratus mil dari daratan Jepang.
Seiring meningkatnya ketegangan denganChina dalam beberapa hari terakhir, media yang dikendalikan pemerintah China telah menerbitkan artikel yang mempertanyakan kedaulatan Jepang atas kepulauan tersebut dan menyoroti bagaimana kerajaan Ryukyu merdeka dari Jepang beberapa ratus tahun yang lalu.
Hanya sedikit penduduk Kepulauan Ryukyu, yang juga dikenal sebagai Prefektur Okinawa, yang menginginkan kemerdekaan, tetapi mereka khawatir akan terlibat dalam konflik regional jika fasilitas militer di kepulauan tersebut menjadi sasaran.
"Penempatan ini dapat membantu mengurangi risiko serangan bersenjata terhadap negara kami," ujar Koizumi kepada wartawan pada hari Minggu saat dia menyelesaikan kunjungan pertamanya ke pangkalan militer di Pulau Yonaguni, Jepang selatan.
"Pandangan bahwa hal ini akan meningkatkan ketegangan regional tidaklah akurat," katanya lagi, seperti dikutip Japan Times, Senin (24/11/2025).
Baca Juga: Seterus China vs Jepang Memanas, Ini Perbandingan Kekuatan Militernya
Jepang berencana untuk menempatkan rudal darat-ke-udara jarak menengah di Yonaguni, sekitar 110 kilometer di timur Taiwan, sebagai bagian dari peningkatan kekuatan militer yang lebih luas di gugus pulau selatannya. Langkah ini mencerminkan kekhawatiran Tokyo tentang meningkatnya kekuatan militer China dan potensi konflik terkait Taiwan.
Kekhawatiran tersebut diperparah oleh perselisihan mengenai komentar Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi baru-baru ini terkait Taiwan—wilayah yang memiliki pemerintahan sendiri tapi dianggap Beijing sebagai provinsi China yang membangkang dan harus dikuasainya, bahkan dengan kekerasan jika perlu.
Takaichi pada 7 November mengemukakan kemungkinan teoretis bahwa Jepang dapat mengerahkan militernya bersama negara lain jika China menyerang Taiwan, yang memicu respons keras dan pembalasan ekonomi dari Beijing.
Sejak itu, dia kembali ke kebijakan lama pemerintah untuk tidak membahas skenario tertentu yang mungkin melibatkan militer Tokyo, tetapi Beijing terus menuntut pencabutan pernyataan tersebut.
Pada hari Sabtu, seorang pejabat Jepang menolak klaim China bahwa Takaichi telah mengubah posisi Jepang terkait krisis Taiwan dan menyebutnya "sama sekali tidak berdasar".
Ketika ditanya tentang potensi dampak krisis Taiwan terhadap Yonaguni, Koizumi mengatakan dia tidak akan mengomentari skenario hipotetis.
Sebelum tiba di Yonaguni, Koizumi mengunjungi pangkalan-pangkalan di Pulau Ishigaki dan Miyako. Pangkalan Ishigaki dilengkapi dengan rudal anti-kapal, sementara Miyako merupakan pusat pengawasan udara dan fasilitas militer lainnya, termasuk gudang amunisi.
Jepang dan Amerika Serikat juga memiliki pangkalan-pangkalan besar di Pulau Okinawa yang lebih besar di sebelah timur.
Sebagai destinasi wisata populer, termasuk bagi para penyelam scuba, Yonaguni juga merupakan rumah bagi fasilitas radar pengintai yang memindai laut dan wilayah udara di sekitarnya, serta unit peperangan elektronik yang diperkenalkan pada tahun 2024 yang dapat digunakan untuk mengacaukan sistem komunikasi dan panduan musuh.
Dalam beberapa minggu terakhir, militer AS mengadakan latihan untuk membawa pasokan dari Okinawa ke Yonaguni guna mensimulasikan pembentukan pangkalan operasi garis depan yang mungkin dibutuhkan dalam setiap krisis regional.
Ketika China merespons kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada tahun 2022 dengan meluncurkan latihan militer besar-besaran di sekitar pulau tersebut, rudal balistik mendarat tepat di selatan Yonaguni, memberikan gambaran yang gamblang tentang kedekatan pulau tersebut dengan konflik apa pun untuk memperebutkan kendali atas Taiwan.
Dalam pertemuan dengan Wali Kota Yonaguni, Koizumi mengatakan Jepang harus membangun pencegahannya dengan meningkatkan kemampuannya sendiri dan mempererat hubungan dengan militer AS.
"Saat ini, Jepang menghadapi lingkungan keamanan yang paling berat dan kompleks sejak berakhirnya Perang Dunia II," kata Koizumi.
"Untuk melindungi mata pencaharian damai rakyat Jepang—termasuk semua orang di Yonaguni—kita harus memperkuat kemampuan Pasukan Bela Diri," imbuh dia.
Yonaguni adalah titik akhir dari gugusan pulau Ryukyu yang membentang beberapa ratus mil dari daratan Jepang.
Seiring meningkatnya ketegangan denganChina dalam beberapa hari terakhir, media yang dikendalikan pemerintah China telah menerbitkan artikel yang mempertanyakan kedaulatan Jepang atas kepulauan tersebut dan menyoroti bagaimana kerajaan Ryukyu merdeka dari Jepang beberapa ratus tahun yang lalu.
Hanya sedikit penduduk Kepulauan Ryukyu, yang juga dikenal sebagai Prefektur Okinawa, yang menginginkan kemerdekaan, tetapi mereka khawatir akan terlibat dalam konflik regional jika fasilitas militer di kepulauan tersebut menjadi sasaran.
(mas)