Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Aceh Bencana Featured Lintas Peristiwa Spesial Sumatera

    Gubernur Aceh Ingatkan Pengusaha tak Naikkan Harga Kebutuhan Pokok di Kala Bencana | Republika Online

    6 min read

     

    Gubernur Aceh Ingatkan Pengusaha tak Naikkan Harga Kebutuhan Pokok di Kala Bencana | Republika Online

    REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH — Gubernur Aceh Muzakir Manaf mengingatkan para pengusaha, dan pedagang kebutuhan pokok tak mengambil keuntungan yang mencekik warga di tengah bencana.

    Mualem menegaskan, akan mengambil tindakan hukum terhadap gerai-gerai ritel atau swalayan yang menjual kebutuhan pokok dengan harga-harga tinggi tak wajar kepada masyarakat yang saat ini masih mengalami keadaan bencana banjir bandang dan tanah longsor.

    Baca Juga :

    Sponsored

    “Saya gubernur Aceh, mengimbau kepada seluruh pelaku usaha, untuk tidak menaikkan harga sembako (sembilan kebutuhan pokok) di tengah kondisi bencana saat ini,” kata Muzakir dalam siaran pers video yang diterima Republika, Ahad (7/12/2025).

    Dia meminta agar komoditas kebutuhan pokok yang paling dibutuhkan masyarakat di wilayah bencana saat ini dijual dengan harga biasa. “Kalau Anda tidak indahkan pengumuman ini, akan saya ambil tindakan hukum,” sambung Mualem.

    Baca Juga :

    Muzakir juga menegaskan kepada pengusaha-pengusaha ritel yang menjual barang-barang pokok, untuk tak melakukan penimbunan, pun pelambungan harga.

    Sebab kata dia, kondisi masyarakat di Aceh saat ini dalam keadaan membutuhkan barang-barang pokok akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor.

    Baca Juga :

    “Dan saya harapkan Indomaret, dan Alfamart, kalau tidak diindahkan pengumuman saya ini, akan saya cabut izin kamu semua,” tegas Muzakir.

    Penanganan bencana tanah longsor dan banjir bandang di Provinsi Aceh saat ini sudah memasuki hari ke-10. Dan angka korban jiwa meninggal dunia semakin banyak mencapai ratusan jiwa.

    Catatan korban hilang juga semakin banyak, serta jumlah pengungsian yang juga masih bejibun di angka ratusan ribu. Di sejumlah wilayah kabupaten dan kota terdampak bencana, akses bantuan masih mengalami kesulitan.

    Dalam satu kesempatan, Muzakir mengatakan banyak laporan yang diterimanya tentang korban jiwa yang meninggal dunia bukan hanya karena terdampak bencana, melainkan juga disebabkan kelaparan.

    photo
    Suasana pusat Kota Kuala Simpang yang luluh lantak akibat banjir bandang di Aceh Tamiang, Aceh, Sabtu (6/12/2025). Berdasarkan data BPBD setempat hingga Sabtu (6/12), banjir bandang mengakibatkan 57 warga Aceh Tamiang meninggal dunia dan 23 warga hilang, sementara berdasarkan data BNPB bencana banjir dan tanah longsor di Sumatra mengakibatkan 916 orang meninggal dunia dan 274 orang hilang. - (ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso)

    Pekan lalu, kebutuhan utama masyarakat di Aceh melambung tinggi di situasi kebencanaan banjir bandang dan tanah longsor yang melanda lebih dari separuh wilayah provinsi tersebut.

    Harga beberapa kebutuhan pangan seperti telur, dan asupan protein lainnya melonjak sampai 100 persen. Sedangkan ketersedian energi seperti bahan bakar minyak (BBM) bensin, maupun solar sulit didapat meskipun pasokannya ada.

    Seorang warga yang sekaligus menjadi relawan kemanusian di Banda Aceh, Rahmiana Rahman menyampaikan, kebutuhan penerangan yang paling mendesak saat ini. Karena kata dia, sampai hari ini listrik masih belum menyala.

    photo
    Warga merunduk melewati tiang listrik yang roboh akibat banjir bandang di Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Sabtu (6/12/2025). Berdasarkan data BPBD setempat hingga Sabtu (6/12), banjir bandang mengakibatkan 57 warga Aceh Tamiang meninggal dunia dan 23 warga hilang, sementara berdasarkan data BNPB bencana banjir dan tanah longsor di Sumatra mengakibatkan 916 orang meninggal dunia dan 274 orang hilang. - (ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso)
    photo
    Warga merunduk melewati tiang listrik yang roboh akibat banjir bandang di Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Sabtu (6/12/2025). Berdasarkan data BPBD setempat hingga Sabtu (6/12), banjir bandang mengakibatkan 57 warga Aceh Tamiang meninggal dunia dan 23 warga hilang, sementara berdasarkan data BNPB bencana banjir dan tanah longsor di Sumatra mengakibatkan 916 orang meninggal dunia dan 274 orang hilang. - (ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso)

    Halaman 2 / 2

     “Alhamdulillah dalam beberapa hari ini, tidak lagi hujan dan cerah. Tetapi listrik masih belum menyala. Kalau menyala, itupun hanya sebentar karena mungkin giliran 1x24 jam, atau sampai 48 jam (listrik) mati, lalu nyala sebentar, lalu mati lampu lagi,” ujar dia saat dihubungi Republika,co.id dari Jakarta, Selasa (2/12/2025).

    Listrik ini, kata Rahmiani menjadi krusial karena bukan cuma menyangkut soa penerangan. Melainkan, terkait dengan kebutuhan air bersih. Ia mengatakan, masyarakat di Aceh mengandalkan air bersih dari sumur bor dengan mesin pompa yang membutuhkan listrik.

    Matinya sumber listrik tentunya berdampak pada akses ke air bersih. Sedangkan air dari saluran PAM, jika pun ada airnya tak dapat diandalkan lantaran masih berlumpur.

    Mengenai lonjakan harga barang-barang pokok, dan pangan kata dia, memang terjadi. Meskipun stok barangnya tidak langka, tetapi harga-harganya melambung tinggi.

    “Bahkan ada yang sampai seratus persen. Seperti telur,” kata Rahmiana. Pada Senin (1/12/2025), tim Rahmiana sempat membeli harga telur di harga Rp 150-200 ribu per papan yang isinya sekitar 30 butir. “Itu kenaikannya seratus persen. Hari ini (2/12/2025) kita belum cek, karena masih ada beberapa stok untuk kebutuhan,” ujar dia.

    photo
    Kondisi area RSUD Aceh Tamiang yang luluh lantak akibat banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Ahad (7/12/2025). Berdasarkan data BPBD setempat hingga Sabtu (6/12), banjir bandang mengakibatkan 57 warga Aceh Tamiang meninggal dunia dan 23 warga hilang, sementara berdasarkan data BNPB bencana banjir dan tanah longsor di Sumatra mengakibatkan 916 orang meninggal dunia dan 274 orang hilang. - (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

    Adapun harga ikan yang tak segar, di beberapa pasar mencapai Rp 70-an ribu per kilogram (Kg). “Pasar-pasar tetap buka, stok barangnya ada, tetapi memang mungkin karena panic buying jadi harga-harganya tidak normal lagi,” kata Rahmiana. Sementara harga cabai, pedagang buka dasar harga kata dia, antara Rp 80 sampai 100 ribu per Kg. “Itukan naiknya lebih dari seratus persen, karena harga biasanya cuma 30-an ribu,” ujar dia.

    Adapun beras, dengan kualitas biasa di pasaran dijual dengan harga Rp 260 ribu per sak. “Kue-kue basah, kue-kue pasar itu saja sekarang dijual satunya (Rp) 3 ribu. Biasanya, kan cuma seribu,” kata Rahmiani. Sementara untuk BBM, kata dia, semua pom bensin tetap beroperasi. Tetapi, antrean panjang masyarakat yang membutuhkan membuat sumber energi tersebut baru diperoleh seharian.

    “Pom-pom bensin tetap buka. Karena Pertamina sudah bilang stoknya aman. Tetapi, untuk bisa isi bensin, atau solar itu antreannya bisa tiga jam lebih. Saya dan suami, juga ada tim saya yang antre bensin seharian,” ujar Rahmiani. Pedagang bensin eceran, kata Rahmiani tak ada yang mempunyai stok jual.

    00:00

    Komentar
    Additional JS