Militer Lebanon Siap Beralih ke Fase Kedua Monopoli Senjata - SindoNews
2 min read
Militer Lebanon Siap Beralih ke Fase Kedua Monopoli Senjata
Kamis, 18 Desember 2025 - 18:30 WIB
Tentara Lebanon melakukan persiapan, di bawah pengamanan ketat, untuk penyerahan senjata di Kamp Pengungsi Burj el-Barajneh di Beirut, Lebanon pada 29 Agustus 2025. Foto/Houssam Shbaro/Anadolu Agency
A
A
A
BEIRUT - Militer Lebanon siap beralih ke fase kedua konsolidasi senjata di bawah kendali negara, yang akan membentang dari Sungai Litani ke selatan hingga Sungai Awali. Pernyataan itu diungkap Wakil Perdana Menteri Tarek Mitri pada hari Rabu (17/12/2025), seperti dilaporkan Anadolu.
“Militer siap beralih ke fase kedua konsolidasi senjata di bawah otoritas negara, tanpa jadwal yang pasti,” ungkap Mitri dalam pidatonya di konferensi kedelapan Carnegie Middle East Center, yang diadakan di Beirut dan dihadiri sejumlah menteri Lebanon saat ini dan mantan menteri, serta diplomat dan jurnalis.
“Fase ini membentang dari Sungai Litani hingga Sungai Awali,” tambahnya.
Wakil perdana menteri menjelaskan komandan tentara “mengusulkan rencana lima fase, dimulai dengan memperkuat kemampuan tentara.”
Mitri mengatakan perluasan otoritas negara ke wilayah sekitar Sungai Litani mengalami kemajuan bertahap, dengan tentara hampir menyelesaikan misinya di selatan Litani dan bersiap beralih ke fase selanjutnya.
“Militer berkinerja baik dan memiliki kredibilitas yang jelas, sesuatu yang telah diamati langsung oleh para duta besar selama kunjungan lapangan mereka,” tambahnya.
Pemerintah Lebanon pada 5 Agustus menyetujui rencana – berdasarkan rancangan proposal yang diajukan Utusan Khusus AS Tom Barrack – untuk menempatkan semua senjata, termasuk yang dimiliki oleh Hizbullah, di bawah kendali negara dan menugaskan tentara melaksanakannya pada akhir tahun 2025.
Hizbullah telah berulang kali menolak langkah tersebut dan bersikeras pasukan Israel harus sepenuhnya menarik diri dari wilayah Lebanon sebelum perlucutan senjata apa pun dilakukan.
Mengenai Suriah, Mitri mengatakan ada kepentingan Arab dan internasional yang lebih besar dalam mendukung Suriah daripada Lebanon.
“Tetapi kita tidak boleh menganggap diri kita sebagai pesaing Suriah dalam hal dukungan. Langkah yang lebih baik terletak pada kerja sama ekonomi,” tambahnya.
Dia menjelaskan, “Para aktor Arab dan internasional mendorong warga Suriah dan Lebanon untuk bekerja sama, karena keduanya menghadapi masalah akibat serangan Israel. Meskipun strategi negosiasi kita berbeda, posisi intinya tetap sama.”
Ia menyerukan kepada kepemimpinan Suriah untuk mengatasi masalah tahanan Lebanon di penjara-penjara Suriah.
“Kerangka hukum harus ditemukan untuk menyelesaikan masalah ini, dan di situlah letak masalahnya,” pungkas dia.
Baca juga: Hotel Jepang Tolak Reservasi dari Warga Israel karena Tindakan pada Rakyat Palestina
“Militer siap beralih ke fase kedua konsolidasi senjata di bawah otoritas negara, tanpa jadwal yang pasti,” ungkap Mitri dalam pidatonya di konferensi kedelapan Carnegie Middle East Center, yang diadakan di Beirut dan dihadiri sejumlah menteri Lebanon saat ini dan mantan menteri, serta diplomat dan jurnalis.
“Fase ini membentang dari Sungai Litani hingga Sungai Awali,” tambahnya.
Wakil perdana menteri menjelaskan komandan tentara “mengusulkan rencana lima fase, dimulai dengan memperkuat kemampuan tentara.”
Mitri mengatakan perluasan otoritas negara ke wilayah sekitar Sungai Litani mengalami kemajuan bertahap, dengan tentara hampir menyelesaikan misinya di selatan Litani dan bersiap beralih ke fase selanjutnya.
“Militer berkinerja baik dan memiliki kredibilitas yang jelas, sesuatu yang telah diamati langsung oleh para duta besar selama kunjungan lapangan mereka,” tambahnya.
Pemerintah Lebanon pada 5 Agustus menyetujui rencana – berdasarkan rancangan proposal yang diajukan Utusan Khusus AS Tom Barrack – untuk menempatkan semua senjata, termasuk yang dimiliki oleh Hizbullah, di bawah kendali negara dan menugaskan tentara melaksanakannya pada akhir tahun 2025.
Hizbullah telah berulang kali menolak langkah tersebut dan bersikeras pasukan Israel harus sepenuhnya menarik diri dari wilayah Lebanon sebelum perlucutan senjata apa pun dilakukan.
Mengenai Suriah, Mitri mengatakan ada kepentingan Arab dan internasional yang lebih besar dalam mendukung Suriah daripada Lebanon.
“Tetapi kita tidak boleh menganggap diri kita sebagai pesaing Suriah dalam hal dukungan. Langkah yang lebih baik terletak pada kerja sama ekonomi,” tambahnya.
Dia menjelaskan, “Para aktor Arab dan internasional mendorong warga Suriah dan Lebanon untuk bekerja sama, karena keduanya menghadapi masalah akibat serangan Israel. Meskipun strategi negosiasi kita berbeda, posisi intinya tetap sama.”
Ia menyerukan kepada kepemimpinan Suriah untuk mengatasi masalah tahanan Lebanon di penjara-penjara Suriah.
“Kerangka hukum harus ditemukan untuk menyelesaikan masalah ini, dan di situlah letak masalahnya,” pungkas dia.
Baca juga: Hotel Jepang Tolak Reservasi dari Warga Israel karena Tindakan pada Rakyat Palestina
(sya)