Anak Masuk Sekolah Berujung Kena Corona, Perlukah Tambahan Vaksin Flu?
Ribuan siswa sekolah dasar (SD) tertular COVID-19 saat proses pembelajaran tatap muka (PTM) berlangsung. Klaster sekolah juga banyak bermunculan di masa sekolah tatap muka.
Berdasarkan catatan Kemendikbudristek per 20 September 2021, jumlah kasus positif COVID-19 pada siswa SD berada di angka 6.907. Sementara jumlah guru dan tenaga kependidikan di sekolah dasar tercatat 3.174 orang yang kena Corona dari 581 klaster sekolah.
Siswa SD yang umumnya berusia 6-12 tahun belum termasuk dalam kelompok prioritas penerima vaksin COVID-19. Padahal pemberian vaksin bisa mengecilkan risiko penularan Corona.
Berbagai pihak saat ini disebutkan masih mengkaji pemberian vaksin COVID-19 untuk anak usia di bawah 12 tahun. Sembari menunggu ketersediaan vaksin COVID-19 untuk anak, bisakah diberikan vaksin flu?
"Sebenarnya kalau kita berikan vaksin, kita memberikan kekebalan yang bersifat spesifik. misalnya ketika kita memberikan vaksin campak, maka diharapkan tubuh anak akan membentuk sel memori sehingga jika ada virus yang masuk dia mengenali," kata spesialis anak dr Bernie Endyarni dalam diskusi daring IDAI, Selasa (21/9/2021).
Vaksin influenza sendiri telah masuk dalam jadwal rutin imunisasi rekomendasi terbaru dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Orang tua juga disarankan memberikan suntikan vaksin flu pada anak setiap setahun sekali.
Hanya saja, meski gejala COVID-19 hampir mirip dengan flu, tetapi pemberian vaksin influenza tidak bisa dijadikan 'tameng' spesifik terhadap pencegahan Corona. Para ahli juga masih menunggu rekomendasi terbaru mengenai suntikan vaksin Corona bagi anak.
"Tapi memang vaksin influenza ini tidak memberikan perlindungan spesifik terhadap covid. Jadi kita masih menunggu kebijakan selanjutnya," pungkas dr Bernie.
Simak Video "Secara Global, Ada 500 Kasus Hewan Terinfeksi Virus Covid-19"
(kna/naf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar