IMF: Negara Korup Paling Doyan Aset Kripto - CNBC Indonesia

 

IMF: Negara Korup Paling Doyan Aset Kripto

SHARE
International Monetary Fund (IMF) logo is seen outside the headquarters building in Washington, U.S., as IMF Managing Director Christine Lagarde meets with Argentine Treasury Minister Nicolas Dujovne September 4, 2018. REUTERS/Yuri Gripas
Foto: Logo Dana Moneter Internasional (IMF) (REUTERS/Yuri Gripas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ternyata cryptocurrency sangat populer di negara dengan tingkat korupsi tinggi. Informasi ini disebutkan dalam sebuah laporan dari Dana Moneter Internasional (IMF) belum lama ini.

Laporan itu menunjukkan aset kripto "bisa digunakan untuk mengirimkan hasil korupsi atau menghindari kontrol modal". Namun, IMF tak menyebutkan nama negara secara spesifik, dikutip The Strait Times, Kamis (14/4/2022)>

Laporan itu juga menunjukkan solusinya. Misalnya dalam pertukaran mata uang digital, penerapan prosedur menengal pelanggan (KYC), yakni standar yang biasa untuk mencegah penipuan, pencucian uang, dan pendanaan terorisme.

ADVERTISEMENT

Image parallax1

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sejumlah negara memang telah melakukan kontrol seperti ini. Salah satu yang menerapkannya adalah Amerika Serikat (AS).

Seperti diketahui, berbagai negara di seluruh dunia mencari cara terbaik mengatur pasar kripto yang nilainya mencapai US$2 triliun. Tingkat pengawasan di tiap negara sangat variatif.

Data yang diambil itu berasal dari informasi yang dikumpulkan melalui survei dari perusahaan Jerman, Statista. Survei dilakukan di 55 negara, dengan 2 ribu hingga 12 ribu responden disetiap negara.

Dalam survei itu, para peserta ditanyakan tentang kepemilikan atau penggunaan aset digital pada tahun 2020 lalu.

Menurut IMF, hasil yang ada patut untuk diperhatikan. Selain itu, mereka juga mengatakan hasil surveiperlu ditafsirkan dengan sangat hati-hati karena ukuran sampel yang kecil. Selain itu, penelitian tersebut memiliki kualitas data yang tidak pasti.

Menanti Bursa Kripto Hadir Di Indonesia


(npb)

Baca Juga

Komentar