Kisah Sukses Mantan SPG Jadi Pengusaha Fesyen, Produk Diekspor ke Singapura hingga Taiwan

JAKARTA, iNews.id - Catherine Bunardi sukses menjadi pengusaha fesyen, dengan produk yang sudah diekspor ke sejumlah negara di Asia. Untuk sampai pada posisinya saat ini, dia mencapainya dengan bekerja keras dan pantang menyerah.
Merintis usaha dari nol bukan hal yang mudah, namun dia kegigihannya membuahkan hasil. Dia mengatakan, ketika rasa ingin menyerah hadir selalu teringat sosok Kartini yang tidak pernah menyerah untuk berjuang dari segala keadaannya.
"Arti Kartini bagi saya bukanlah pengorbanan melainkan perjuangan wanita harus terus berjuang untuk mencapai cita-cita dan kebahagiaannya," kata dia dikutip dari kanal YouTube CapCapung, Minggu (25/12/2022).
Pengusaha berparas cantik ini mengawali karirenya sebagai Sales Promotion Girl (SPG) ketika masih kuliah. Dia menuturkan, pertama kali terpikir menjajal bisnis di bidang fesyen lantaran lingkungan di sekitar tempat kuliah dan kerjanya kebanyakan perempuan.
Alasan lain memilih bisnis fesyen karena ketertarikan pada fesyen dan dukungan dari orang tua kekasihnya yang bekerja di bidang tekstil. Dari situ, dia memanfaatkannya untuk mencoba peruntungan di bidang bisnis pakaian.
"Di semester akhir baru mulai bisnis fesyen. Awalnya itu juga support pacar yang sekarang sudah jadi suami," ujarnya.
Dia bercerita, bersama kekasihnya kala itu, mereka menggunakan tabungan untuk mencoba bisnis fesyen. Dari modal Rp2 juta, mereka membeli barang di Tanah Abang, yang selanjutnya dipasarkan di grup SPG dan teman-teman kampusnya.
Kemudian bisnis yang dinamakan My Fahion Grosir (MSG) ini pun berkembang. Adapun produk yang ditawarkannya kebanyakan pakaian perempuan.
Selain menjual pakaian, tujuan Catherina membangun bisnis ini karena ingin menawarkan penghasilan bagi para pelaku usaha di bidang fesyen dengan mekanisme business to business (BtoB).
"Jadi ya My Fashion Grosir ini support dengan berbagai produk fesyen yang dijualkan kembali kepada reseller-reseller karena memang dari awal berdiri, awalnya jualnya grosiran baju tapi karena semakin mantap dengan visinya, MSG semakin berkembang sehingga sekarang ada empat microservices," ucap Catherine.
Keempat microservices, yakni MSG Dropship untuk orang-orang yang baru mulai jualan dan tidak memiliki modal. Kedua, MSG Wholesale untuk jualan grosiran. Ketiga, MSG Custom, yang menyediakan jasa Cut, Make and Trim (CMT). Terakhir, MSG Textile yang menyediakan material-material bahan-bahan untuk para garment fashion brand.
Editor : Jujuk Ernawati
[Category Opsiin, Media Informasi]
[Tags Featured, Pilihan,Kisah Inspirasi, Singapura,Taiwan]
0 Komentar