2 SOSOK yang Masih Dikenali David Ozora Saat Ia Tidak Mengenali Jonathan Latumahina Sebagai Ayahnya - Surya

 

2 SOSOK yang Masih Dikenali David Ozora Saat Ia Tidak Mengenali Jonathan Latumahina Sebagai Ayahnya - Surya.co.id

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
2 SOSOK yang Masih Dikenali David Ozora Saat Ia Tidak Mengenali Jonathan Latumahina Sebagai Ayahnya
instagram
Kolase foto David Ozora. Ada dua sosok yang selalu dikenali Cristalino David Ozora saat ia tak mengenali Jonathan Latumahina sebagai ayahnya. Siapa mereka? 

SURYA.co.id - Ada dua sosok yang selalu dikenali Cristalino David Ozora saat ia tak mengenali Jonathan Latumahina sebagai ayahnya.

Hal ini diungkapkan Jonathan dalam tulisan di Twitternya.

Menurut sang ayah, dua sosok tersebut adalah Bonny Sidharta dan Jimi Multhazam.

"Iya benar bahwa david belum ingat banyak hal, termasuk manggil gue masih nama doang," ujar Jonathan Latumahina dalam Twitter @seexsixsuck.

Kendati demikian, ada dua sosok yang masih diingat oleh David sampai dengan saat ini.

Kedua orang itu merupan musisi band metal yang sangat diidolakan oleh David Ozora.

"Tapi ada beberapa hal yang david selalu ingat, salah satunya om @BonnySidharta dan om @jimijimz. Tiap kehadiran 2 orang ini adalah barokah. Hormat," kata Jonathan Latumahina.

Lantas, siapa mereka sebenarnya?

Menurut penelusuran SURYA.co.id, tak banyak informasi pribadi Bonny Sidharta.

Bonny dikenal sebagai personel band Deadsquad pada tahun 2006 - 2014.

Ia pernah jadi personel band Tengkorak pada tahun 2004 - 2007.

Melansir dari Wikipedia, Jimi Multhazam lahir 11 Januari 1974.

Ia adalah seorang musisi dan seniman asal Indonesia.

Dia dikenal sebagai punggawa dari kelompok musik The Upstairs dan juga Morfem.

Meski telah tergabung dan membentuk banyak band, karier musik Jimi dimulai ketika dia bergabung band hardcore punk bentukan teman-temannya di Institut Kesenian Jakarta bernama Bequiet pada tahun 1997.

Bequiet dikenal dengan nuansa musiknya yang menggabungkan elemen hardcore punk dengan gaya vokal old-school hip hop. Bequiet telah menelurkan empat buah album sepanjang karirnya.

Beberapa tahun setelah bermain dengan Bequiet, Jimi membentuk The Upstairs di tahun 2001.

Jimi bersama The Upstairs meraih kesuksesan di kancah musik nasional arus pinggir mau pun arus utama melalui kesuksesan dua albumnya, yaitu Matraman (2004) dan Energy (2006).

Sebagai solusi untuk menangani kejenuhan ketika bermusik bersama The Upstairs,[6] Jimi menginisiasi pembentukan grup musik Morfem pada tahun 2009.

Berbeda dengan citra musik The Upstairs yang memainkan musik new wave, Morfem memainkan musik rock alternatif yang dikombinasikan dengan musik punk rock dan power pop.[8]

Setelah sekian lama menginginkan untuk bermain di sebuah band crossover thrash, di tahun 2018 Jimi merealisasikan proyek solonya yang diberi nama Jimi Jazz.

Jimi Jazz memainkan musik crossover thrash dengan lagu-lagu yang bertema seputar kenangan kehidupan masa muda Jimi.

Sosok Penanggung Biaya Perawatan David Ozora

Sementara itu, terungkap siapa penanggung biaya perawatan David Ozora selama berada di rumah sakit.

Terkait biaya perawatan ini sempat disinggung hakim tunggal Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Sri Wahyuni Batubara saat membacakan amar putusan untuk terdakwa anak berinisial AG (15) di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (10/4/2023).

Disebutkan, hingga kini David Ozora sudah 50 hari berada di ruang ICU RS Mayapada setelah dianiaya secara brutal oleh Mario Dandy Satriyo (20).

"Terhadap biaya pengobatan anak korban di rumah sakit sudah sebesar Rp 1,2 miliar," kata Hakim Sri.

Hakim menyebut pihak Mario Dandy, Shane Lukas (19), dan AG tidak memberikan bantuan apa pun untuk pengobatan David.

"Sampai saat ini tidak ada bantuan pengobatan dari keluarga saksi Mario Dandy Satriyo dan keluarga Shane Lukas dan juga dari keluarga anak (AG)," ungkap Hakim yang akhirnya memvonis AG tiga tahun enam bulan atau 3,5 penjara.

Terkait hal ini, banyak opini liar netizen yang menyebut pihak keluarga mendapat keuntungan dari kasus David Ozora.

Menjawab hal ini, ayah David Ozora, Jonathan Latumahina, merespons nyinyiran netizen di akun resmi Twitternya.

Ia mencuit bahwa selama ini biaya perawatan David ditanggung oleh pihak asuransi swasta.

"Gini ya netijen2 sotoy dan netijen2 bayaran tikus, david itu biaya rawatnya dijamin prudential karena gue udah join lama."

"Yang ditanggung pruden sampai 4M + 12, kalau mau tau tanya @nyonyakepiting aja," cuit Jonathan di akunnya.

Sebenarnya, kata Jonathan, ia bisa saja menjawab isu tersebut yang kadung melebar di masyarakat.

Namun, isu itu dinilainya tak penting.

"Gue bukannya males jawabin isu-isu itu dari dulu, menurut gue gak penting aja," cuitnya lagi.

Salah satu netizen kemudian menanggapi status yang dicuitkan oleh Jonathan.

Akun @fennyruth meminta Jonathan langsung menunjukkan kartu asuransi itu kepada warga net.

"Cape kak jelasin. Lgsg blg aja gw pake black card," katanya.

Jonathan membalas cuita @fennyruth dengan mengunggah sebuah foto kartu yang dimaksud.

"Iya," cuit Jonathan Latumahina singkat.

Diketahui, kartu black card Prudential ialah kartu ekslusif yang memberikan layanan rawat inap komprehensif, global dan manfaat yang berkembang.

Dengan kartu tersebut, biaya perawatan inap rumah sakit dibayarkan sesuai tagihan sehingga pasien hanya fokus kepada pemulihan.

Sebelumnya, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK)  sebagai pihak yang memberikan perlindungan kepada David Ozora masih menghitung nilai restitusi atau ganti rugi dalam kasus penganiayaan berat dialami Cristalino David Ozora.

Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo mengatakan pihaknya masih menghitung restitusi yang diajukan pihak keluarga David untuk proses hukum penganiayaan dilakukan Mario Dandy Satriyo (20).

"Iya, (pihak keluarga David) ajukan penilaian restitusi. Sudah ada timnya (yang menghitung)," kata Hasto saat dikonfirmasi di Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (2/4/2023).

Hal ini sesuai dengan isi Undang-undang Nomor 31 tahun 2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, bahwa korban tindak pidana memiliki hak mendapatkan ganti rugi dari pelaku.

Hasil penghitungan nilai restitusi yang dilakukan tim LPSK tersebut nantinya akan diserahkan kepada jaksa penuntut umum (JPU) menangani perkara lalu diajukan kepada majelis hakim.

"Untuk pendampingan psikologis (kepada David) belum, karena masih perawatan pemulihan fisik," ujar Hasto.

Sebelumnya, keputusan menerima permohonan perlindungan diajukan David tersebut diambil setelah Sidang Mahkamah Pimpinan (SMPL) LPSK yang dilakukan pada Senin (6/3/2023).

Selain karena permohonan perlindungan David memenuhi syarat formil dan materil, LPSK menyatakan kasus penganiayaan berat yang diderita David juga termasuk dalam tindak pidana prioritas LPSK.

Perlindungan diberikan LPSK kepada David meliputi pemenuhan hak prosedural pendampingan proses hukum, bantuan medis, dan rehabilitasi psikologis memulihkan trauma.

Sebelumnya, kuasa hukum David dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) GP Ansor, M Hamzah dalam wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Senin (6/3/2023).

"Kebetulan sahabat Jo (ayah David) ini adalah anggota GP Ansor, jadi kita dari GP Ansor menanggung (biaya perawatan David) itu semua," kata Hamzah.

Hamzah mengatakan hingga saat ini keluarga Mario sendiri belum memberikan bantuan biaya untuk pengobatan David.

"(Keluarga Mario) Belum, dan kita juga mampu kok untuk membiayai sendiri," tegasnya.

Meski begitu, Hamzah mengatakan biaya perawatan tersebut bisa direstitusi atau ganti kerugian jika dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) jika David sudah dalam perlindungannya.

 "Kalau pihak lain kurang tau, tapi dari menurut aturan hukum itu mempunyai hak untuk restitusi, mengenai biaya korban. Melalui LPSK nanti akan membantu (biaya pengobatan)" tuturnya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Tags:

Baca Juga

Komentar