Pilihan

#NewsFlash: Prediksi Euro: Spanyol vs Jerman 5 Juli 2024 - Bola.net - Google Berita

"Kiamat" Beras Ancam Bumi, Setelah India, Kini Arab & Rusia - CNBC Indonesia

 

"Kiamat" Beras Ancam Bumi, Setelah India, Kini Arab & Rusia

sef, CNBC Indonesia
News
Selasa, 01/08/2023 07:40 WIB
Foto: AP/Anupam Nath

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman "kiamat" alias kelangkaan beras kini mengancam bumi. Setelah India melakukan larangan eskpor pada beras non basmati 20 Juli lalu, kebijakan serupa dilakukan Uni Emirat Arab dan Rusia.

UEA sejak Jumat lalu, telah melarang ekspor selama empat bulan ke depan, termasuk beras asal India. Ini akan mencakup semua varietas termasuk beras merah, beras giling penuh atau sebagian, dan beras pecah.

"Perusahaan yang ingin mengekspor atau mengekspor kembali beras harus mengajukan permohonan kepada Kementerian Perekonomian untuk mendapatkan izin ekspor ke luar negeri," muat Reuters dan juga Al-Arabiya, dikutip Selasa (1/8/2023).

Harga beras kemungkinan naik di pemasok dan supermarket lokal di UEA. Tapi ini diyakini hanya sementara.

Sementara itu, mengutip Sputnix, Rusia juga mengatakan akan melarang ekspor beras dan menir hingga 31 Desember 2023. Alasannya untuk menjaga stabilitas di pasar domestik.

"Pemerintah memberlakukan larangan sementara ekspor beras dan menir beras," kata Kremlin melalui Telegram. "Pembatasan itu berlaku hingga 31 Desember 2023. Keputusan itu diambil untuk menjaga stabilitas pasar dalam negeri."

Meski begitu, larangan disebut tidak akan mempengaruhi negara-negara anggota Uni Ekonomi Eurasia- Armenia, Belarusia, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan- yang bergakung pada Rusia. Beras dan menir beras dapat dikirim ke luar negeri untuk bantuan kemanusiaan, serta dalam kerangka transportasi transit internasional.

Proporsi UEA dan Rusia dalam ekspor beras dunia memang tak begitu signifikan dibanding India. India adalah eksportir nomor satu, disusul Thailand dan Vietnam.

Vietnam?

Sementara itu, pejabat Vietnam juga mengomentari soal kemungkinan larangan ekspor beras. Namun, tetangga RI itu meyakinkan aturan itu belum akan terjadi.

"Saat ini, perusahaan Vietnam mengekspor beras secara normal," tegas pejabat Asosiasi Makanan Vietnam, yang mewakili pengolah dan pengekspor beras negara itu dan bekerja sama dengan pemerintah tanpa menyebut nama, dikutip Reuters.

Tapi harga beras Vietnam memang telah meningkat sejak aturan baru ditetapkan India 20 Juli. Ini di tengah panen musim panas-musim gugur yang sedang berlangsung.

Pedagang mengatakan harga beras pecah belah 5% di Vietnam naik menjadi US$550 hingga US$575 per metrik ton pada Senin. Ini tertinggi sejak 2011, dari kisaran US$515 hingga US$525 sebelum langkah India.

Sebelumnya, sehari setelah pengumuman pembatasan ekspor India, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam meminta asosiasi untuk memastikan pasokan beras domestik dan ketahanan pangan yang cukup. Pemerintah meminta para pedagang untuk menyeimbangkan antara ekspor dan penjualan domestik untuk menstabilkan harga domestik.

Menurut data awal pemerintah, pengiriman beras dari Vietnam dalam tujuh bulan pertama tahun ini diperkirakan meningkat sekitar 18,7% dari tahun sebelumnya menjadi 4,84 juta ton. Pendapatan dari ekspor beras pada periode tersebut naik 29,6% menjadi US$2,58 miliar.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek