Pilihan

Serangan di Turki-Palestina serta Lone Wolf di PrancisBy inews

Serangan di Turki-Palestina serta Lone Wolf di Prancis

By inews
inews.id
October 25, 2023
Pengamat Terorisme Irjen Pol
Pengamat Terorisme Irjen Pol

Irjen Pol (Purn) Hamidin Aji Amin

Mantan Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT, Pengamat Terorisme

BAGI yang mengikuti dan mengamati perkembangan gerakan terorisme global, tentu masih ingat pada 1 Oktober 2023 lalu terjadi bom bunuh diri yang mengguncang masyarakat di Turki. Menteri dalam negeri Turki pascakejadian menjelaskan dari hasil penyelidikan disimpulkan sementara bahwa kedua pelaku tiba di tempat kejadian dengan menaiki kendaraan angkutan yang mereka rampas dari seorang dokter hewan, yang mereka tembak. Mayatnya lalu dibuang di parit pinggiran jalan di Provinsi Kayseri.

Kedua pelaku kemudian menuju Ankara untuk melakukan aksi teror, namun seketika dipergoki aparat. Seorang pelaku lari dan meledakkan diri sedangkan pelaku lain ditembak kepalanya sebelum sempat meledakkan diri sendiri.

Serangan itu diakui oleh kelompok PKK (Partai Pekerja Kurdistan) sebagai bagian dari aksi mereka. Kejadiannya cepat sekali, hanya beberapa jam sebelum para anggota kabinet Turki kembali untuk bekerja, setelah liburan panjang musim panas selama lebih kurang tiga bulan.

Dalam pidatonya, Presiden Tayyip Erdogan menegaskan serangan PKK itu adalah "langkah terakhir terorisme".

Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya secara singkat menceritakan kepada media. "Dua polisi yang sangat terlatih yang hendak diserang melakukan perlawanan. Satu pelaku melakukan bunuh diri sementara pelaku lain melakukan perlawanan karena terindikasi akan membahayakan petugas terpaksa ditembak kepalanya. Beruntung kedua polisi yang diserang tersebut selamat, walau dalam kondisi luka serius dan harus dibawa ke rumah sakit untuk perawatan intensif."

Usai insiden serangan Ankara, Presiden Erdogan menegaskan, "para bajingan yang menargetkan kedamaian dan keamanan warga tidak akan mampu mencapai tujuan mereka dan mereka tidak akan pernah bisa."

Sang Presiden pun menegaskan rencana dan tujuan pemerintahnya untuk menciptakan zona aman sepanjang 30 kilometer di perbatasan Turki dengan Suriah untuk mengamankan perbatasan wilayah selatan dari serangan teror serupa. Untuk menekan gerakan teror tersebut, militer Turki mengerahkan sejumlah pesawat tempur dan menyerbu 20 target yang diduga dijadikan markas PKK di beberapa gudang, di beberapa penampungan, bahkan di gua-gua.

Wali Kota Sidakan di Kurdi Ihsan Chelabi menjelaskan, "pesawat-pesawat tempur Turki mengebom beberapa bagian wilayah Bradost sekitar pukul 21.20 waktu setempat, termasuk Desa Badran."


Sekilas Sepak Terjang dan Militansi PKK

PKK merupakan sebuah kelompok militan sayap kiri Kurdi yang telah dinyatakan oleh otoritas Turki sebagai kelompok teroris. Ini menyusul penegasan serupa yang disampaikan pula oleh negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat, yang menetapkan PKK kelompok teroris.

Suku Kurdi diperkirakan berjumlah sekitar 35 juta jiwa dan sebagian besar mendiami wilayah Turki, Suriah, Irak, dan Iran. Partai Pekerja Kurdistan (PKK) adalah kelompok separatis Kurdi yang yang mendominasi bagian utara Irak dan wilayah tenggara Turki. Kelompok ini sebagian besar anggotanya orang-orang dari etnik Kurdi Turki, yang mulai melancarkan kampanye kekerasan sejak tahun 1984.

Tujuan awal dari PKK untuk mendirikan negara Kurdi yang merdeka, membentuk negara sendiri di bagian tenggara Turki. Pada awal tahun 90-an, PKK yang awalnya hanya bergerak dan melakukan perlawanan di daerah pedalaman saja, kemudian mengembangkan sayap keterlibatan dalam aktivitas terornya ke wilayah perkotaan.

PKK pada awalnya dari tahun 1999 sampai bulan Juni 2004, sangatlah menghindari segala bentuk-bentuk kekerasan dan teror. Namun setelah sayap militan garis kerasnya mengambil alih kepemimpinan dan mengumumkan penghentian gencatan senjata yang justru dikenakan sendiri oleh PKK, situasi berbalik menjadi penuh warna kekerasan.

Pada tahun 2009, pemerintah Turki dan PKK melanjutkan perundingan damai. Namun, perundingan-perundingan tersebut macet setelah PKK melancarkan serangan pada bulan Juli 2011 yang menewaskan 13 orang anggota tentara Turki.

Dalam catatan, PKK dan pasukan-pasukan Turki telah berkali-kali terlibat bentrokan dalam kurun waktu tahun 2011 dan 2012. Paling sadis adalah serangan pada bulan Oktober 2011 yang menewaskan 24 orang anggota tentara Turki. Inilah insiden terburuk sejak tahun 1993.

Pada tahun 2018, PKK dilaporkan melancarkan berbagai serangan terhadap pasukan-pasukan keamanan Turki. Ini termasuk sebuah serangan yang diakui PKK dilakukan pada bulan November terhadap pangkalan angkatan darat Turki yang memakan banyak korban.

Karena serangannya mulai mengancam kepentingan global, maka pada tanggal 8 Oktober 1997, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menetapkan PKK sebagai Organisasi Teroris Asing (Foreign Terrorist Organization), sebagaimana pasal 219 Undang-Undang Keimigrasian dan Kewarganegaraan yang berlaku di negaranya.

Selanjutnya pada 31 Oktober 2001, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga telah menetapkan PKK adalah Teroris Global yang Ditandai Secara Khusus (Specially Designated Global Terrorist) sesuai dengan Perintah Eksekutif 13224. Sebagai akibat dari penetapan ini, semua kepemilikan dan kepentingan kepemilikan PKK di wilayah yurisdiksi Amerika Serikat diblokir dan warga Amerika Serikat secara umum dilarang untuk terlibat dalam transaksi apa pun dengan PKK. Tindakan-tindakan apa pun yang dilakukan secara sadar untuk menyediakan atau berusaha atau berkonspirasi menyediakan dukungan material atau sumber daya kepada PKK adalah tindakan kriminal.

Berdampak bagi Dunia

Saat tulisan ini dibuat, Selasa, 25 Oktober 2023, penulis sedang berada di Hotel Elisa, hanya beberapa langkah dari Norte dam Paris. Pagi hari, penulis ingin membawa cucu jalan ke Museum Louvre (bahasa Prancis: Musée du Louvre) karena seharusnya museum memang dibuka untuk umum. Namun tanpa penjelasan apa pun, petugas menyatakan museum ditutup.

Penulis pun mencari tahu apa penyebabnya. Akhirnya dari obrolan di kafe di samping Hotel de la Marine, penulis berpendapat alasan penutupan faktor pencegahan keamanan.

Betapa tidak? Penulis mendapat informasi saat ini, tepatnya sejak tanggal 14 Oktober 2023 lalu, ternyata Prancis telah menyiagakan 7.000 tentaranya untuk menjaga keamanan pascaseorang pria asal Chech menikam guru dan melukai tiga orang staf sekolah dewasa di sekolah di Arras, di Prancis timur laut.

Berita tersebut telah dirilis istana kepresidenan Elysee (The Guardian). Perdana Menteri Elisabeth Borne menegaskan, sementara ini negaranya akan berada dalam situasi waspada teroris. Kebijakan ini diambil pascaterjadi penikaman terhadap seorang guru bahasa Prancis Dominique Bernarddi, berumur 57 tahun, di sebuah SMA di kota Arras Prancis timur laut. Korban, sang guru meninggal di tempat, di halaman sekolah, karena kehabisan darah akibat beberapa luka tusukan di leher.

Jean-François Ricard, jaksa antiteroris Prancis menjelaskan, tersangka adalah pelaku tunggal bernama Mohammed M, lahir pada tahun 2003 di Republik Ingushetia di Kaukasus utara Rusia. Sang jaksa juga menerangkan bahwa saksi mendengar tersangka berteriak "Allahu Akbar, Allahu Akbar" berkali-kali sambil menyerang membabi buta guru dan staf di sekolah Gambetta-Carnot di pusat Arras tersebut. Akibatnya beberapa tempat keramaian dan kegiatan turisme seperti Museum Louvre sering kali tiba-tiba ditutup.

Karena secara teori penyebaran terorisme bersifat global, artinya bila terjadi serangan di suatu negara, maka sel terorisme di negara lain yang sedang tiarap aktivitas, berhibernasi (hybernated cell), atau yang sedang berada di negara lain dan menjalin dukungan sel di negara sahabat tersebut (relocated cell atau relocator) dan loyalis ideologi bisa saja tiba-tiba bangkit dan melakukan aktivitas.

Caranya mungkin yang pertama, membangun kekuatan baru atau menghidupkan sel lama. Namun, bila terendus aparat, maka cara yang kedua melakukan gerakan lone wolf, yakni dengan bunuh diri atau menyerang aparat maupun warga sipil yang tidak berdosa.

Semoga bermanfaat.

Editor : Maria Christina

Follow Berita iNews di Google News

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek